Semua Bab Dipaksa Akrab dengan istrinya : Bab 101 - Bab 110

121 Bab

101

Ketika pulang, Mas Aldi membantuku untuk membereskan karpet dan perlengkapan piknik. Kuperhatikan wajahnya yang terlihat sudah tidak bersemangat dan tidak fokus lagi dengan piknik kami. Merasa bahwa situasinya sudah kondusif lantaran Mas Albi terus menatap kepada filsa, akhirnya aku memutuskan untuk mengajaknya pulang saja. Sepanjang perjalanan kami hanya diam, tidak ada seorang pun yang memulai percakapan hingga sampai di rumah kami. Hari telah petang, azan magrib berkumandang, kubereskan barang bawaan ke dapur lalu pergi ke kamar untuk mandi dan salat.Kuhamparkan sajadah dan menunaikan ibadah, memohon pada Allah, agar hati suamiku kuat dan punya keteguhan tentang keputusan yang hampir sebulan lalu ia ambil.Sesudah salat, kuhampiri ia yang sedang baca Alquran di kursi dekat jendela, aku bersimpuh di kaki suamiku lalu memeluknya dengan penuh kasih. Kutempelkan tanganku di dadanya dan mencoba merasakan detakannya."Apakah jantung ini masih berdetak dengan nama wanita itu?""Tidak.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-28
Baca selengkapnya

102

Karena merasa prihatin dengan gibran, kuputuskan untuk pergi menjenguk putra suamiku bersama kedua kakaknya Fatin dan Fatimah. Niatku mengaja serta anak anak, agar Gibran bisa bertemu dan terbit lagi senyum di wajah pucatnya yang kesakitan. Aku memang benci pada Filza tapi aku tak membenci anaknya sedikit pun. Dia hanya bocah yang tidak bersalah yang masih butuh kasih sayang orang dewasa.Kususuri lorong rumah sakit, membawa sekeranjang buah dan berharap bahwa keluarga Filza akan menerima kedatanganku dengan pola yang biasa biasa saja. Aku lelah bertengkar dan niatku juga bukan untuk bertengkar. Aku hanya menunjukkan kepedulian juga perhatianku pada anak suamiku. Dan juga, agar Mas Albi tahu bahwa aku juga berusaha berdamai dengan semua orang.Tok tok ...Kuketuk pintu fasilitas kelas dua, di ruangan anak. Ada Gibran dan seorang anak lainnya di sana. Melihatku datang, keluarga Filza tertegun, ibunya hendak mendekat dan mengusir kami tapi ayahnya mencegah dengan gelengan kepala."Ass
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-29
Baca selengkapnya

103

Sepulangnya dari rumah sakit, kami langsung beristirahat. Anak anak ke kamar mereka, sementara aku mencuci bekas wadah makanan di dapur. Ada Mas Albi yang kemudian pulang dan menyapa, aku lihat dia cukup lelah dan terlihat lesu. Direbahkannya diri di kursi lalu membuka kancing bajunya untuk sedikit melegakan napas."Mau kopi Mas?""Iya, tentu," jawabnya.Kuseduhkan kopi untuknya lalu mengantarnya ke meja. Kuhempas diri di sofa sambil memperhatikan wajah Mas Albi yang lelah."Ada apa, Mas?""Lelah.""Bagaimana Gibran?""Baik.""Lalu orang tua Filza, apakah mereka bersikap baik?""Hmm, iya. Mereka tidak mengatakan apa apa," jawabnya."Kupikir ada kecanggungan setelah perpisahan dan kalimat kalimat pahit tempo hari, di depan pengadilan.""Ah, tidak juga, mereka mungkin maklum bahwa cucunya sedang sakit.""Aku harap hubungan semua orang tetap baik.""Ya, aku juga berharap begitu. Aku ingin filza memaklumi hubungan yang kini terjalin di antara kami, juga tentang kepentingan mengurus ana
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-29
Baca selengkapnya

104

Pada akhirnya, ada kabar yang benar benar membuatku kaget sekaligus angin segar untuk semua orang. Ayah Filza memutuskan untuk membawa anaknya ke poli psikiatri dan menangani masalah kejiwaan yang dialami putrinya itu. Kurasa itu keputusan terbaik yang pernah dibuat karena itu akan berpengaruh baik untuk Filza, cucunya juga untuk keluarga kami. "Hari ini ayah filsa akan membawa anaknya ke dokter jiwa," ucap Mas Albi sambil menikmati sarapan di piring."Aku terkejut karena mereka memberitahukan padamu tapi kurasa karena kau punya hubungan yang baik dengannya jadi, dia memberi tahu.""Lebih dari itu, dia berharap bahwa aku bisa menemani filsa.""Kenapa kau?""Entahlah....""Ah, iya, karena wanita manja dan butuh perhatian lebih, dia pasti ingin cari muka dan menunjukkan padamu bahwa dia berusaha jadi lebih baik dengan mau ikut terapi.""Aku tidak terpengaruh.""Sebaiknya batasi hubungan yang tidak terlalu relevan kecuali itu berkaitan dengan Gibran. Aku tidak ingin hubunganmu terjali
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-30
Baca selengkapnya

105

Kini balita itu dalam buaian tanganku, dia merasa nyaman dan tertidur pulas dengan wajah lucu. Ada rasa iba dan kasih sayang yang timbul dalam hatiku saat menatap bocah itu, mungkin naluri seorang ibu yang ingin melindungi dan menyayangi anak mereka, itu secara alami datang padaku. Dengan langkah pelan kubawa ia masuk ke kamar lalu meletakkan ia di tempat tidur dengan nyaman.Perlahan kututup pintu, agar dia tidak menyadari dan tetap terbuai mimpi dengan pulasnya. Kuhubungi suaniku yang masih di kantornya lalu memberi tahu bahwa Gibran ada bersama kami saat ini. "Benarkah?""Iya, Gibran di sini. Dia tertidur di kamar kita.""Aku kaget filza menyerahkannya padamu," ucap Mas Albi."Boleh jadi jebakan, dia akan membuat skenario bahwa anakmu tersakiti olehku, atau apa saja itu, aku khawatir, Mas.""Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Lagipula ia akan makan waktu lama di rumah sakit jiwa, jadi jangan pikirkan dia.""Iya, Mas. Jangan lupa nanti bawakan popok dan susu.""Baik. Titip gib
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-30
Baca selengkapnya

106

*"Kenapa kau? Kenapa hari ini wajah itu berseri dan kau kelihatan gembira sekali?" Dia bertanya seperti itu saat baru saja kusambut di depan pintu. "Entahlah, aku hanya sangat bahagia," jawabku sambil mengangkat bahu."Sungguhkah?""Iya. Kau tahu apa alasannya?" tanyaku memancing rasa penasaran suamiku."Tidak," jawab suamiku sambil menuju ke dapur, seperti biasa, Ia tuangkan air dari dispenser dingin lalu meneguk kesejukan cairan dari dalam gelas itu dengan tegukan cepat lalu lega."Ibu akan memberiku hadiah....""Wah, selamat, hadiah apa?""Masih rahasia sebab itupun dalam proses untuk meyakinkan dia bahwa aku pantas atau tidak mendapatkannya," jawabku."Diuji dulu baru diberi hadiah?""Ya.""Ujiannya apa?""Membahagiakan keluarga ini dengan segala kemampuanku.""Tentu saja itu keahlianmu, tidak perlu diujipun kau sudah membuat kami senang," jawab Mas Albi."Kau tahu apa hadiahnya, tidak penasaran?""Penasaran sekali.""Gelang nenek yang legendaris itu....""Apa? Gelang itu hany
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-30
Baca selengkapnya

107

"Baiklah jika kau melarangku pergi, tapi, ada beban moral yang berada di atas pundakku, di mana yang terjadi kepada dirinya sebagian besar berasal gara-gara aku, jika terjadi apa-apa maka itu akan jadi pertanyaan Gibran di suatu hari nanti. Dia pasti akan menyalahkanku.""Baiklah, itu bisa diterima. Kau takut jika filsa meninggal lalu Gibran menyalahkanmu, aku paham itu. Tapi percayalah filsa akan baik-baik saja, dokter pasti sudah memberinya penanganan khusus.""Aku harus melihatnya, bukan karena aku mencintainya tapi karena ini murni karena dia ibunya Gibran.""Baiklah," ucapku mengendurkan suara."Terima kasih atas pengertianmu," jawabnya yang langsung mengambil jaket dan berangkat pergi.Kubiarkan dia pergi, melihat dari jendela rumah mobilnya menjauh dari rumah kami. Kuhela napas sambil berpikir kira kira apa yang akan terjadi di rumah sakit itu."Ah, sudahlah, Mas Albi pasti akan menjaga batasannya. Filsa mungkin akan menangis minta dikasihi, tapi kuyakin Mas Albi akan mencegah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-01
Baca selengkapnya

108

"Kau menolak Mas?""Iya, karena kurasa, aku lebih baik membahagiakan mental istriku dibanding mempedulikan orang dari luar.""Terima kasih kalau begitu, Mas. Aku merasa hatiku menghangat mendengarnya. Tidak bermaksud untuk egois tapi aku terharu karena kau lebih mementingkan diriku.""Ada anak-anak juga yang aku perhatikan. Intinya kalau kau bahagia maka keluarga ini akan bahagia. Tapi jika kau tidak bahagia maka situasi rumah ini akan suram dan menyedihkan.""Ya Tuhan, aku beruntung memilikimu," ucapku pada suamiku."Sama, aku juga bahagia memilikimu sebagai pasangan hidup dan penyemangat, kau yang terbaik."" ... Kalau begitu aku pergi dulu ya.""Baiklah, hati-hati," jawabku sambil melihat dia yang berdiri dan aku langsung mencium tangannya.Anak-anak juga berpamitan padaku dan mencium tanganku. Mereka naik ke mobil ayah mereka dan melambaikan tangan.*Setelah selesai melakukan pekerjaan rumah aku lantas menggendong Gibran dan mengajak dia untuk tidur sebentar. Namun baru saja ingi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-01
Baca selengkapnya

109

Kupilih tak menceritakan perbuatan Filza kepada Mas Albi meski suamiku tahu, sejak kembali dari rumah sakit aku tak banyak menunjukkan senyum atau wajah ceria. Dia mendesakku untuk bercerita, tapi aku hanya menggeleng pelan dan ungkapkan tadinya niatku hanya untuk mempertemukan filsa dengan anaknya, tapi sayangnya wanita itu tak bersedia."Kalau dia menolak bertemu, jangan temui lagi. Biar Gibran lupa padanya dan hanya bergantung pada kita," ujar Mas Albi."Tapi, itu tak baik, Mas," ujarku."Biar dia tau rasa dan hidup dengan benar, Jangan hanya cari muka.""Sudahlah, ayo istirahat, aku sudah merapikan dapur dan menutup pintu, ayo istirahat.""Aku masih akan menonton bola, masuklah dulu," Jawab Mas Albi padaku.Ketika kurebahkan Gibran yang sudah tertidur di pelukanku, kupandangi bocah itu dengan sejuta perasaan yang bercampur aduk. Ternyata ... aku sudah demikian banyak berkorban untuk kemyaman semua orang. Ternyata, aku sudah melewati fase besar, memaksakan diri ikhlas untuk menyak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-02
Baca selengkapnya

110

Kini Mas Albi sudah dipindahkan ke ruang lain, dirawat sementara karena benturan di kepalanya yang membuat suamiku pusing dan menggunakan selang oksigen. Kutunggui dia sambil menggengdong gibran, sesekali ia ingin minum, kuberikan dia minum dari gelas dan pipet plastik."Apakah kau, tak lapar Mas?""Tidak.""Sebentar lagi ibu dan saudaramu akan datang, mereka pasti khawatir.""Harusnya mereka tak perlu diberi tahu," ucapnya lirih."Tentu harus diberitahu Mas, kalau terjadi apa-apa aku tidak mau disalahkan?""Ya Allah, ibu pasti cemas sekarang.""Aku sudah memberitahu bahwa kau baik-baik saja, jadi, jangan khawatir, istirahatlah.""Sempat terpikir olehku, andai aku tak selamat tadi, tentang nasib kalian. Aku belum siap meninggalkan kalian yang masih membutuhkan diri ini.""Karena itu bertahanlah, Mas," ucapku sambil menggenggam tangannya."Tentu, apapun caranya aku akan bertahan," jawab pria yang kini terbaring lemah dengan perban di bagian kepala depan dan lengan kiri. Kakinya dibalu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status