Home / CEO / Istri Boneka Sang Presdir / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Istri Boneka Sang Presdir: Chapter 1 - Chapter 10

26 Chapters

BAB 1 : Pernikahan Palsu

“Hanna ingatlah, jangan pernah menganggap pernikahan ini sebagai pernikahan sungguhan.”Arsenio melepaskan cincin pernikahan yang baru saja disematkan beberapa jam yang lalu di jarinya, kemudian memasukkannya ke dalam kotak beludru dengan sikap malas.Di hadapan Arsenio, Hanna hanya bisa terdiam. Pandangan matanya terus tertuju pada permukaan lantai, dia merasa enggan untuk memandang Arsenio secara langsung.“Aku tahu …” Hanna akhirnya berkata, “Aku juga memahami itu. Namun, tidak bisakah kamu memberiku kesempatan untuk menjadi istrimu yang sesungguhnya?”“Jangan membuatku tertawa.” Arsenio mendengus, “Bukankah kamu ingin menikah denganku hanya karena ingin menaikkan ketenaranmu?”Selama beberapa saat, Hanna tidak membalas ucapan Arsenio. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia merasa begitu sakit hati dan tidak terima disangka sebagai wanita pengeruk harta. Akan tetapi, pada kenyataannya memang dia menikah dengan Arsenio karena ingin mendapatkan banyak keuntungan.Dia terpaksa harus menikah
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

BAB 2 : Malam Pertama Tanpa Cinta

Malam itu, tepatnya pada malam pertama pernikahan mereka, Hanna merebahkan dirinya di atas tempat tidur, menjadi simbol atas kesiapannya untuk melakukan kewajiban sebagai seorang istri.Hanna memalingkan wajahnya dari Arsenio, dia merasa lebih senang menatap kaca jendela alih-alih suaminya yang tengah melepaskan jas dan kancing kemejanya.“Hanna, aku tidak memaksamu untuk melakukan ini,” tegas Arsenio. Mungkin pria itu hanya tidak ingin dianggap sebagai pemerkosa istrinya sendiri.Hanna berbisik, “Aku tahu. Aku sendiri yang menyepakati perjanjian kita. Karena itu, kamu tidak perlu ragu-ragu untuk menyetubuhiku.”Karena Hanna rela melakukan apa saja demi memenuhi keinginan Aditya yang berharap Hanna mendapatkan ketenaran dari Arsenio.Akan tetapi, kini Hanna juga mendapatkan keuntungan lain dari Arsenio, yaitu perlindungan yang tidak ada di bawah pengawasan Aditya.Mungkin pernikahan itu adalah kesempatan Hanna untuk melepaskan diri dari Aditya. Mungkin saja hal buruk yang menimpanya t
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

BAB 3 : Merasa Seperti Wanita Panggilan

Arsenio, “Baiklah, aku tidak akan pernah menciummu.”Mereka tidak berniat untuk membangun rumah tangga yang dipenuhi oleh cinta, sehingga tidak ada gunanya untuk memperdebatkan hal sepele seperti ciuman.Hanna mencengkram seprai begitu Arsenio kembali memulai permainan mereka. Ada rasa sakit yang menyerang tubuh bagian bawahnya, tetapi Hanna sama sekali tidak protes karena berpikir rasa sakit itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan keuntungan yang bisa ia dapatkan setelah ini.Sayangnya, pikiranya tidak dapat mengontrol tubuhnya. Tanpa sadar, air mata menuruni pipi Hanna karena tidak kuasa menahan rasa sakit tersebut. Kedua tangannya kemudian mencengkram lengan kekar Arsenio, lalu menancapkan kuku-kukunya sampai meninggalkan bekas cakaran di lengan Arsenio.“Apa kau ingin membunuhku?!” pekik Hanna pada akhirnya.Arsenio mendengus pelan, “Pertama kali memang terasa sakit, tapi cobalah tahan sebentar.”Hanna meringis, dia awalnya tidak mempercayai kata-kata Arsenio karena meng
last updateLast Updated : 2022-09-07
Read more

BAB 4 : Janji Yang Tak Diharapkan

“Jangan sedih, Ayah akan sering-sering mengirim pesan ke Thumbelina. Meski kamu sudah menikah, Ayah pasti tidak akan melupakan Thumbelina.”Setelah mengucapkan kata-kata manis, intonasi Aditya tiba-tiba saja berubah dingin. “Berusahalah untuk mendapatkan perhatian dan harta dari suamimu itu. Kalau kamu gagal menaikkan karirmu, maka kamu sudah tahu konsekuensinya.”Gemetar di tubuh Hanna semakin kuat hingga dia juga merasa menggigil. Aditya selalu seperti itu, memperlakukan Hanna dengan manis pada awalnya, kemudian akan menghukumnya apabila Hanna gagal memenuhi ekspektasi yang dia buat.Seandainya pernikahan Hanna tidak menghasilkan apa-apa, maka Aditya pasti akan memaksanya bercerai dan memberikan hukuman berat kepadanya.“Thumbelina mengerti Ayah,” bisik Hanna. “Kira-kira, kapan Ayah akan mengunjungiku?”“Hmm … sayangnya Ayah tidak bisa mengunjungimu dalam waktu dekat. Beberapa minggu ke depan Ayah ada pekerjaan di luar negeri, jadi mungkin hanya bisa mengirim pesan kepadamu.”Seketi
last updateLast Updated : 2022-09-07
Read more

BAB 5 : Bertemu Adik Ipar

“Thumbelina! Akhirnya kamu sampai juga. Aku sudah menunggu-nunggu kamu dari pagi, aku pikir kamu tidak jadi datang hari ini.”Hanna lumayan terkejut saat salah satu adik Arsenio langsung berlari keluar rumah begitu Hanna sampai di kediaman Arsenio.Ketika Hanna perhatikan lebih lanjut, Hanna menebak bahwa wanita di hadapannya adalah Karina Tanya Ganendra, adik terakhir dari Arsenio yang memiliki wajah secantik mutiara.“Maaf, aku terlambat. Tadi jalanannya sangat macet,” kata Hanna seraya tersenyum, berusaha agar terlihat baik di hadapan Karina.Karina segera mengibaskan tangannya. “Jangan khawatir, kamu nggak perlu minta maaf. Aku cuman tidak sabar buat ketemu kamu! Kemarin kita tidak sempat ngobrol karena pestanya sangat ramai, bahkan aku susah mendekati kamu saat kamu selalu jadi pusat perhatian di pesta.”Hanna, “Ah, itu kesalahanku. Seharusnya aku lebih memperhatikan adik ipar di pesta daripada tamu yang lain.”“Eh? Aku tidak mengatakan itu untuk membuat kamu merasa tidak enak. S
last updateLast Updated : 2022-09-07
Read more

BAB 6 : Tidur Di Kamar Yang Sama

Pada hampir tengah malam, suara mobil Arsenio terdengar di depan rumah. Hanna lantas mengintip dari jendela kamarnya, dan mengamati sosok Arsenio yang baru saja keluar dari mobil, menampakkan wajah tampannya yang sempat membuat Hanna terpana selama beberapa detik.Jika saja pernikahannya dengan Arsenio tidak mengandung pemaksaan, mungkin saja Hanna bisa jatuh cinta dengan pria itu. Sayangnya mereka sudah terikat kontrak untuk tidak jatuh cinta.Berselang beberapa saat kemudian, Arsenio masuk ke dalam kamarnya dan menampakkan wajah terkejut begitu melihat Hanna.“Apa yang kamu lakukan di kamarku?” tanya Arsenio.Hanna menjawab dengan acuh. “Sekarang aku adalah istrimu, wajar jika aku tidur bersamamu.”Arsenio, “Kita hanya pasangan pura-pura, jadi untuk apa tidur bersama? Siapa yang memperbolehkanmu masuk ke dalam kamarku?”“Adikmu, Karina. Dia bahkan bilang aku boleh mendekorasi kamar ini sesuka hatiku.”Arsenio sontak berjalan ke hadapan Hanna dan menampakkan wajah dinginnya seperti b
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

BAB 7 : Malam Panas Yang Panjang

Arsenio mengedipkan kelopak matanya beberapa kali, tidak menyangka bila Hanna akan protes dengan kelakuannya tadi pagi.“Maaf, tadi pagi aku buru-buru, sehingga tidak sempat membantumu bersih-bersih.”Seketika Hanna terkesiap. Sama sekali tak terbersit di dalam pikiran Hanna bila pria yang selalu tampak dingin itu bisa mengucapkan kata maaf.“Asal kamu tidak mengulanginya lagi … maka aku tidak akan mempermasalahkan hal itu lagi,” bisik Hanna.Saat ini, Hanna benar-benar tidak bisa menebak isi pikiran Arsenio. Pria itu berulang kali menegaskan kalau dia membenci Hanna dan hanya menikahinya karena tuntutan dari ayahnya. Namun, pada kenyataannya Arsenio tidak pernah mengasarinya. Jangankan memukul Hanna, pria itu bahkan masih berusaha membuat Hanna menikmati kegiatan panas mereka kemarin malam.Jika saja kata-kata yang keluar dari mulur Arsenio tidak tajam, mungkin Hanna tidak akan tahu kalau pria itu membencinya.“Kamu sudah siap?” tanya Arsenio.Hanna mengangguk pasrah. “Ya, aku akan
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

BAB 8 : Wanita Lain

Awalnya, Hanna berpikir mungkin suasana hangat yang sempat mereka ciptakan kemarin berhasil meluluhkan hati Arsenio. Namun, wanita itu salah besar, karena Arsenio tetap mempertahankan sikap acuhnya keesokan harinya.Walaupun pria itu memenuhi janjinya untuk membersihkan tubuh Hanna setelah mereka selesai bermain-main. Arsenio tetap saja tidak mau bicara banyak dengan Hanna, bahkan suaminya itu cenderung mengabaikan Hanna.‘Apa ini yang dirasakan oleh para wanita penghibur di luar sana? Saat malam dipuji-puji, lalu akan dibuang begitu pagi hari datang,’ keluh Hanna di dalam benaknya.Hanna menghela napasnya, kemudian duduk di tempat tidur, sementara Arsenio sedang mengenakan dasinya dan bersiap-siap pergi ke kantor walau matahari belum terbit.“Kamu sudah mau berangkat kerja?” tanya Hanna.“Ya, ada rapat penting hari ini.”Entah mengapa, Hanna merasa sepertinya Arsenio sengaja berangkat pagi-pagi bukan karena pekerjaannya, melainkan karena ingin menghindar dari Hanna.“Tidak ingin sara
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

BAB 9 : Dicemooh Oleh Wanita Lain

Semenjak selesai sarapan, dia terus berjalan mondar-mandir di dalam kamar seraya menggigit ujung jarinya.Hari ini Karina sedang pergi ke kampusnya, sehingga Hanna akan merasa sangat canggung bila ditinggal bersama Vanessa dan Tiana. Terlebih Vanessa bukan tipe orang yang bisa memecahkan suasana dengan mudah.Terus memikirkan hal itu malah membuatnya bertambah cemas.Hanna memang seperti itu, dia selalu mempunyai kecemasan tinggi apabila diharuskan berkenalan dengan orang baru.Jika hanya berkenalan dengan rekan kerja, Hanna masih bisa menahan kecemasannya. Tapi kalau sudah berurusan dengan kenalan pribadi, maka Hanna selalu takut akan ada hal buruk yang menimpanya.Ketika hati Hanna masih diliputi kegelisahan, tiba-tiba saja Vanessa memanggilnya dari luar ruangan.“Hanna, Tiana baru saja datang. Apa kamu udah sehatan?” tanya Vanessa.Hanna terkejut, tidak menyangka Tiana akan datang lebih pagi dari perkiraan.Dia ingin melarikan diri tapi takut mempunyai kesan yang buruk di hadapan t
last updateLast Updated : 2022-09-19
Read more

BAB 10 : Memasak Untuk Presdir

Sesaat usai Vanessa kembali, Hanna buru-buru minta izin untuk beristirahat di kamar karena merasa perutnya tidak nyaman. Vanessa tentu saja mengizinkannya pergi karena merasa khawatir.Padahal, sebenarnya Hanna hanya tidak tahan ada di dekat Happy yang semakin lama ingin mendekatinya dan bahkan terlihat meminta elusan.Selain itu, entah mengapa Hanna juga tidak terlalu senang berada di sekitar Tiana. Sebagai orang yang biasa memalsukan sikap di depan media, tentu Hanna bisa tahu apakah seseorang bersikap asli atau tidak di depannya.Menurut Hanna, sikap Tiana itu terlihat palsu, sehingga membuat Hanna tidak tahan.Mungkin perasaan itulah yang dirasakan oleh Arsenio setiap kali melihat Hanna.Sayangnya, kepalsuan Tiana terlihat sangat alami, sehingga dia tidak membuat Arsenio merasa muak.“Tapi setidaknya dia kasih saran kepadaku,” kata Hanna di dalam hati.“Apa sebaiknya aku mulai belanja bahan hari ini biar besok tinggal masak?”Ketika Hanna sedang berpikir sambil berjalan ke dapur u
last updateLast Updated : 2022-09-19
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status