“Senja? Senja, bisa tolong liat aku sebentar?” Mentari meminta dengan nada memohon. Dia jadi ingin menangis juga rasanya. Ralat. Yang benar adalah, dia sudah ikut menangis sekarang. Senja yang tampan, yang selalu terlihat gagah, keren dan tegas, yang menyebalkan dan bersikap dingin di depan orang lain, kini menangis karena dirinya. Mentari berusaha untuk mendorong tubuh Senja agar dia bisa melihat wajah Senja, tapi rasanya sulit mengingat perbedaan kekuatan di antara keduanya. “Senja,” lirih Mentari. Dia benar-benar terisak sekarang. Bingung harus berbuat apa. “Plis, tolong liat aku sebentar.” Mendengar suara lirih Mentari, Senja tidak punya pilihan lain, selain menjauhkan tubuhnya. Dia menunduk, tidak mampu menatap wajah Mentari. Takut jika Mentari memberikan penolakan dan tatapan dingin untuknya. Kemudian, Senja bisa merasakan dua tangan mungil dan dingin milik Mentari menangkup wajahnya. Wajah cantik itu kini banjir air mata. Tidak ada tatapan di
Last Updated : 2022-12-29 Read more