Beranda / Romansa / Aku (Bukan) Jodohnya / Bab 111 - Bab 120

Semua Bab Aku (Bukan) Jodohnya: Bab 111 - Bab 120

138 Bab

Bab 59A

"Kamu mau mengelak apa lagi, Key? Semua ini sudah jelas. Aku tidak sengaja menemukan semua foto itu di lemari ini. Foto itu seolah-olah ingin bertemu denganku." Dia menyerahkan foto kebersamaan dirinya dan Bastian kala mereka masih bersama. Foto yang dulunya dipajang di kamar. Namun ketika dirinya masuk tadi, dia tidak menemuinya. Sempat terpikirkan di benaknya, mungkin saja foto tersebut sudah disingkirkan sebelum Tisna mengetahuinya. Eh, ternyata dugaannya salah."Setelah aku divonis kanker stadium empat oleh dokter enam bulan yang lalu, aku bed rest dan stay home selama satu bulan. Aku merasa bosan. Aku mulai mengutik satu per satu kamar di rumah. Hanya untuk mengurangi rasa bosan dan menghabiskan waktu. Lalu, aku menemukan itu." Tisna menjelaskan panjang lebar awal mula menemukan foto itu."Tis, aku ...." Sulit rasanya Keysha mengaku suatu kebenaran. Perasaannya tidak enak, dia tidak ingin berbohong juga. Namun, bagaimana menjelaskan kepadanya, dia se
Baca selengkapnya

Bab 59B

Rasanya tak sanggup lagi wanita itu mendengarkan semua ucapan benar yang dilisankan temannya. "Ini kenyataannya. Pertemuan pertama kalian di kafe itu memang adalah rencanaku. Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri ketika kamu pamit ke toilet, dia menghampiri dan meminta penjelasanmu. Apa alasan kamu berpura-pura tidak mengenalnya? Aku juga sengaja menyuruhnya untuk mengantarmu pulang. Meski kamu tolak dan menghindarinya terus." Tisna terus berbicara padahal Keysha sudah memintanya berhenti. Bahkan, Keysha sudah menutup telinga dengan kedua tangan, tak sanggup mendengarkannya lagi."Aku tidak mau mendengarmu, Tis. Stop, please!"Kalimat yang terlontar di bibir Keysha tak dihiraukan wanita pengidap kanker itu. Dia terus menimpali ucapan seolah malam itu adalah malam terakhirnya."Membiarkan kalian berdua pulang bersama saat di Bandung, itu juga ideku. Aku mau kalian bernostalgia." Suara Tisna semakin melemah, deraian airmata pun
Baca selengkapnya

Bab 60A

Tisna terus menyalahkan diri sendiri, membuat Keysha langsung memeluknya dan menumpahkan kesedihan yang bertalu melalui airmata."Bukan salah kamu, Tis. Memang sudah diatur harus seperti ini jalannya oleh Tuhan." Keysha berucap sok bijak, padahal di lubuk hati sedang mengutuk takdir yang menimpanya. Namun, dia berusaha tidak menyalahkan siapapun karena sadar hal itu tidak akan mengembalikan Ikbal-nya untuk hidup kembali. Keduanya kemudian melonggarkan pelukan dan saling mengusap pipi yang basah."Bertahun-tahun aku mencari kalian, aku selalu berdoa agar kita dipertemukan. Ternyata empat tahun, aku sudah bertemu kalian, tetapi tidak tahu kalian adalah orang yang aku cari selama ini."Ada senyum dalam tangisan mereka. Lalu, Tisna melanjutkan ucapannya. "Tahun lalu, aku tak sengaja melihat dompet Gita. Di dalam dompet itu aku menemukan foto kalian bertiga. Ya, foto lelaki yang menyelamatkan jiwaku malam mencekam. Aku tanya ke Gita, itu sia
Baca selengkapnya

Bab 60B

"Hai, Keysha kesayangan!" Suara familiar itu menyambut saat dia menuju ke meja makan."Hai, Ibu. Apa kabar?" Dia menghambur memeluk wanita tua yang bernama Danisa itu."Baik, Sayang." Mereka saling mencium pipi kiri dan kanan. Sapaan sayang memang selalu ditujukan kepada wanita muda, mantan calon mantunya. Senyuman tercantik terlukis di wajah Keysha saat memandang Danisa yang masih terlihat sehat dengan kulit yang glowing."Ibu masih tetap cantik di usia seperti ini." Keysha mengaguminya dan selarik senyuman terbit di wajah yang sedikit berkeriput itu."Kamu bisa aja. Kamu juga Keysha-nya Ibu yang paling manis." Wanita tua itu memegang wajah yang mulai berubah menjadi merah muda."Gimana keadaan mamamu?" tanyanya."Baik, Bu. Cuma, ya, karena usia, kadang mama suka ngeluh sakit pinggang dan kaki. Kami pun tidak mengizinkan mama untuk melakukan banyak aktifitas lagi." "Ya, seharusnya memang seperti itu. Tapi bos
Baca selengkapnya

Bab 61A

"Maksud kamu, aku harus mundur sebelum perang itu usai?" sahut Ronald sedikit penekanan dengan mata sedikit melebar."Kamu cari kebenaran itu sendiri, Mas. Apa kamu belum peka dengan kejadian beberapa minggu ini? Mereka seperti pasangan serasi yang terpaksa harus dipisahkan."Ronald mendengus kesal. "Tis, itu hanya sepenggal masa lalu mereka yang semestinya sudah lenyap dari pikiran mereka. Aku akan memulai kehidupan baru bersama Keysha. Aku yakin Keysha sudah move on sejak bertemu aku." Ronald tidak mau mengakui kemenangan Bastian untuk mendapatkan Keysha kembali. Lagi pula, Bastian masih berstatus suami yang mempunyai ikatan pernikahan dengan adiknya. Toh, yang paling penting selama ini dia melihat Keysha tidak pernah merespons Bastian dengan baik."Semoga yang kamu katakan itu benar, tetapi entah mengapa aku tidak begitu yakin." Kalimat itu menjadi kalimat terakhir yang diucapkan Tisna sebelum Bastian memanggilnya.
Baca selengkapnya

Bab 61B

Tisna membingkai wajah lelaki ganteng itu dengan kedua telapak tangan. Wanita itu terus menimpali sedangkan Bastian masih bungkam, tak tahu bagaimana menjawabnya."Aku yakin kamu sudah mendengarkan semua percakapan kami semalam. Aku juga yakin kamu sudah tahu apa alasan utamaku kekeuh mempersatukan kalian kembali. Aku ingin membuang semua mimpi buruk yang selalu menyiksa dan menghantuiku selama ini. Aku tidak bisa tenang jika aku belum menjalankan amanah suaminya. Terakhir, aku juga yakin, lelaki yang pantas mendampinginya adalah suamiku sendiri, bukan Mas Ronald." Tidak ada air mata yang luluh, Tisna sudah memantapkan hati dari kemarin untuk menyiapkan kata-kata tersebut. Air matanya sudah kering dituangkan bersama Keysha malam tadi. Dia juga sudah siap menghadapi segala konsekuensi atas ide konyol itu."Dan satu hal lagi, Mas. Aku sudah meminta izin ibumu agar kamu menikahi Keysha. Kamu tahu bagaimana reaksi ibu?" Tisna melengkungkan bibir dan Bastian
Baca selengkapnya

Bab 62A

Setelah mereka bergerilya di toko buku dan toko olahraga, giliran Keysha masuk ke salah satu toko farmasi berwarna hijau. Matanya menyapu ke hampir seluruh etalase mencari suplemen yang diinginkan. Sampailah netranya berhenti tertuju pada salah satu suplemen cairan coklat dengan kemasan botol berwarna bening. Dia mengeluarkan ponsel dan menyamakan gambar dengan suplemen yang ada di depan mata."Yes, ini madu yang aku cari."Wanita itu membatin dengan menyunggingkan senyuman puas. Lalu, dia mengecek kondisi botol dan tanggal kadarluarsa suplemen."Itu madu apa?" Suara yang tiba-tiba membuat gerak refleks Keysha seperti terkena sengatan listrik."Kaget, ya? Sorry, aku nggak sengaja." Lelaki itu terkekeh geli, merasa lucu melihat reaksi terkejutnya."Ini madu hitam dikombinasi dengan rempah-rempah. Dapat dari rekomendasi teman, bagus untuk lambung kita.""Oh, ya?" Ronald meraih satu botol yang ada di etalase dan mengamati
Baca selengkapnya

Bab 62B

"Tindakan kalian sangat tidak mencerminkan kalau kalian itu lelaki. Siapa yang menyuruh kalian melakukan semua ini? Berapa bayarannya? Lepaskan anak itu dan aku akan membayar 10 kali lipat dari bayaran yang kalian terima."Kedua preman itu saling menautkan pandang dan meminta tanggapan. Iya, tawaran itu sangat menggiurkan yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya."Gimana?" Mereka mulai bimbang dan saling memandang."Kalau bos marah gimana? Lo mau tanggung jawab?" Samar-samar terdengar negosiasi dari kedua preman tersebut."Kaburlah setelah dapatkan uang itu, masa lo diam aja. Lagian nggak bakal ketahuan kalau nggak ada yang bocor salah satu dari kita." Preman lain menimpali tanggapan temannya. Jari Ronald tak berhenti meminta bantuan call centre polri di 110 saat mereka sedang bernegosiasi. Namun, belum selesai mereka bernegosiasi, seorang lelaki datang menyerang dan memberi pukulan kepada lelaki yang memiting leher Gita. Seketika le
Baca selengkapnya

Bab 62C

Pisau itu berhasil menancap ke perut Bastian. Ya, Tuhan. Darah segar berbau amis bercucuran keluar dari tubuh itu. Detik itu pula, Bastian jatuh tak sanggup menahan sakit sambil memegang bagian yang terluka tersebut.Setelah melihat kejadian itu, tanpa pikir panjang Ronald mengejar lelaki misterius yang langsung kabur dari tempat tersebut. Sekuat tenaga dia berlari dan harus mendapatkan si pelaku keji. Tidak boleh ada ampun karena baginya tingkat kejahatan itu sudah di luar batas nalar manusia.Beruntung, kondisi di sana banyak mobil yang melintas sehingga mengganggu arah lari sang pria misterius. Pria berjaket hitam itu terperangkap dan Ronald berhasil menghentikan aksinya yang hendak kabur. Secepat itu pula, Ronald menarik kerah baju lalu melakukan beberapa hantaman ke wajah dan tubuhnya. Lelaki itu oleng dan pisau yang dipegang pun terlepas.Beberapa satpam yang masih berada di sana ikut menyerang dan meringkus pria yang berniat kabur tadi. Setelah dikira aman, R
Baca selengkapnya

Bab 63A

"Kami sedang menanyakan stok yang ada PMI, Bu. Namun, kami tidak bisa menjamin adanya stok atau tidak. Kami sedang berusaha semaksimal mungkin. Akan tetapi, kami sangat berharap dari pihak keluarga ada yang bisa menemukan pendonor, untuk jaga-jaga saja dan memastikan ketersediaan darah."Mereka saling berpandangan dan memikirkan siapa kira-kira di antara mereka yang bisa menjadi pendonor jika memang benar stok di PMI sedang kosong."Setelah kami observasi tadi ternyata perut pasien tersobek lumayan dalam. Kami akan segera melakukan tindakan lebih lanjut untuk melihat apakah ada organ dalam yang terkena imbas dari penusukan tersebut. Jika itu terjadi, kemungkinan pasien harus dioperasi." Dokter memberitahu kondisi luka dan menyarankan untuk segera menandatangani surat tindakan dari pihak keluarga.Jantung Keysha bagai ditikam golok, perih tetapi tidak terinfeksi setelah mendengar kondisi terkini dari Bastian. Dia masih syok melihat tragedi penusukan langsu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status