Home / Romansa / CEO Galak, Cintai Aku! / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of CEO Galak, Cintai Aku!: Chapter 111 - Chapter 120

137 Chapters

#111

“Caesar?! Caesar anak buahnya si Embun Kurniawan?! Kenapa kamu undang dia ke rumah kamu, Sen?! Kamu lupa kalau dia bertugas untuk membantu tuannya menyingkirkan aku dan Angelica?!” Seruan dari Mentari itu membuat Awan, Gerhana dan Samudra ikut mengangguk antusias dan menatap Senja dengan tatapan menuntut. Mereka juga sudah tahu perihal Caesar yang sangat setia pada Embun Kurniawan tersebut. “Mentari benar, Sen,” sambung Awan dengan nada tajam. “Otak lo mendadak geser apa gimana, sih? Masa lo membawa musuh lo ke rumah lo sendiri? Lo mau dia tau semua rencana kita? Atau sebenarnya, lo emang ada di pihak Embun? Lo sebenarnya ada hati sama Embun, iya? Lo mau kayak raja-raja atau pengusaha-pengusaha di luar sana yang punya pasangan lebih dari satu?” Sebelum Senja bisa menjawab, pintu utama kembali terbuka. Seorang cowok lainnya, kali ini lebih muda, memasuki rumah. Dia tersenyum lebar ke arah Senja dan mengangguk untuk menyapa Senja dan juga yang lainnya
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

#112

Kalimat dari Mentari itu membuat sekujur tubuh Senja menegang. Darah seolah terserap keluar dari dalam tubuh Senja, membuatnya terlihat pucat. Hawa dingin itu mulai menyelimutinya. Pikiran-pikiran negatif mulai bergentayangan di benaknya, seolah-olah ingin memberitahu bayangan atau ramalan yang akan terjadi di masa depan kepada Mentari, jika kekasihnya itu memutuskan untuk menjadi umpan. Mentari yang menjerit ketakutan, menjerit kesakitan, menangis, memohon ampun untuk dilepaskan agar bisa kembali kepadanya, bahkan... memohon agar dibunuh saja supaya rasa sakit yang dia alami bisa menghilang bersama dengan nyawanya. Awan, mengenal Senja hampir seumur hidupnya, langsung mematung tatkala dia merasakan ada yang tidak beres pada sikap sahabatnya. Kalimat Mentari tadi adalah pemicu bagi Senja. Pemicu trauma di masa lalunya. Karena dulu sekali, Serena pernah mengatakan hal yang sama, ketika ada orang-orang yang ingin mencelakai Angelica. Serena bersedia menjadi umpan
last updateLast Updated : 2022-12-22
Read more

#113

“Papa?” “Hm?” Senja menyelimuti tubuh mungil Angelica dan menepuk-nepuk pelan perutnya yang tertutupi selimut agar malaikat kecilnya itu kembali tertidur. Dia menyunggingkan senyuman yang diharapnya terlihat normal dan baik-baik saja. Mungkin Angelica masih terlalu kecil untuk menyadari bahwa itu adalah senyuman lelahnya. “Papa berantem sama tante Mentari, ya?” Ah... coba lihat betapa anak manisnya itu terlalu pintar untuk ukuran anak seusianya. Dia bisa mengetahui bahwa ada yang tidak beres di antara dirinya dan Mentari. Mata bulat yang terlihat menyorot sedih itu bahkan berkaca, bersiap untuk menumpahkan air matanya. “Kenapa Angel nanya kayak gitu?” Senja balas bertanya dengan suara lembutnya. “Soalnya tadi Papa teriak-teriak dan mukanya tante Mentari keliatan takut. Papa tau? Kayak kalau Papa lagi marahin Angel karena Angel nakal. Tante Mentari juga tadi nangis, Pah. Waktu kita ke kamar, tante Mentari nangis sambil dipeluk
last updateLast Updated : 2022-12-23
Read more

#114

Penyamaran. Ya, itu adalah ide yang sangat bagus. Kenapa mereka semua tidak memikirkannya sejak awal? Bahkan Mentari saat ini sudah merutuki dirinya sendiri di dalam hati. Harusnya dari awal, dia mengajukan ide seperti ini kepada Senja, dan bukannya malah mengajukan dirinya sendiri. Jika dari awal dia membicarakan masalah penyamaran, pastinya dia tidak akan membuka luka hati dan rasa trauma milik Senja. Dia tidak akan membuat Senja bersedih akibat memikirkan Serena. “Biar gue panggil dulu Kael sama Novan.” Awan bangkit dari sofa dan berjalan keluar rumah. Kemudian, tak berselang lama, ketiganya kembali. Awan duduk, tapi Kael dan Novan hanya berdiri sambil mengangguk sopan ke arah Mentari dan yang lainnya. “Apa ada yang bisa kami bantu, Nona Mentari?” tanya Kael. Cowok itu benar-benar menunjukkan sikap seorang bawahan yang sangat loyal pada majikannya. Padahal, tidak ada yang dapat memastikan bahwa Mentari akan benar-benar menjadi Nyonya Abimana. Tap
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

#115

“Sekali lagi saya bertanya baik-baik kepada Anda,” ulang Kael dengan nada dingin, sedingin tatapan matanya saat ini. Bahkan Mentari bisa melihatnya walau cahaya di ruangan ini hanya remang-remang. “Siapa Anda? Dan mau apa Anda terhadap calon Nyonya Abimana?” “Ka—Kael,” panggil Mentari dengan nada takut-takut. Dia memaksakan seulas senyum dan menatap Kael serta orang yang sedang ditodongkan pisau olehnya secara bergantian. Karena posisinya Mentari sudah melangkah maju, dia jadi bisa melihat dengan cukup jelas siapa orang di depannya. Mungkin barusan, karena terlalu kaget akan kemuncullan orang tersebut, Mentari jadi tidak bisa fokus dengan penglihatannya. “Itu, dia—“ “Saya orang yang memperkerjakan kamu dan membayar gaji kamu, Kael.” Mendengar suara yang sudah dihafalnya di luar kepala itu, suara yang saat ini berhasil membuat suhu di ruangan tempat mereka berada turun hingga di titik nol, Kael mematung. Dia buru-buru menjauhkan pisau lipatnya dari l
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

#116

“Senja? Senja, bisa tolong liat aku sebentar?” Mentari meminta dengan nada memohon. Dia jadi ingin menangis juga rasanya. Ralat. Yang benar adalah, dia sudah ikut menangis sekarang. Senja yang tampan, yang selalu terlihat gagah, keren dan tegas, yang menyebalkan dan bersikap dingin di depan orang lain, kini menangis karena dirinya. Mentari berusaha untuk mendorong tubuh Senja agar dia bisa melihat wajah Senja, tapi rasanya sulit mengingat perbedaan kekuatan di antara keduanya. “Senja,” lirih Mentari. Dia benar-benar terisak sekarang. Bingung harus berbuat apa. “Plis, tolong liat aku sebentar.” Mendengar suara lirih Mentari, Senja tidak punya pilihan lain, selain menjauhkan tubuhnya. Dia menunduk, tidak mampu menatap wajah Mentari. Takut jika Mentari memberikan penolakan dan tatapan dingin untuknya. Kemudian, Senja bisa merasakan dua tangan mungil dan dingin milik Mentari menangkup wajahnya. Wajah cantik itu kini banjir air mata. Tidak ada tatapan di
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

#117

Caesar merasa akhir-akhir ini dia tidak seperti dirinya sendiri. Keanehan yang cowok itu rasakan juga disadari oleh Embun. Entah mengapa, Embun merasa ada yang berbeda dengan tangan kanannya itu. Di hari ini, Caesar akan bersikap seperti biasanya, tapi di hari lain, cowok itu akan bersikap berbeda. Bahkan terkadang, Caesar seperti orang yang linglung. Sering kali ditanya soal rencana mereka, apakah sudah siap atau belum, Caesar akan mengerutkan kening karena bingung. Lalu dia akan bertanya, rencana apa yang sudah mereka buat karena dirinya sama sekali tidak bisa mengingatnya. Tapi di hari lain, Caesar dengan penuh semangat akan melaporkan semua persiapan rencana mereka dari A hingga Z, sampai mampu membuat Embun terpaksa memasang sikap waspada. Seperti hari ini, ketika Embun memanggil Caesar dan menanyakan perkembangan rencana mereka untuk melenyapkan Mentari dan Angelica, cowok itu hanya diam dan menarik napas panjang. “Caesar,” panggil Embun denga
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more

#118

“Dibunuh?” desis Awan tak percaya. Pasalnya, yang Awan ketahui selama ini adalah, Serena meninggal dunia karena sakit. Kondisi tubuhnya terus menurun, bahkan hingga menjadi sangat kurus. Aura dan cahaya yang selalu mengelilingi cewek itu, senyuman riang dan hangatnya, memudar seiring berjalannya waktu. Senja bahkan membawa Serena bolak-balik ke rumah sakit, tapi sakitnya tak kunjung sembuh. Bahkan, Serena harus menyerah pada sakitnya dan meninggalkan suami serta anak yang masih sangat kecil itu. Jadi, bagaimana ceritanya Serena bisa dibunuh oleh Embun? “Tu—tunggu dulu,” sahut Awan dengan nada terbata. Dia benar-benar bingung sekarang. Bahkan Awan tidak menyadari Gerhana sudah datang mendekat. Kemungkinan besar cowok itu ingin berbicara berdua dengan Senja perihal keselamatan Mentari. “Apa maksudnya dengan Serena yang dibunuh sama Embun?” Mendengar pertanyaan Awan, Gerhana tak punya pilihan lain, selain mematung di tempatnya. Sama seperti
last updateLast Updated : 2023-01-01
Read more

#119

Kedua mata Senja terbuka dengan cepat, ketika dia mendengar suara berisik yang begitu kencang. Cowok itu bangkit dari posisi berbaringnya dan mengerang pelan. Dia memijat pangkal hidungnya, kemudian menatap ke luar jendela. Kamar yang dia tempati di villa Abimana ini memang berhadapan langsung dengan pantai, sehingga dia bisa melihat pemandangan di luar sana melalui jendela kamarnya. Entah siapa yang sudah membuka tirai jendelanya, tapi yang pasti, berkat hal itu, Senja jadi bisa melihat bagaimana Mentari dan Angelica berlarian sambil tertawa dan menjerit nyaring. Kemudian, Jingga datang sambil membawakan es krim untuk mereka berdua. Di sisi lain, Awan, Gerhana dan Samudra duduk di bawah sebuah pohon kelapa, mengawasi para cewek yang sedang bermain. Sambil tersenyum, Senja menyibak selimut dan turun dari ranjang. Dia sempat melihat jam di ponselnya. Sudah pukul sembilan pagi. Dia bangun setelat ini? Benar-benar tidak biasa. Mungkin karena dia merasa rileks dan
last updateLast Updated : 2023-01-02
Read more

#120

Seharian ini, Senja tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya yang memang dia bawa juga ke dalam liburan singkat selama tiga hari ke depan ini. Pikirannya terus saja mengarah pada keanehan sikap Mentari. Sudah begitu, Mentari juga seolah menghindarinya. Ya, walaupun cewek itu tidak menunjukkannya secara terang-terangan. Dia masih selalu tersenyum setiap kali Senja berpapasan dengannya, tapi hanya sebatas itu. Jika Senja memanggilnya, maka Mentari akan berkata dia harus melakukan sesuatu dan pergi begitu saja. Sampai saat ini, ketika jam makan malam sudah akan dimulai. Senja menghela napas panjang dan bersandar di kursi kerjanya yang berada di dalam kamarnya. Dia nampak berpikir. Kesalahan apa yang sudah dia perbuat—lagi—hingga membuat sikap Mentari seperti sekarang? Seingat Senja, dia tidak membuat kesalahan apa pun, selain membentaknya malam itu. Dan itu pun sudah terselesaikan. Mentari sudah memaafkannya, sehingga mereka memutuskan untuk liburan
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status