"Operasi akan segera kami lakukan karena lima kantong darah sudah kami dapatkan. Namun, mohon Bapak tetap mencari pendonor untuk menggantikannya. Saya permisi dulu, Pak." Dokter itu pamit dan berlalu masuk ke ruang operasi dengan tergesa-gesa.Tak henti bibir Keysha dan Tisna mengucap syukur atas kabar baik dari dokter. Meskipun mereka harus menunggu lagi hasil dari tindakan operasi, setidaknya Bastian sudah mendapatkan tindakan langsung dari dokter."Key, kamu istirahat ya, atau kamu mau makan?" Tisna mencoba berbicara dengan wanita yang sejak tadi belum berkata apapun. Dia menggeleng dan mata sembab itu menatap lantai keramik putih dengan tatapan kosong. "Key, kamu bisa sakit kalau begini terus, Gita membutuhkanmu." Tisna tahu senjata pamungkasnya adalah Gita. Dia sengaja menyebut nama itu sebagai alasan Keysha bertahan hidup dan menjaga kesehatannya. Benar saja, setelah nama Gita disebut, wajah Keysha berpaling ke arah Tisna yang lebih tegar ketimbang
Read more