Home / Romansa / CEO Galak, Cintai Aku! / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of CEO Galak, Cintai Aku!: Chapter 51 - Chapter 60

137 Chapters

#51

Sama seperti Angelica Abimana. Mentari sudah pernah melihat Angelica Abimana merajuk karena dilarang untuk makan es krim oleh ayahnya waktu itu, akibat anak kecil menggemaskan tersebut sudah memakan es krim sebelumnya. Wajah cemberutnya, ekspresi kekesalannya, matanya yang memicing tajam, semuanya yang sedang diperlihatkan oleh Senja Abimana saat ini sanggup membuat Mentari mengerjap dan melongo. Cowok dewasa itu benar-benar mengingatkan Mentari pada Angelica. Ternyata Angelica menuruni sifat merajuk bapaknya sendiri. Buah emang jatuh nggak jauh dari pohonnya, batin Mentari. Dia nyaris saja tertawa, kemudian buru-buru membuang muka ke samping sambil menutup mulutnya agar hormon tawanya itu tidak benar-benar menjalankan tugasnya. Bisa-bisa nanti bos galaknya itu akan semakin cemberut. “Hei,” bisik Samudra yang berdiri di samping Mentari seraya memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Mungkin dia masih tidak menyukai Senja, meskipun dia sudah tahu k
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more

#52

Devan berdecak jengkel dan meringis ketika luka di wajahnya terasa sakit. Dia baru saja kembali dari ruang UGD, setelah sebelumnya dibawa oleh salah satu pengunjung kafetaria rumah sakit agar dirinya bisa diobati setelah berkelahi dengan Gerhana. Cowok itu berjalan menuju kamar inap saudaranya sambil menyentuh luka-luka di wajahnya dengan pelan. Sialan sekali Gerhana itu. Dia selalu saja ikut campur dengan urusan Mentari. Padahal, adiknya itu sudah besar. Sudah dewasa. Mentari bisa mengurus masalahnya sendiri. Untuk apa, sih, cowok berengsek itu selalu berusaha untuk memisahkannya dari Mentari? Mentari Chrysalis itu adalah takdirnya, Devan yakin itu. Sejak pertama kali bertemu dengannya di SMA dulu, Devan sudah bisa merasakan debar-debar cinta dan bisikan takdir di kedua telinganya. Bahwa, she’s the one. Apa yang salah dengan dirinya yang ingin mendapatkan cewek yang sudah menjadi takdirnya? Tidak ada, kan? Sejak dulu, selalu ada saja orang yang men
last updateLast Updated : 2022-10-14
Read more

#53

“Kenapa diam?” Pertanyaan Senja itu membuat Samudra kembali ke alam sadarnya. Dia mulai fokus terhadap wajah Senja yang terlihat biasa saja. Mungkinkah selama ini raut wajah cowok yang lebih tua darinya itu selalu terlihat menyebalkan? Ya, tidak salah lagi. Sudah tak terhitung berapa banyak Samudra merasa kesal hanya karena bertemu dengannya. Tapi, saat ini, bisa dibilang raut wajahnya... ya itu tadi, biasa saja. Pucat karena sakit, alis terangkat satu dan sudut bibir yang terangkat ke atas, membentuk kuluman senyum. Lebih tepatnya seperti seringaian. “Lo... beneran suka sama Mentari?” tanya Samudra dengan nada tidak percaya. Dia tahu dan sadar ada yang tidak beres dengan hubungan di antara bos dan sekretaris itu. Tapi, Samudra tidak menyangka kalau Senja akan benar-benar mengakui kalau dia memiliki rasa untuk Mentari. “Jelas....” Senja menghentikan kalimatnya sejenak, lalu mendesah berat dan mendongak dengan kepala belakang disandarkan ke dinding.
last updateLast Updated : 2022-10-15
Read more

#54

“Tari, kamu nggak apa-apa?” Pertanyaan Gerhana itu hanya dijawab dengan anggukan lemah dan senyuman tipis dari Mentari. Saat ini, Mentari dan kakaknya itu sedang berada di dalam mobil, dalam perjalanan dari rumah Senja menuju rumah mereka sendiri. Gerhana meminjam mobil orang tua mereka karena tidak ingin adiknya itu terkena angin malam, kemudian berpotensi jatuh sakit. Meskipun selalu ceria dan penuh semangat, tapi Mentari itu sebenarnya gampang sakit. Dia sudah mengurus bosnya yang terkena flu berat, lalu datang ke rumah sakit. Jika harus naik motor di malam hari seperti ini, terkena angin malam yang jahat dan dingin menusuk, Gerhana yakin adiknya tersebut pasti akan sakit keesokan harinya. “Aku nggak apa-apa, Kak. Cuma lagi mikirin kerjaan aja. Terus juga, aku capek banget seharian ini. Emosi aku kayak kekuras semua menghadapi semua kejadian hari ini. Untung aja nggak harus pakai ketemu si Devan di rumah sakit.” Mentari menatap sang kakak. “Kakak, itu luka-l
last updateLast Updated : 2022-10-16
Read more

#55

“Kita jadi teman sekamar, ya.” Jingga tersenyum tipis, ketika dia mendengar Mentari mengucapkan kalimat tersebut dengan napasnya yang terengah. Tengah malam tadi, Jingga dikejutkan dengan kedatangan Mentari ke kamar inapnya. Bukan untuk menjenguk, melainkan untuk dirawat inap bersama dengan dirinya. Saat dibawa ke kamar inapnya, Mentari sudah dalam keadaan tak sadarkan diri, sudah diinfus, dan ditemani oleh Gerhana yang terlihat cemas serta panik. Keluarga sahabatnya itu memang meminta pihak rumah sakit untuk menempatkan mereka berdua dalam ruangan yang sama. “Gimana keadaan lo hari ini?” tanya Jingga. Dia sudah memberitahu Samudra mengenai keadaan Mentari dan sepulang kerja nanti, sahabat mereka berdua itu akan datang untuk menginap di rumah sakit guna menjaga keduanya. “Masih panas. Tapi, katanya sih udah nggak setinggi semalam,” jawab Mentari dengan nada lesu. Dia membasahi bibir bawahnya dan mencari keberadaan kakaknya. Orang tuanya tadi pulang
last updateLast Updated : 2022-10-17
Read more

#56

Mentari mengerang pelan dan mencoba untuk bangkit dari posisi berbaringnya. Walaupun katanya demamnya sudah turun, tapi suhu panas itu masih bisa dirasakan oleh Mentari. Masih sedikit lagi sampai suhu tubuh cewek itu kembali normal. Kepalanya masih terasa berat, seperti dia dipukuli oleh palu berkali-kali. Setelah berhasil duduk, Mentari menarik napas panjang dan mencoba mengatur napasnya. Dia paling benci demam. Jika hanya flu biasa, Mentari masih bisa menahannya. “Tari, lo mau ke mana?” tanya Jingga dengan nada panik dan cemas, saat cewek itu melihat sahabatnya berniat untuk turun dari ranjang. Tadinya, Jingga mengira Mentari hanya ingin duduk, karenanya dia diam saja dan mengawasi dari tempatnya. Namun, ketika dilihatnya Mentari menurunkan kedua kakinya, Jingga ingin sekali berteriak histeris. “Kamar mandi,” jawab Mentari sambil menoleh sekilas dan tersenyum lemah. Mungkin kamar mandi memang berada di dalam kamar, tapi, tetap saja jalan menuju ka
last updateLast Updated : 2022-10-19
Read more

#57

“Gimana keadaan kamu?” tanya Senja. Mentari yang sudah duduk manis sambil bersandar di kepala ranjang, menatap Senja dengan tatapan seolah bosnya itu adalah bos dari para alien. Cewek itu lantas menjawab, “Demam, sakit kepala, batuk, pilek?” Senja mendengus dan memijat pangkal hidungnya. Dia bisa melihat Gerhana, Jingga dan Awan sedang mengulum senyum di tempat masing-masing. Sialan. Memangnya apa yang lucu, sih? “Saya tau kalau soal itu, Mentari. Maksud saya—“ “Artinya, saya masih sakit, Pak Senja,” potong Mentari sambil tersenyum. Senyuman mengejek. Untunglah Senja datang karena dia bisa melampiaskan kesedihan dan kegalauannya yang diakibatkan oleh cowok itu semalam. Mengingat kejadian semalam saja sudah membuat hati Mentari kembali berdenyut sakit dan juga kesal. Karena itulah, Mentari ingin membuat Senja bete hari ini. “Masa Bapak nggak bisa ngeliat sendiri kondisi saya gimana? Saya dirawat, diinfus dan barusan hampir aja cipokan sama lantai. D
last updateLast Updated : 2022-10-20
Read more

#58

Senja mengulurkan tangannya ke arah Mentari, membuat sekretarisnya itu mengerutkan kening. “Bisa saya pinjam ponsel kamu?” tanya cowok itu dengan nada tegas. Awalnya, Mentari ragu untuk memberikannya. Tapi, karena tatapan Senja tidak ingin dibantah, begitu juga dengan suaranya barusan, maka Mentari perlahan memberikan ponselnya itu kepada sang bos. Tangannya yang gemetar membuat Senja mengeraskan rahang. Dan, alih-alih mengambil ponsel Mentari, tangan Senja justru memegang pergelangan tangannya, menyebabkan Mentari berhenti gemetar dan mendongak agar bisa menatap Senja. “Kamu nggak perlu takut sampai gemetar seperti ini, Mentari Chrysalis. Mana mungkin saya membiarkan kamu terluka karena saya? Dan, apa yang terjadi barusan di kamar ini hanya boleh berada di kamar ini saja. Jingga, saya minta tolong supaya kamu merahasiakan hal ini dari siapa pun.” Jingga yang kaget karena Senja tiba-tiba berbicara dengannya, mengangguk. Setelah mendapatkan konfirmas
last updateLast Updated : 2022-10-21
Read more

#59

Senja Abimana tidak bisa sepenuhnya menerima ucapan Awan yang mengatakan dirinya cemburu dan kemungkinan besar sudah memberikan hatinya untuk Mentari Chrysalis. Jelas-jelas itu tidak mungkin. Hatinya, terutama cintanya, sepenuhnya adalah milik mendiang Serena. Senja juga sudah berjanji bahwa dia tidak akan pernah jatuh cinta dan menjalin hubungan lagi setelah Serena meninggal dunia. Karena itu, saat ini Senja merasa syok bukan main. Dia mematung di tempat, membuat Awan yang melihatnya merasa kasihan. Dia lantas meninju pelan lengan Senja, membuat sahabatnya tersebut tersentak dan menoleh. Awan tersenyum simpul. “Hei, nggak usah terlalu dipikirin. Gue hanya asal ngomong,” kata Awan. “Tapi, gue tetap merasa lo emang udah jatuh cinta sama sekretaris lo itu. Dan menurut gue, hal itu jelas-jelas nggak bisa dikategorikan sebagai perselingkuhan atau pengkhianatan. Serena udah meninggal dunia, bro. Gue yakin, dia juga nggak mau ngeliat lo terus menderita kayak gini. Di
last updateLast Updated : 2022-10-22
Read more

#60

“Bilang sama saya dengan jujur. Apa penyebab kamu menangis semalam karena saya salah mengenali kamu sebagai mendiang istri saya, Serena?" Mentari diam. Tidak bisa menemukan kata-kata yang pas untuk menjawab pertanyaan Senja barusan. Bahkan, suaranya pun tidak bisa keluar, seolah tercekat di tenggorokan. Pikirannya mendadak buntu. Cewek itu sibuk menghindari tatapan Senja yang mulai menajam. Ke sudut ruangan, ke arah keluarga dan teman-temannya yang sedang mengobrol, ke arah pintu kamar, ke mana saja asalkan dia tidak perlu menatap manik yang menyorot tajam itu. Dadanya bergemuruh, jantungnya berdetak sangat kencang hingga rasanya sesak. Dia meremas seprai di sampingnya dan memaksa otaknya bekerja dengan keras. Apa pun. Beri alasan apa pun. Apa saja asalkan dirinya bisa terlepas dari interogasi dan mata elang Senja. Tapi, seperti otaknya yang mengatakan bahwa Senja persis dengan seekor elang, bosnya itu enggan melepaskannya begitu saja. Dirinya adalah mangsa yan
last updateLast Updated : 2022-10-23
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status