Share

107

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2023-05-01 11:56:24

"Baiklah jika kau melarangku pergi, tapi, ada beban moral yang berada di atas pundakku, di mana yang terjadi kepada dirinya sebagian besar berasal gara-gara aku, jika terjadi apa-apa maka itu akan jadi pertanyaan Gibran di suatu hari nanti. Dia pasti akan menyalahkanku."

"Baiklah, itu bisa diterima. Kau takut jika filsa meninggal lalu Gibran menyalahkanmu, aku paham itu. Tapi percayalah filsa akan baik-baik saja, dokter pasti sudah memberinya penanganan khusus."

"Aku harus melihatnya, bukan karena aku mencintainya tapi karena ini murni karena dia ibunya Gibran."

"Baiklah," ucapku mengendurkan suara.

"Terima kasih atas pengertianmu," jawabnya yang langsung mengambil jaket dan berangkat pergi.

Kubiarkan dia pergi, melihat dari jendela rumah mobilnya menjauh dari rumah kami. Kuhela napas sambil berpikir kira kira apa yang akan terjadi di rumah sakit itu.

"Ah, sudahlah, Mas Albi pasti akan menjaga batasannya. Filsa mungkin akan menangis minta dikasihi, tapi kuyakin Mas Albi akan mencegah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    108

    "Kau menolak Mas?""Iya, karena kurasa, aku lebih baik membahagiakan mental istriku dibanding mempedulikan orang dari luar.""Terima kasih kalau begitu, Mas. Aku merasa hatiku menghangat mendengarnya. Tidak bermaksud untuk egois tapi aku terharu karena kau lebih mementingkan diriku.""Ada anak-anak juga yang aku perhatikan. Intinya kalau kau bahagia maka keluarga ini akan bahagia. Tapi jika kau tidak bahagia maka situasi rumah ini akan suram dan menyedihkan.""Ya Tuhan, aku beruntung memilikimu," ucapku pada suamiku."Sama, aku juga bahagia memilikimu sebagai pasangan hidup dan penyemangat, kau yang terbaik."" ... Kalau begitu aku pergi dulu ya.""Baiklah, hati-hati," jawabku sambil melihat dia yang berdiri dan aku langsung mencium tangannya.Anak-anak juga berpamitan padaku dan mencium tanganku. Mereka naik ke mobil ayah mereka dan melambaikan tangan.*Setelah selesai melakukan pekerjaan rumah aku lantas menggendong Gibran dan mengajak dia untuk tidur sebentar. Namun baru saja ingi

    Last Updated : 2023-05-01
  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    109

    Kupilih tak menceritakan perbuatan Filza kepada Mas Albi meski suamiku tahu, sejak kembali dari rumah sakit aku tak banyak menunjukkan senyum atau wajah ceria. Dia mendesakku untuk bercerita, tapi aku hanya menggeleng pelan dan ungkapkan tadinya niatku hanya untuk mempertemukan filsa dengan anaknya, tapi sayangnya wanita itu tak bersedia."Kalau dia menolak bertemu, jangan temui lagi. Biar Gibran lupa padanya dan hanya bergantung pada kita," ujar Mas Albi."Tapi, itu tak baik, Mas," ujarku."Biar dia tau rasa dan hidup dengan benar, Jangan hanya cari muka.""Sudahlah, ayo istirahat, aku sudah merapikan dapur dan menutup pintu, ayo istirahat.""Aku masih akan menonton bola, masuklah dulu," Jawab Mas Albi padaku.Ketika kurebahkan Gibran yang sudah tertidur di pelukanku, kupandangi bocah itu dengan sejuta perasaan yang bercampur aduk. Ternyata ... aku sudah demikian banyak berkorban untuk kemyaman semua orang. Ternyata, aku sudah melewati fase besar, memaksakan diri ikhlas untuk menyak

    Last Updated : 2023-05-02
  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    110

    Kini Mas Albi sudah dipindahkan ke ruang lain, dirawat sementara karena benturan di kepalanya yang membuat suamiku pusing dan menggunakan selang oksigen. Kutunggui dia sambil menggengdong gibran, sesekali ia ingin minum, kuberikan dia minum dari gelas dan pipet plastik."Apakah kau, tak lapar Mas?""Tidak.""Sebentar lagi ibu dan saudaramu akan datang, mereka pasti khawatir.""Harusnya mereka tak perlu diberi tahu," ucapnya lirih."Tentu harus diberitahu Mas, kalau terjadi apa-apa aku tidak mau disalahkan?""Ya Allah, ibu pasti cemas sekarang.""Aku sudah memberitahu bahwa kau baik-baik saja, jadi, jangan khawatir, istirahatlah.""Sempat terpikir olehku, andai aku tak selamat tadi, tentang nasib kalian. Aku belum siap meninggalkan kalian yang masih membutuhkan diri ini.""Karena itu bertahanlah, Mas," ucapku sambil menggenggam tangannya."Tentu, apapun caranya aku akan bertahan," jawab pria yang kini terbaring lemah dengan perban di bagian kepala depan dan lengan kiri. Kakinya dibalu

    Last Updated : 2023-05-02
  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    111

    Hanya aku berdua di ruangan ini setelah keluarga dan kerabat Mas Albi pergi. Hari menjelang petang, garis cakrawala terlihat indah dari jendela kamar kami, lembayung mengingatkan pada pertemuan pertama saat menghabiskan waktu sendiri menikmati senja. Itu pertemuan manis yang cukup membuatku langsung jatuh cinta. Cara Mas Albi bersikap, tutur kata dan cara ia memperkenalkan diri membuatku langsung terkesan dan memutuskan mengenal ia lebih dekat. Beberapa bulan kami berteman, aku makin terkesan dengan ketulusan hati dan ibadahnya yang rajin, kami semakin dekat hingga akhirnya dia melamarku, dan kami pun menikah. Ada beberapa episode senja yang kuhabiskan dengan kelam, saat pertama kali ia mengatakan ingin menikah lagi, juga senja saat pertama kali aku menyadari bahwa suamiku bukan milikku lagi. Aku terus menangis meski memaksa perasaanku untuk sadar dan bersikap wajar, Aku berusaha untuk menghibur diri dan tetap tulus, toh suamiku masih hidup dan aku masih boleh berjumpa dengannya.

    Last Updated : 2023-05-03
  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    112

    Demi menjaga ketenangan dan kenyamanan Mas Albi kuputuskan untuk melindungi suamiku dari gangguan mantan istri keduanya. Kututup pintu kamar lalu berjaga jaga di sekitar koridor dan lift, menunggu wanita itu datang sehingga aku bisa menghalau dia untuk merangsek masuk ke kamar suamiku.Lima menit kutunggu, belum datang juga. Kurasa mungkin, ia hanya menggertak atau menakuti diri ini."Ah, sebaiknya aku masuk saja ke kamar dan beristirahat," gumamku pelan.Namun baru saja kulangkahkan kaki, tiba tiba seseorang menarik bagian bahu gamisku. "Mana mas Albi?" tanyanya."Kenapa? Apa yang kau butuhkan, suamiku sedang tidur, jadi tangan ganggu dia!""Dia juga suamiku!""Tak ingatkah kamu bahwa surat cerai kalian sudah terbit dan diantar ke rumahmu, beraninya kau menyebut mas Albi sebagai suamimu!""Surat cerai hanya kertas berisi omong kosong, aku tak pernah menganggap itu serius dalam hidupku, jadi pertemukan aku dengannya!" Nada suaranya cukup meninggi hingga menggema di lorong rumah sak

    Last Updated : 2023-05-03
  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    113

    (Apakah Filza mendatangi kalian?) Pesan itu datang dari ibunda filsa saat aku baru saja menyelimuti suamiku yang kembali tertidur.(Tadi sempat datang, tapi sudah pergi beberapa waktu yang lalu saya yakin dia sudah kembali ke sana.) Aku segera menjawab pesannya.(Tapi sampai saat ini anakku belum kembali juga, di mana dia ya.)(Kalau dia tidak kembali, kira-kira dia ke mana?) Mau tidak mau aku pun penasaran dan merasa sedikit panik. Apakah dia pergi ke suatu tempat untuk melakukan tindakan nekat atau hanya sekedar jalan-jalan untuk menghibur diri. Ah, meresahkan sekali. (Ibu kurang tahu. Tolong bantu ibu untuk menemukan filsa, dia tidak menjawab telepon Ibu.)(Aduh, bagaimana ya ....) Aku jadi bingung untuk melakukan apa. (Tolong minta Abi untuk menghubungi filsa hanya Albi yang bisa membuat filsafat menurut.)(Tapi dia baru saja tertidur dan tidak bisa diganggu lagi, suami saya sedang sakit kepala dan merasa lemah, badannya sakit semua.)(Tolong lakukan sesuatu demi Ibu ...)Aduh

    Last Updated : 2023-05-04
  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    114

    "Ah, tidak, aku hanya lalai. Pikiran tidak akan mengganggu fokusku mengendara. Saat itu ada lubang besar, aku tidak memperhatikannya saat karena saat itu sedang melihat ponsel. Aku berusaha untuk menghindari lubang itu Tapi secara cepat sebuah mobil datang dari arah berlawanan hingga aku pun membanting setir dan menabrak pembatas jalan. Mobilku terbalik dan masuk ke ceruk jalanan. Aku bersyukur masih bisa selamat, karena Andai mobil itu meledak tentu aku tidak akan bisa bertemu istriku sekarang.""Oh begitu ya, tapi kamu harusnya lebih hati-hati. Masih banyak loh orang-orang yang membutuhkan kamu di sekelilingnya," ucap Lena dengan berdecak kecil. Nampaknya dari gestur, wanita itu ingin menunjukkan perhatian dan tertarik pada suamiku."Makasih perhatiannya, aku akan lebih berhati hati.""Lihat kan, kamu hampir patah kaki, tanpa kamu situasi di kantor kacau dan tidak terkendali. Ada beberapa hal yang tidak bisa kami handle kecuali atas pengaturanmu.""Aku berjanji aku akan segera kemba

    Last Updated : 2023-05-04
  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    115

    Di sinilah aku sekarang, di rumah sakit, duduk di bawah pohon angsana yang rindang sambil berhadapan dengan ibunda filsa saya yang mentari di jam 08.00 pagi sangat menghangatkan dan juga menyebarkan pikiran, jadi kurasa ini waktu yang tepat untuk bicara.Sepanjang malam aku sudah memikirkan apa yang dikatakan anakku, kurasa di merawat Gibran adalah tanggung jawab yang benar-benar memberatkan untukku karena jika terjadi apa-apa tentu diri ini yang pertama disalahkan."Jadi tolong sampaikan, apa yang ingin kau katakan?""Aku ingin kembalikan Gibran kepada ibu," ucapku."Tapi, kau lihat sendiri situasi kami sekarang.""Aku yakin Ibu punya anggota keluarga yang Ibu percayai, Aku ingin kembalikan tanggung jawab itu kepada Ibu karena aku tidak ingin disalahkan jika terjadi apa-apa.""Justru di rumahmu dan di dalam pelukanmu tempat teraman bagi anak itu.""Kenapa Ibu mempercayaiku? Aku hanya ibu tiri untuk Gibran.""Aku tahu hatimu sangat tulus dan luas untuk menerima dan memaafkan kesalahan

    Last Updated : 2023-05-05

Latest chapter

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    121

    Ah, kenapa jadi begini lagi. Hmm, kalau aku diam saja, maka kisah lama akan terulang kembali. Sebenarnya secara tidak langsung Mas Albi juga menyimak percakapan kami, hanya saja ia pura pura tidak mendengar dan tidak peduli."Oh, hehe, benarkah? Uhm ... kurasa kau akan punya kehidupan lebih baik setelah ini. Kau tumbuh jadi wanita yang terbuka dan mendewasa sekarang.""Aku menyesal tidak bersikap baik seperti ini dari dulu.""Sudahlah, jangan ungkit masa lalu, karena dari sana kita membuat kesalahan dan belajar untuk tidak mengulanginya lagi. Ayo makan" ucapku sambil meraih sendok saji.Di meja kaca, terhidang aneka lauk dan sayur yang dia letakkan dalam mangkuk kaca dengan sisi keemasan, piring dan gelas terlihat mewah dan ditata cantik di meja, ada gulai ayam, tumis brokoli wortel, ikan sambal dan aneka makanan lain. Aku benar benar terkejut bahwa wanita ini akhirnya bisa mengurus rumah dan menyambut tamu dengan baik."Kelihatannya enak," gumamku sambil duduk dan mencicipi makanan i

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    120

    "Kalau kau ragu untuk memulai percakapan maka aku yang akan menghubungi filsa untukmu," ucapku lembut."Ya, tolong lakukan itu," jawabnya dengan binar mata penuh harap."Kuharap dia merespon baik dan kita bisa bertemu dengan damai, tanpa air mata dan luka lagi.""Semoga saja," desah Mas Albi sambil menganggukkan kepala.*Setelah Mas Albi ke kantor, tugas tugas rumah sudah beres, aku segera mengambil inisiatif untuk menghubungi mantan maduku yang kini tinggal dengan kedua orang tuanya.Kupencet nomor ponselnya dan berharap bahwa itu masih nomor yang sama namun ternyata sudah tidak aktif. Untungnya aku menyimpan nomor telepon rumah ibunya Filza jadi aku segera menghubunginya."Halo, Assalamualaikum Bu," sapaku berhati hati."Halo, walaikum salam, Nak Aini, apa kabar Nak? kok tumben baru menelpon sekarang ya?""Begini Bu, Mas Albi ingin menjumpai Gibran," jawabku."Oh tentu saja, kalian bisa mendatanginya ke rumah," jawab Ibunya Filza."Apakah itu akan baik Bu?""Tentu saja, tak ada ma

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    119

    "Kau yakin dengan ini? Jika kau merasa tidak baik-baik saja, Gibran boleh kau titipkan dulu pada kami?""Tidak usah, aku sudah rindu anakku dan ingin membawanya pulang.""Tapi Filza ....""Tolong kemasi barang Gibran!" Wanita itu memberi penekanan dengan perintahnya yang terdengar sangat tegas."Baiklah," gumamku lirih. "... Kami memang tidak berhak menahan anakmu tetap di sini Jadi kau tidak perlu terlalu tegang dan marah.""Aku akan berterima kasih jika kau melakukannya dengan cepat Mbak," jawabnya."Iya, baiklah." Aku beranjak ke kamar sambil memperhatikan wajah Mas Albi sementara pria itu hanya terlihat bingung dan tercenung.Kukemasi barang barang Gibran, pakaian selimut, batal, botol susu hingga buku edukasi dini yang setiap malam kubacakan untuknya. Entah kenapa, hatiku merasa sangat berat dan sedih, ada rasa sulit melepaskan dan tidak rela, juga rasa sesak yang menghimpit hati. Aku tahu Gibran bukan anakku, tapi kehadirannya membawa cahaya baru dalam hidupku. Ya Tuhan ... kena

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    118

    Dua Minggu berlalu setelah percakapan terakhir Mas Albi dengan fIlza, sudah berhari hari wanita itu tak pernah menghubungi lagi, tak memberi kabar atau biasanya meminta Mas Albi untuk mendatanginya.Entah dia sudah berubah pikiran atau hanya sedang sibuk dengan pengobatan, aku tak tahu. Fokusku sekarang adalah mengurus anak dan suami, malah aku beruntung sekali kalau Mas Albi tidak diganggu ganggu lagi.*"Sedang apa Um?" Tanya suamiku yang mendekat di teras belakang."Menjahit," jawabku sambil memperlihatkan kain di tangan dan jarum."Kau tampak ceria, apa ada hal yang membuatku senang.""Lebih tepatnya hal yang membuat kita senang," balas Mas Albi."Apa itu aku penasaran sekali," jawabku antuasias."Lihatlah ini," ucapnya sambil menyodorkan brosur padaku. Brosur itu adalah informasi sebuah perumahan dengan gambar hunian berlantai dua yang terlihat modern dan mewah."Apa ini?""Kupikir rumah kita terlalu kecil untuk 3 orang anak, dan anggota keluarga boleh jadi akan bertambah lagi, j

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    117

    Itu yang selalu aku ajarkan pada diriku dan kuyakinkan pada hatiku, bahwa suatu hari semua masalah ini akan berakhir dan kami akan hidup bahagia.Boleh jadi kisah yang berputar sekarang ini hanya tentang hidupku dan kegilaan Filza, tentang Mas Albi yang masih saja galau dan kasihan pada mantan istrinya. Tentang aku yang kadang-kadang baik dan merasa iba pada orang yang berbuat zholim, tidak bisa kupungkiri perasaan hatiku selalu ingin bersikap tulus pada orang lain. Mungkin itu sudah alami terjadi.Kubaringkan diriku di dekat suami dan Gibran yang tertidur pulas dengan posisi saling memeluk. Kurapikan rambutku agar tidak berserakan di bantal lalu menyelimuti diri. Mas Albi yang posisinya berada di antara aku dan Gibran segera membalikkan badan dan memeluk diri ini dengan erat."Sayang, aku rindu denganmu," bisiknya."Hmm." Aku hanya menggumam dalam kegalauan pikiranku yang kadang kadang berkecamuk tentang wanita yang sedang dirawat di seberang sana."Bolehkah kita melakukannya malam

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    116

    "Mas ...." Kupandang suami untuk beberapa saat, dia juga seperti memberi isyarat sebuah harapan akan hatiku tergerak oleh tangisan bocah itu."Kumohon, Aini ...." Mas Albi akhirnya meminta dariku. "Tolong kasihani anakku, dia mencintaimu sebagai ibunya," ucap Mas Albi dengan tatapan sendu."Ah, baiklah." Aku pun tak tega jadinya.Kuhampiri nenek Gibran, kuambil balita itu dari pelukannya lalu menggendongnya dengan erat. Air mataku menetes, pun neneknya yang tak kuasa menahan sedih."Gibran, ternyata hatimu sudah lekat dengan ummi ya?" tanya neneknya sambil mengelus punggung bocah itu. Anak Filza langsung tenang begitu aku memeluk dan menggendongnya dengan penuh kasih."Kalau begini, dia pasti akan menangis dalam pengasuhan Ibu," ucap Ibunda Filsa dengan sedih. "Dibawa bertemu Bundanya juga kondisi bundanya tidak baik, khawatir Gibran akan ditolak dan membuat anak itu sedih.""Kami akan membawanya pulang," ujar Mas Albi meyakinkan ibu."Sungguhkah?""Iya, Bu. Tidak ada alasan untuk men

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    115

    Di sinilah aku sekarang, di rumah sakit, duduk di bawah pohon angsana yang rindang sambil berhadapan dengan ibunda filsa saya yang mentari di jam 08.00 pagi sangat menghangatkan dan juga menyebarkan pikiran, jadi kurasa ini waktu yang tepat untuk bicara.Sepanjang malam aku sudah memikirkan apa yang dikatakan anakku, kurasa di merawat Gibran adalah tanggung jawab yang benar-benar memberatkan untukku karena jika terjadi apa-apa tentu diri ini yang pertama disalahkan."Jadi tolong sampaikan, apa yang ingin kau katakan?""Aku ingin kembalikan Gibran kepada ibu," ucapku."Tapi, kau lihat sendiri situasi kami sekarang.""Aku yakin Ibu punya anggota keluarga yang Ibu percayai, Aku ingin kembalikan tanggung jawab itu kepada Ibu karena aku tidak ingin disalahkan jika terjadi apa-apa.""Justru di rumahmu dan di dalam pelukanmu tempat teraman bagi anak itu.""Kenapa Ibu mempercayaiku? Aku hanya ibu tiri untuk Gibran.""Aku tahu hatimu sangat tulus dan luas untuk menerima dan memaafkan kesalahan

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    114

    "Ah, tidak, aku hanya lalai. Pikiran tidak akan mengganggu fokusku mengendara. Saat itu ada lubang besar, aku tidak memperhatikannya saat karena saat itu sedang melihat ponsel. Aku berusaha untuk menghindari lubang itu Tapi secara cepat sebuah mobil datang dari arah berlawanan hingga aku pun membanting setir dan menabrak pembatas jalan. Mobilku terbalik dan masuk ke ceruk jalanan. Aku bersyukur masih bisa selamat, karena Andai mobil itu meledak tentu aku tidak akan bisa bertemu istriku sekarang.""Oh begitu ya, tapi kamu harusnya lebih hati-hati. Masih banyak loh orang-orang yang membutuhkan kamu di sekelilingnya," ucap Lena dengan berdecak kecil. Nampaknya dari gestur, wanita itu ingin menunjukkan perhatian dan tertarik pada suamiku."Makasih perhatiannya, aku akan lebih berhati hati.""Lihat kan, kamu hampir patah kaki, tanpa kamu situasi di kantor kacau dan tidak terkendali. Ada beberapa hal yang tidak bisa kami handle kecuali atas pengaturanmu.""Aku berjanji aku akan segera kemba

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    113

    (Apakah Filza mendatangi kalian?) Pesan itu datang dari ibunda filsa saat aku baru saja menyelimuti suamiku yang kembali tertidur.(Tadi sempat datang, tapi sudah pergi beberapa waktu yang lalu saya yakin dia sudah kembali ke sana.) Aku segera menjawab pesannya.(Tapi sampai saat ini anakku belum kembali juga, di mana dia ya.)(Kalau dia tidak kembali, kira-kira dia ke mana?) Mau tidak mau aku pun penasaran dan merasa sedikit panik. Apakah dia pergi ke suatu tempat untuk melakukan tindakan nekat atau hanya sekedar jalan-jalan untuk menghibur diri. Ah, meresahkan sekali. (Ibu kurang tahu. Tolong bantu ibu untuk menemukan filsa, dia tidak menjawab telepon Ibu.)(Aduh, bagaimana ya ....) Aku jadi bingung untuk melakukan apa. (Tolong minta Abi untuk menghubungi filsa hanya Albi yang bisa membuat filsafat menurut.)(Tapi dia baru saja tertidur dan tidak bisa diganggu lagi, suami saya sedang sakit kepala dan merasa lemah, badannya sakit semua.)(Tolong lakukan sesuatu demi Ibu ...)Aduh

DMCA.com Protection Status