Home / Romansa / CEO Galak, Cintai Aku! / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of CEO Galak, Cintai Aku!: Chapter 81 - Chapter 90

137 Chapters

#81

Ruangan Senja berubah hening. Mentari tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya barusan. Bosnya itu baru saja berkata bahwa dia ingin menjadi sugar daddy-nya. Apa Senja baru saja membenturkan kepalanya entah di mana? Yang benar saja! Sepertinya akal sehat Senja sudah terganggu karena merasa kesal dengan dirinya yang makan siang bersama Samudra tadi. Heran. Sebenarnya, siapa yang sudah dewasa di sini? Bosnya mungkin memang lebih tua darinya, tapi terkadang kelakuannya seperti Angelica Abimana, anaknya sendiri. “Kenapa kamu diam? Saya bertanya sama kamu.” Senja turun dari atas meja dan mendekati Mentari. Dia berdiri tepat di depan Mentari, menunduk agar bisa menatap sekretarisnya itu. Kekagetan pada raut wajah dan tatapan Mentari sangat menyenangkan untuk Senja, membuatnya ingin mengukir sebuah senyum, tapi menahan diri karena sedang merasa jengkel pada Mentari yang bisa-bisanya melakukan kencan makan siang dengan Samudra. “Saya bisa jadi sugar daddy ka
last updateLast Updated : 2022-11-15
Read more

#82

“Dia terlalu lama.” Senja Abimana mengetuk meja di depannya dengan jari telunjuk. Keningnya mengerut dan kesabarannya mulai terkikis. Tangan kirinya memegang ponsel yang didekatkan ke telinga. Di atas meja di hadapannya, beberapa potong kue dan segelas kopi susu tersaji. “Siapa yang terlalu lama?” tanya Awan di seberang sana. Saat ini, Senja memang sedang menelepon Awan sambil menunggu kedatangan Mentari. “Lo lagi nunggu seseorang?” “Si anak kecil yang sekarang jadi sekretaris gue,” gerutu Senja. Cowok itu menarik napas panjang dan memijat pangkal hidungnya. “Gue nyuruh dia untuk datang ke rumah dan nemenin Angel, sementara gue dan lo pergi menemui klien kita di hotel Asparagus. Gue nunggu dia di kedai kue waktu itu. Jam kantor udah selesai sepuluh menit yang lalu, tapi sampai detik ini, batang hidung bocah itu belum juga muncul di depan muka ganteng gue!” Senja bisa mendengar dengusan Awan di ujung sana. “Benar-benar narsis. Look, kalau
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

#83

Memuakkan. Hanya satu kata itu yang melintas di benak Embun Kurniawan, tatkala dia melihat kesombongan dan keberanian Mentari. Kedua tangannya mengepal kuat di sisi tubuh. Matanya tak henti menatap tajam dan dingin ke arah Mentari. Lalu, tatapannya beralih pada Senja. Cowok yang sudah lama dicintainya itu, kini lagi-lagi tidak berhasil dia dapatkan. Pertama karena Serena, kedua karena cewek sialan di hadapannya. Belum lagi Serena meninggalkan sesuatu yang kini sangat dekat dengan Mentari, seolah-olah Serena merestui Senja dengan Mentari, tapi tidak dengannya. Angelica Abimana. Sialan! Tentu saja Embun tidak akan membiarkan Senja lepas begitu saja dari genggamannya. Dia sudah menunggu cukup lama untuk memiliki Senja. Dan begitu Serena, penghalang hubungannya dengan Senja sudah tiada, mana mungkin Embun membiarkan tikus kecil menyebalkan seperti Mentari menghalangi keinginannya? Dia akan menghancurkan tikus kecil itu dengan satu kali injakkan.
last updateLast Updated : 2022-11-17
Read more

#84

Mentari Chrysaslis sedang mengalami krisis besar. Jantungnya berdegup kencang dan cepat, hingga dia takut semua orang di dunia bisa mendengarnya. Napasnya mandek di tenggorokan, tidak mau keluar dari hidungnya dan tidak bisa kembali ke paru-parunya. Matanya membulat maksimal, mungkin mengancam akan keluar dari rongganya dalam beberapa detik ke depan. Wajahnya memanas seolah dibakar, hingga cewek itu takut akan ada warna merah yang muncul di kedua pipinya. Intinya, Mentari Chrysalis sedang tidak berada dalam kondisi yang sehat, akibat mendengar pengakuan Senja Abimana barusan. Kini, Mentari memberanikan diri menoleh ke samping untuk menatap bosnya itu. Senja hanya diam saja, tapi raut wajah dan tatapan matanya terlihat sangat serius. Tidak ada tanda-tanda bahwa dia sedang bercanda di sana. Dan hal itu memperparah kondisi jantungnya. Tangan kanan Mentari terangkat ke dada untuk meredam debaran jantungnya yang meliar itu. “Kenapa? Kamu meng
last updateLast Updated : 2022-11-18
Read more

#85

Ketika sampai di rumah Senja, Angelica Abimana sudah menunggu di ruang tamu bersama dengan Awan. Senja tidak menyangka kalau sahabatnya itu justru datang ke rumahnya alih-alih langsung ke tempat pertemuan mereka dengan klien. Lalu, dia ingat bahwa tadi, dia sempat menelepon Awan dan membicarakan mengenai kekhawatirannya atas keterlambatan Mentari. Kemudian, Senja langsung memutuskan panggilan secara sepihak dan tidak menghubunginya lagi sampai detik ini. Mungkin, sahabatnya itu juga merasa khawatir pada Mentari. “Angel!” “Tante Mentari!” seru Angelica penuh semangat. Dia turun dari sofa dengan dibantu oleh Awan dan berlari ke arah Mentari sambil tertawa riang. Lalu, Angelica memeluk kedua kaki Mentari, membuat Mentari langsung mengangkatnya ke dalam gendongan. Diciumnya pipi gembil milik Angelica yang sangat menggemaskan dan terlihat seperti mochi menurut Mentari. “Tante, main di sininya lama, kan?” “Hm....” Mentari nampak be
last updateLast Updated : 2022-11-19
Read more

#86

Mobil Senja berhenti tepat di depan pagar rumah Mentari. Rapat yang diadakan oleh Senja, Awan dan beberapa klien yang ingin menawarkan kerjasama antar perusahaan itu berlangsung cukup lama. Mentari bahkan sampai ketiduran di ranjang Angelica, bersama dengan anak menggemaskan itu dan saling berpelukkan. Untung saja Mentari sudah menghubungi kakaknya sebelumnya dan berkata bahwa dirinya harus lembur. Sebenarnya Mentari tidak enak juga kalau harus berbohong. Tapi, kalau Mentari berkata dia ada di rumah Senja, Gerhana pasti akan kebakaran jenggot dan akan datang untuk menjemput Mentari. Dan, perdebatan di antara kakak serta pacarnya adalah hal terakhir yang diinginkan oleh Mentari. “Udah sampai,” kata Senja dengan nada lembut. Mentari tersenyum dan mengangguk. Dia masih sedikit canggung dengan sifat Senja yang lembut ini. Mentari lebih terbiasa dengan sifat Senja yang galak dan hobi marah-marah. Cewek itu kemudian membuka sabuk pengamannya dan menatap Senja. “Maaf,
last updateLast Updated : 2022-11-20
Read more

#87

“Tadinya, kalau sampai lo nggak nganterin adik gue pulang, setelah lo menyuruh dia untuk lembur sampai semalam ini, gue akan mendatangi lo besok sambil membawa golok.” Senja meringis dan mengangkat sebelah tangannya untuk menyapa. Cowok itu melirik ke arah Mentari yang ada di sampingnya, yang kini sibuk memalingkan wajah untuk menyembunyikan senyumannya. Pasti kekasihnya itu sangat ingin tertawa melihatnya dimarahi oleh calon kakak iparnya sendiri. “Mana mungkin gue membiarkan sekretaris gue pulang sendiri malam-malam begini? Gue bertanggung jawab sama keselamatan semua karyawan gue. Dan lagi, apa gue bisa membiarkan cewek seceroboh Mentari, yang suka hilang mendadak karena gampang kehasut sama orang asing, berkeliaran malam-malam sendirian walau tujuannya pulang ke rumah?” Mendengar itu, Mentari mengerjap dan menoleh ke arah Senja. Dia melotot ganas. “Hei! Apa maksud Bapak ngomong tentang saya seperti tadi?” “Kenyataan, kan? Apa saya ha
last updateLast Updated : 2022-11-21
Read more

#88

Rapat dengan klien selesai lebih cepat daripada yang diperkirakan. Mentari tersenyum manis ke arah para klien yang mulai meninggalkan ruang rapat satu per satu dan sedang bersalaman dengan Senja. Begitu semua orang sudah keluar dari ruang rapat dan pintu tertutup, Mentari langsung menghilangkan senyumannya. Dia mendesah lelah dan menaruh berkas-berkas yang dipeluknya di atas meja. Kemudian, Mentari menarik kursi dan duduk di sana. Dia menaruh kepalanya di atas meja dan memejamkan kedua mata. Sangat lelah. Suara kekehan Senja membuat kedua mata Mentari terbuka. Dia menatap Senja yang masih duduk di kursinya sambil bersedekap dan menyilangkan kaki kanannya ke kaki kiri. Pose yang lagi-lagi terlihat menggoda bagi Mentari. Kalau Mentari tidak kuat iman, mungkin cewek itu sudah akan berlari ke arah Senja dan menerkamnya. “Sini, Mentari,” panggil Senja seraya menepuk pangkuannya. Mengisyaratkan Mentari untuk duduk di sana. Hilang sudah kekuata
last updateLast Updated : 2022-11-22
Read more

#89

Setengah jam sebelumnya....Mentari baru saja keluar dari toilet, ketika dia tidak sengaja melihat kedatangan Awan. Sahabat dari kekasihnya itu sepertinya tidak menyadari kehadirannya, karena memang posisi Mentari yang berada di belakang Awan dan Awan sedang memeriksa ponselnya. Sambil menyeringai jahil, Mentari mengendap-endap di belakang Awan, lalu mengagetkan cowok itu dengan cara menepuk punggungnya sambil berseru. Otomatis, Awan berteriak dan buru-buru menutup mulutnya lagi dan menoleh cepat. “Mentari!” gerutunya. Dia menarik napas panjang dan mengusap dadanya untuk mengurangi debaran jantungnya yang meliar. “Lo benar-benar iseng, ya. Kalau gue jantungan, gimana?” “Ya nggak gimana-gimana, Pak. Nanti saya teleponin ambulans, supaya Bapak dibawa ke rumah sakit. Lagi pula, kata pak Senja, saya boleh menjahili Bapak sesuka hati saya.” Sambil mengerjap, Awan mendengus. “Emang kurang ajar itu orang. Di mana dia? Belum pulang, kan? Soalnya
last updateLast Updated : 2022-11-23
Read more

#90

“Gila! Dia kayaknya marah sama gue. Tapi, kenapa?” “Senja marah sama lo?” tanya Samudra sambil menaikkan satu alis, ketika tadi dia tidak sengaja mendengar Mentari bergumam. Cowok itu menyandarkan punggungnya dan bersedekap. “Kenapa dia marah sama lo? Bukannya barusan lo bilang kalau dia hanya memberikan pekerjaan sama lo?” Mentari menarik napas panjang dan memijat pangkal hidungnya. Dia menaruh ponselya kembali ke tas dan memutuskan untuk menghadapi Senja nanti saja. Saat ini, mau Mentari menjelaskan apa pun kepada kekasihnya itu, pasti tidak akan masuk ke dalam otak Senja. Pasti Senja akan melempar tantrum seperti biasa, seperti yang biasa dilakukan oleh Angelica Abimana, anaknya yang lucu dan menggemaskan itu, jika sedang merajuk. “Jadi, tadi ada sedikit kesalahan dalam kerjaan gue,” dusta Mentari, membicarakan kesalahan beberapa rekan-rekannya untuk dijadikan alasan. “Dan kayaknya, setelah gue perbaiki, masih ada kesalahan juga. Ini pekerjaan ya
last updateLast Updated : 2022-11-24
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status