Home / Romansa / CEO Galak, Cintai Aku! / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of CEO Galak, Cintai Aku!: Chapter 11 - Chapter 20

137 Chapters

#11

“Honeymoon?!” seru Mentari, ketika kekagetannya sudah mereda.            Sungguh, mereka hanya akan menjadi pasangan suami-istri pura-pura di hadapan Surya Sanjaya. Lantas, kenapa bos galaknya ini justru membicarakan masalah bulan madu segala? Apa... apa sebenarnya Senja Abimana ingin memiliki tubuhnya? Menggerayanginya? Benar-benar ingin menaruh janin di dalam rahimnya?! Serius?! Bos galaknya itu punya hasrat seksual terpendam untuknya?!            Sadar jika pikiran di dalam kepala mungil Mentari itu sudah melantur ke mana-mana, ditambah pula dengan tatapan bak pisau yang dilemparkan oleh cowok bernama Samudra yang mengaku sahabat dari Mentari, Senja buru-buru berdeham. Dia juga tahu, dia sudah salah mengucapkan kalimat, hingga membuat Mentari salah paham. Tapi, Senja juga tidak ingin memperbaiki ucapannya atau menjelaskan maksud perkat
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

#12

“Gini-gini, Pak, saya juga tau soal teknik-teknik bikin anak dari novel-novel romansa dewasa yang saya baca!”            Alis Samudra terangkat satu ketika dia mendengar hal tersebut. Kemudian, Mentari sadar jika dia sudah mengucapkan rahasia gelapnya. Bahwa dia senang membaca novel romansa dewasa. Wajahnya memanas dengan cepat dan rona merah itu mulai menguasai wajah cantiknya.            “Hm....” Senja bergumam. Wajahnya menunjukkan betapa dia sangat serius memikirkan kalimat Mentari barusan. Cowok itu mengusap dagunya dan memberikan tatapan ingin tahu kepada sekretarisnya tersebut. “Berarti, kalau saya mau bikin anak sama kamu dan minta dengan teknik—“            “Don’t you dare, Sir,” geram Mentari, memotong ucapan Senja yang
last updateLast Updated : 2022-09-01
Read more

#13

Demi Dewa Kronos!            Mentari ingin sekali waktu berhenti detik ini juga, membekukan semua orang, sehingga dirinya bisa kabur dari tempat ini. Dia sedang mencium bibir bos galak garis miring tampannya itu. Kekenyalan bibir Senja Abimana membuat Mentari terlena, tapi dia buru-buru mengembalikan kewarasannya lagi. Dengan satu gerakan cepat, Mentari menjauhkan tubuhnya dan berdiri tegak. Panas menjalar di wajahnya dan jantungnya kemungkinan besar sebentar lagi akan meledak saking kencangnya dia berdetak.            Sementara itu, Senja berdeham. Dia bangkit dan membersihkan tepung terigu yang ada di pakaiannya. Cowok itu melirik Mentari yang sudah berubah menjadi boneka rusak di tempatnya, sibuk mengalihkan pandangannya ke arah lain. Senyum simpul itu muncul di bibir Senja, kemudian dia menarik napas panjang dengan berlebihan. Tentu saja hal itu menarik p
last updateLast Updated : 2022-09-02
Read more

#14

“Oke. Ini sandiwara yang udah gue siapin buat lo dan sekretaris aneh lo itu.”            Kalimat Awan membuat Senja menaikkan satu alisnya. Cowok itu melempar beberapa lembar kertas ke atas meja, di hadapan Senja. Dia memeriksa semua hasil tulisan Awan, lalu mengulum senyum. Lalu, terdengar suara langkah kaki dan ketika Senja serta Awan menoleh, Mentari muncul dari arah dapur sambil membawa sekotak es krim di tangannya. Wajahnya terlihat kesal, begitu juga dengan tatapan matanya. Dia menyuapkan sesendok penuh es krim ke dalam mulutnya, lalu duduk di sofa terjauh dari Senja dan Awan.            “Siapa yang ngebolehin kamu ambil es krim di kulkas saya?” tanya Senja dengan nada geli sambil menaikkan satu alisnya lagi.            “Bapak lupa kalau barusan Bapak baru aja n
last updateLast Updated : 2022-09-03
Read more

#15

Mentari mengerang keras, setelah sebelumnya dia meggebrak meja dan berteriak ke arah Senja.            Hilang sudah kewarasan dan kesopanannya di hadapan sang bos. Masa bodoh! Harapannya mendapatkan gaji berkali-kali lipat sudah membuatnya terbang ke langit tertinggi, eh, barusan, hanya dengan beberapa kalimat dari Senja Abimana yang sudah seperti bom itu, menghempaskan Mentari ke kerak bumi. Memang, sih, Mentari menyuruh Senja untuk mengaku di hadapan Surya Sanjaya bahwa dirinya adalah istri kedua. Tapi, Mentari kan tidak pernah bilang kalau mereka harus jujur yang sejujur-jujurnya.            Sementara itu, di tempatnya, Senja Abimana mengerjap. Mentari Jingga, sekretarisnya yang tengil dan ajaib ini, selalu bisa membuat hari-harinya dipenuhi kejutan. Bukannya marah dengan sikap tidak sopan dari Mentari, yang saat ini sudah seperti kebakaran jenggot, Senja
last updateLast Updated : 2022-09-04
Read more

#16

Lima menit yang lalu.... Mentari tidak sengaja menutup pintu ruangan Senja dengan bantingan.            Mendengar itu, Mentari meringis dan mematung di tempatnya. Mellanie yang juga sedang membaca laporan-laporan di komputernya, terlonjak dan menoleh. Dia melotot, membuat Mentari terkekeh pelan dan mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke udara. Membentuk tanda damai. Lalu, Mentari menatap rekan-rekannya yang lain sambil menggaruk kepalanya dan mengangguk berulang kali guna meminta maaf. Mereka semua, yang sudah tidak asing lagi dengan kelakuan ajaib Mentari dan juga perseteruan di antara Mentari dan sang bos galak, hanya bisa mengulum senyum dan menggeleng geli.            “Sori, Mbak. Gue ganggu, ya?”            “Untung deh
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

#17

Suasana di restoran saat ini begitu ramai oleh para pengunjung yang ingin makan siang.             Restoran yang dipilih oleh Mentari adalah restoran Jepang. Tadi, saat Senja menyuruhnya untuk ikut dengannya guna mencari makan siang, cowok itu juga bertanya pada dirinya restoran mana yang dia ingin datangi. Berhubung sudah lama sekali dia tidak makan makanan Jepang dan janji yang dibuatnya bersama Gerhana batal karena kakaknya itu ada urusan penting mendadak, maka Mentari memutuskan untuk mengunjungi restoran tersebut.             “Pak,” panggil Mentari. Dia merasa sedikit risih dengan banyaknya orang yang keluar-masuk di restoran ini. Wajahnya mulai terlihat sedikit panik. Mentari memang terkadang suka merasa panik jika berada di kerumunan orang banyak. “Nanti kalau ada kenalan Bapak yang liat Bapak lagi makan siang sama saya, gimana?”   &n
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

#18

Melihat Mentari yang melongo, Senja buru-buru berdeham dan meminum es lemonnya.            “Maksud saya, udah sewajarnya bagi saya sebagai atasan kamu untuk melindungi kamu, pegawai saya, kan? Kalau hal ini menimpa pegawai yang lain juga, tentu saja saya akan melindungi mereka juga. Jadi, ini bukan perlindungan yang diberikan secara romantis. Jangan salah kaprah.”            Barulah Mentari mengerti. Cewek itu tertawa dan mengucapkan terima kasih, lalu mulai menyantap makan siangnya. Sudah dia duga, tidak mungkin Senja Abimana melakukan hal yang sangat di luar karakter seperti itu. Dirinya saja yang sudah kegeeran. Dia melirik Senja yang kini terlihat bingung di tempatnya. Keningnya mengerut, sudah seperti lansia.            “Bapak kenapa? Kok nggak makan?” tanya Mentari de
last updateLast Updated : 2022-09-07
Read more

#19

“Wha—“            Mentari Chrysalis tidak mampu berkata-kata. Wajahnya terasa sangat panas. Bahkan, dia bisa mendengar Angelica Abimana bertanya kenapa wajahnya saat ini terlihat begitu merah. Mentari juga baru menyadari satu hal mengenai bosnya tersebut. Ternyata, bukan hanya keluaran neraka, Senja Abimana juga merupakan iblis berwajah malaikat! Bagaimana tidak? Dia selalu bersikap dingin dan menyeramkan, tetapi di belakang, rupanya Senja memiliki sifat menyebalkan seperti ini yang berbeda seratus delapan puluh derajat sifat aslinya.            “Hm... kamu kehilangan kemampuan untuk berbicara,” angguk Senja sambil mengusap dagunya. “Itu artinya, menurut kamu, saya memang ganteng. Well, selera kamu ternyata boleh juga. Saya setuju. Jangan sampai kamu malah naksirnya sama bocah kekanakkan seperti sahabat ka
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

#20

Hei, Awan... ngapain lo menelepon Mentari tanpa seizin gue? Kalimat Senja itu membuat kening Awan mengerut. Izin? Dia harus meminta izin kepada Senja jika ingin menelepon Mentari Chrysalis? Perkembangan apa yang sudah dia lewati mengenai hubungan keduanya? Apa mereka bukan hanya sekadar bos dan sekretaris? Oho... ini benar-benar menarik. Sudah cukup lama sejak Serena meninggal dunia dan Senja baru lagi bersikap sangat protektif seperti ini kepada lawan jenis. “Hei? Lo budek?” tanya Senja lagi di ujung sana, membuat Awan tersadar dari lamunannya dan berdeham. Dia juga bisa mendengar seruan jengkel dari Mentari. Kemungkinan besar karena ponselnya direbut secara paksa oleh Senja. “Pak Senja, ini benar-benar tindakan semena-mena! Bapak suka seenaknya aja bersikap dan sekarang main ngerebut barang saya! Saya bisa melaporkan Bapak ke kantor polisi! Balikkin ponsel saya! Pak Awan itu mau ngomong sama saya, bukan sama Bapak!” Awan mengulum senyum dan menahan tawanya. Dia sudah bisa me
last updateLast Updated : 2022-09-09
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status