Home / Rumah Tangga / Dipaksa Akrab dengan istrinya / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Dipaksa Akrab dengan istrinya : Chapter 91 - Chapter 100

121 Chapters

91

"Filza, wow, kau cantik, mungkin kamu berdua harus bertepuk tangan," ucapku sinis."Ohow ... bukan begitu," ucapnya sambil menggoyangkan jemari, " ...aku ke sini, untuk bicara dengan Mas Aldi perihal anak kami jadi izinkan aku untuk bicara dengannya berdua saja.""Aku rasa itu tidak etis.""Kami masih suami istri, jangankan untuk hanya berbicara berdua saja tidur pun boleh saja karena kami masih terikat hubungan pernikahan.""Apa kau tidak ingat kalau Abi sudah menjatuhkan talak?""Itu hanya talak satu yang masih bisa direvisi dengan rujuk.""Kau tidak ingat bahwa kau sudah ditalak dua kali? Jika itu terulang sampai tiga kali maka kalian tidak akan bersabar sama lagi untuk selama-lamanya kecuali kau menikah lagi dan Mas Albi masih mau menerimamu!""Pertanyaannya sekarang!" Wanita itu langsung meninggikan suaranya dengan kesal, "bolehkah aku bicara dengannya berdua saja di ruang tamumu, atau jika kau tidak izinkan maka aku akan mengajak Mas Albi untuk pergi bicara ke tempat lain.""Sil
last updateLast Updated : 2023-04-24
Read more

92

Merasa bahwa Mas Aldi tidak menanggapi tangisan atau permohonannya, filsa semakin meradang dan menangis sejadi-jadinya. Aku dan Mas Aldi hanya saling pandang menyaksikan Filza histeris tidak terima diceraikan oleh mas Albi."Sebaiknya hubungi orang tuanya agar dia bisa dijemput," ujarku pada suami."Tidak usah dia sendiri yang sudah datang kemari jadi dia sendiri yang harus pergi,"jawab Mas Albi dengan tegas. Dia hampiri wanita itu lalu dengan paksa ia bangunkan dari tempatnya sekarang."Hentikan tangismu,!pulanglah sekarang juga," suruh Mas Albi dengan serius."Aku nggak mau Mas ....""Hanya orang yang tidak punya malu yang akan bertahan ketika sudah diusir!""Aku rela dihinakan tidak punya malu dan disebut wanita murahan, asal kau mau pulang denganku," jawabnya memelas."Aku sudah menceraikanmu dan untuk kali ini aku tidak akan memberikan kesempatan kedua, maafkan Aku," jawab Mas Albi."Teganya kau Mas ...."wanita itu menangis dan membelah sampai mungkin air matanya kering dan suara
last updateLast Updated : 2023-04-24
Read more

93

"Beraninya kau mengajariku tentang sesuatu yang baik dan buruk sementara dirimu juga Wanita yang licik dan penuh kejahatan," ujarnya dengan Maya mendelik, aku hanya mengusap air bunga yang menempel di wajah dan kerudungku."Filza, jaga sikapmu di rumah orang lain," ujarku pelan, aku segera memunguti bunga bunga dan kaca yang berserakan.Bukannya takut pada wanita itu, aku hanya tidak mau Mas Aldi melihatnya dan semakin murka lalu kemudian memukuli filsa. Lagipula dalam hatiku gemas sekali, padahal aku benar-benar berusaha mengendalikan diri dan sabar menghadapi kelakuan wanita yang membuatku tidak habis pikir ini.Tanpa kuduga aku yang saat itu sedang mengemudi bling-bling yang pecah tiba-tiba tanganku diinjak olehnya, hingga aku terkejut dan tanganku tertusuk oleh kaca yang tajam."Astagfirullah...."aku segera bangun dan melihat tanganku yang terluka tertusuk oleh pecahan vas bunga yang berwarna bening itu."Kau gila ya?""Jangan mencoba untuk menggenggam luka jika kau tidak bisa me
last updateLast Updated : 2023-04-25
Read more

94

Brak!Bunyi pintu mobil bergerak kencang dan seorang pria dengan perawakan tinggi dan pakaian yang cukup rapi masuk ke halaman rumah. Melihat keadaan ramai dan ada ketua RT serta mas seno menyambutnya pria itu menjadi heran sambil mengernyitkan alisnya."Saya datang untuk menjemput fiilza, di mana dia?" "Dia ada dan sedang tertidur.""Bangunkan!" ucapnya lantang."Sebelumnya kami ingin bicara Pak," ucap Mas Seno dengan lembut, ya arahkan lelaki yang selalu berwajah serius itu untuk duduk di sofa ruang tamu kami. Ketika berpapasan denganku gestur kebencian pria itu tidak mampu ia sembunyikan dari diriku terlebih saat melihat tanganku yang sudah dibebat oleh luka yang ditimbulkan oleh anaknya, pria itu semakin menggeleng-geleng saja."Apa yang terjadi kenapa kalian menahan saya di sini?""Begini, Pak, saya ketua itu RT di sini Saya ingin bicara dengan Bapak," ucap Pak RT."Iya, ada apa?""Entah harus memulai dari mana Tapi jujur saja apa yang telah anak Bapak lakukan sangat meresahkan
last updateLast Updated : 2023-04-25
Read more

95

Seminggu setelah kejadian pahit di rumahku. Kini, sidang perceraian Filza dan Mas Albi akan dilaksanakan. Pagi di hari Rabu, di jadwal sidang perdana, kubangunlan suami pagi pagi sekali. Dia yang tertidur dalam posisi telungkup tanpa mengenakan pakaian dan hanya ditutupi oleh kain selimut, aku bangunkan dengan perlahan hingga ia sadarkan diri."Mas, kamu harus bangun pagi untuk izin ke kantor lalu pergi ke persidangan," ucapku."Hmm, rasanya malas sekali untuk bangun dan menghadapi kenyataan ini. Aku lelah," keluhnya dengan suara yang masih parau dan malas, dia menjawab dengan posisi wajah yang masih membenam di bantal."Tapi, kau harus menyelesaikan semua yang sudah dimulai, aku mohon bangunlah.""Tunggu, kemarilah," ucapnya sambil menahan tanganku."Ya ...?" Aku kembali duduk di sisinya sementara ia bergerak berbaring ke arahku dan melingkarkan tangannya di perut ini."Aku butuh ketenangan, sebentar saja," ujarnya sambil mendekatkan wajah ke tubuhku.""Semuanya akan baik baik saj
last updateLast Updated : 2023-04-25
Read more

96

(Kau boleh berbahagia dengan Aini dan meninggalkanku, tapi tanggung jawabmu tentang anak-anakmu tidak bisa dilepaskan begitu saja.)Aku dan Mas Aldi yang melihat SMS itu hanya saling pandang dengan pemikiran masing-masing."Menurutmu aku harus jawab apa?""Tidak tahu. Mungkin jawab saja iya.""Baiklah aku akan mengirimkan kata iya dan hanya itu saja." Dia mengetik pesan itu lalu mengirimkannya kepada calon mantan istrinya.Tidak lama kemudian setelah mengirimkan pesan seperti itu ponsel Mas Albi berdering. Wanita itu sepertinya tidak sabar untuk selalu membuat pertengkaran dan mengumbar kemarahannya. Karena tahu apa yang akan terjadi Abi Fatimah hanya mematikan benda itu tanpa menjawabnya sedikitpun.Tapi yang namanya Filza dia tidak akan pernah menyerah, dia terus mengirimkan pesan yang meminta agar Mas Albi mengangkat ponselnya."Drama yang sama tetap akan terjadi. Jadi aku lebih baik menghindarinya," bisik Mas Albi. "Akan kutinggalkan ponsel di sini dan pergi tidur ke kamar, kau b
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more

97

Tidak boleh ada drama lagi! Aku sudah tegaskan dalam hatiku. Bahkan di setiap langkah aliran nafas dan dalam tiap sujudku di salatku. Aku teguhkan hatiku bahwa filsa tidak boleh membuat masalah lagi dengan keluarga ini.*Susu dan beberapa keperluan balita sudah tersedia di meja ruang tamu, tadinya aku akan meminta kurir untuk mengantarnya tapi kemudian aku berpikir bahwa aku akan mengantarnya sendiri sekaligus bertemu dengan filsa dan orang tuanya. Gila memang, tapi dia tidak akan bisa dihentikan tanpa bermain cantik."Kau yakin akan mengantarkan itu?""Iya.""Telepon saja aku jika mereka membuatmu tidak nyaman," ucap Mas Albi "Kau pergilah bekerja dan selesaikan tugas-tugasmu dengan baik. Sudah lama kau tidak terlalu fokus dengan kantor sehingga atasanmu komplain dan kondisi perusahaan kalian surut. Aku yakin semua masalah ini terjadi karena kau terpengaruh dengan urusan pribadi yang tengah bergelayut dalam pikiranmu. Aku akan membantumu menuntaskannya," ucapku dengan senyum tulus.
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more

98

(Aku gagal bicara Mas.) Kukirimkan pada pesan pada suamiku yang kurasa masih ada di kantornya.(Kamu bertemu dengan siapa.) Aku yang sedang menepikan mobil dan mengirimkan pesan untuk suamiku lantas mendapatkan balasannya 2 menit kemudian.(Aku bertemu ibunya. Ibunya tidak mengizinkan aku bertemu Umi Gibran secara langsung karena kondisi mentalnya tidak sedang baik-baik saja. Begitupun Ayah filsa yang kini sedang sakit karena terlalu banyak pikiran.)(Aku minta maaf dan tidak bermaksud untuk bersikap pengecut, semua ini salahku karena sudah melibatkanmu,) balasnya dengan emoji sedih.(Tidak juga, aku ikhlas melakukannya untuk kau dan anakmu.)(Kita bicara di rumah nanti.)Kuakhiri pesan lalu menyalakan mobil untuk mampir sebentar ke pasar lalu mengunjungi kedua orang tuaku yang sudah lama tidak kutemui. Usai berbelanja, kukemudikan mobil untuk menuju kompleks rumah orang tuaku. Sesampainya di sana, kudorong pintu, lalu menjumpai orang tuaku yang tengah duduk di kolam belakang, membe
last updateLast Updated : 2023-04-27
Read more

99

Melihat kejujuran dan kalimat suamiku yang dia ucapkan dengan pelan dan sopan, serta kata kata bahwa ia telah lelah dengan hubungan--bukan karena tidak bertanggung jawab melainkan karena sudah lelah dengan drama yang dibuat istrinya-- akhirnya pengadilan mengambil keputusan.*" Sesuai dengan undang-undang yang dan hukum yang berlaku, Dengan ini hakim menyatakan bahwa saudara Albi dan saudari Filza binti Rasyid resmi bercerai. Perihal pengasuhan anak akan berada dibawah asuhan ibunya dan mereka berhak mendapatkan nafkah sampai anak dewasa atau hingga batas waktu yang sudah bicarakan antara kedua belah pihak!"Tok!Palu itu diketuk, putusan dibacakan dengan satu kalimat panjang. Hak asuh Gibran jatuh ke tangan ibunya sementara Mas Albi harus membayar kompensasi 150 juta sebagai tebusan cerai. Perihal nafkah, itu akan diberikan sebesar tiga juta sebulan, mungkin kurang atau pas pasan saja, namun aku yakin nantinya wanita itu juga akan minta uang lebih.Setelah sidang bubar, Mas Albi
last updateLast Updated : 2023-04-27
Read more

100

Seminggu berlalu dalam berbagai perasaan suka dan duka suami, sementara aku selalu tampil sebagai penghibur terdepan untuknya.** Minggu sore, aku dan keluarga memutuskan untuk piknik ke taman kota yang rindang, di sana ada danau buatan dengan jejeran pohon di bagian tepi yang menyejukkan. Ada wahana permainan serta lapak lapak makanan enak, jadi, akan kuajak keluargaku untuk mencari angin dan bermain ke sana."Ayo anak anak, sudah siap.""Ya, ayo.""Mas, ayo berangkat," ajakku pada Mas Albi yang masih sibuk dengan ponsel."Sebentar aku sedang menjawab pertanyaan dari klien bisnis.""Ah, berbisnis memang tidak kenal waktu....""Iya, kalau ingin sukses, kita harus siap sedia sepanjang waktu.""Ayo pergi.""Ayo," jawabnya sambil mengenakan topi dan mengambil kunci mobil.*Taman masih belum begitu ramai, cahaya matahari sore menghangat ditingkahi angin sejuk yang menyeimbangkan cuaca. Bunga bunga aneka rupa dan warna bermekaran dan bergoyang ditiup angin, seolah mereka menyambut kedat
last updateLast Updated : 2023-04-28
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status