Home / Romansa / Istri Muda Sang Presdir / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Istri Muda Sang Presdir: Chapter 211 - Chapter 220

226 Chapters

Bab 211 : Cosplay

​​Raga kesal bukan kepalang, semalam dia bahkan tidak bisa tidur memikirkan Sienna yang sedang mengandung anaknya, tapi ternyata gadis itu berbohong. Raga pun bergegas pergi dari penthouse Ayuda, dia berjalan sambil mendial nomor Sienna dengan rasa jengkel, dan saat panggilan itu terhubung Raga pun langsung bertanya -"Di mana kamu sekarang? Aku ingin bertemu.""Aku? Di rumah, bukankah kamu tahu sekarang aku menjadi anak baik," jawab Sienna dengan santai. Ia sedang tiduran di kasur sambil melihat-lihat gaun pengantin dari sebuah majalah fashion. "Aku akan sampai rumahmu dalam lima belas menit," kata Raga. "Ada apa?" Sienna menegakkan badan, dia kebingungan dan Raga tidak menjawab pertanyaannya. Gadis itu pun bergegas merapikan majalah dan bungkus snack yang berserakan di atas kasur. Seperti biasa jika papa dan mama Sienna sedang tidak ada di rumah, Raga pasti akan ke kamarnya, Sienna pikir pria itu pasti akan mengajaknya bercinta. “Aduh, mana bau citata lagi,” gerutu Sienna. Ia se
last updateLast Updated : 2023-01-26
Read more

Bab 212 : Tidak Tahan

Di penthouse sang istri, Jiwa akhirnya tak bisa melakukan apa-apa, dia takut sesuatu yang buruk sedang terjadi dan dia malah mengusir Aldi pulang. Dengan setengah hati Jiwa memersilahkan pria itu masuk, diraihnya Nala dari gendongan Ayuda tanpa berkata-kata.“Ada apa? apa ada masalah?” Ayuda memandangi punggung Jiwa yang berjalan menjauh, dia menoleh ke arah pintu dan mendapati Aldi berjalan mendekat.“Al, kok … “ Kening Ayuda berkerut, dia sedang menerka situasi apa yang terjadi saat ini sampai Aldi tiba-tiba saja memohon.“Nona, bantu saya memilih cincin yang paling sesuai dengan karakter Dira.”“Apa?” Ayuda melongo, dia tak percaya hanya demi hal seperti ini Aldi sampai datang ke rumahnya.“Dira bilang seharusnya sebagai calon suami saya tahu bagaimana karakternya, kami bertengkar hanya karena sebuah cincin. Masa depanku terancam, Nona,”ucap Aldi memelas.Ternyata diam-diam, Jiwa menguping pembicaraan. Ia mencebik kesal lalu memandang Nala yang terlelap tidur. Ia berjalan ke ranjan
last updateLast Updated : 2023-01-28
Read more

Bab 213 : Tidak Terlalu Formal

“Jangan memancing macan kelaparan Ayuda.” Jiwa menegakkan badan. Ia tatap sang istri lekat lalu membelai pipinya dengan raut muka yang sengaja dibuat dingin.“Apa kamu ingin ciuman selamat malam sebelum tidur?”Ayuda menggoda, dia tertawa kala Jiwa mengangguk cepat. Wanita itu merangkum pipi sang suami, menyatukan daging tak bertulang mereka dan mengecapnya sedikit lama. Ciuman itu tak terjeda, hingga beberapa menit berlalu, Ayuda hendak menjauhkan kepala untuk melepaskan tautan bibirnya, tapi Jiwa merengkuh pundaknya, melepas sebentar bibir mereka lalu berkata-“Tidak bisa! tidak boleh sebentar, aku sangat merindukanmu hari ini.”“Bukankah kita bisa berciuman setiap hari?” tanya Ayuda dengan suara lirih.“Ya, tapi kamu pasti tahu yang seperti ini tidak bisa dikontrol.”Mereka sama-sama tersenyum dan kembali menautkan bibir, berpikir mumpung Nala belum paham dengan apa yang sedang mereka lakukan saat ini. Ayuda bahkan naik ke ranjang, dia saling mengadu bibir dengan Jiwa dalam posisi
last updateLast Updated : 2023-01-31
Read more

Bab 214 : Sudah Tidak Penting

Dira yang tak menyangka akan kedatangan tamu pagi-pagi nampak kebingungan. Ia melihat dua orang yang sangat serasi berdiri di depan pintu rumahnya dengan senyuman aneh. Dira cukup pandai sehingga sudah menduga bahwa tujuan Ayuda datang pasti untuk membantu Aldi. Padahal Dira tak serius dengan ucapannya. Menurut gadis itu sang kekasih menjadi sedikit sensitif menjelang pernikahan, hingga ucapannya tentang cincin membuat Aldi kalang kabut.“Kamu membuatnya pusing, kenapa harus sambil merajuk hanya demi cincin?”Ayuda menasehati, tapi sepertinya Dira tak suka hingga merengut dan menggeser posisinya menjauh.“Apa dia bercerita kalau aku marah? aku tidak marah, aku hanya memintanya untuk memutuskan mana cincin yang menurutnya sesuai denganku,”jawab Dira.“Kamu pikir pria itu cenayang bisa menebak apa yang ada di pikiranmu?”Jiwa hampir saja terbahak saat mendengar sang istri mengatakan hal seperti itu, bagaimana tidak? sejatinya Ayuda juga sama saja, terkadang marah dan tak mau menjelaskan
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

Bab 215 : Lamaran Raga

Malam harinya, Ayuda nampak bersiap di kamarnya untuk mendatangi acara lamaran Raga. Ia mengenakan baju yang memang dia punya di lemari. Ayuda lega melihat bentuk tubuhnya masih sama seperti sebelum melahirkan Nala. Ia mematut diri di depan cermin, menoleh ke kiri dan kanan untuk memastikan penampilan. Wanita itu mendengar suara pintu kediamannya terbuka, menebak pasti itu Jiwa yang baru saja kembali dari apartemennya sendiri.Ayuda menoleh, dia memulas senyum mendapati Jiwa mendekat sambil berusaha mengancingkan lengan kemeja. Ayuda tak tinggal diam, dia raih tangan pria itu untuk membantu.“Kenapa menatapku terus? Apa ada yang salah?”Meski tanpa memandang wajah sang suami, tapi Ayuda tahu apa yang sedang Jiwa lakukan. Ia turunkan tangan Jiwa perlahan lalu merapikan bagian depan kemeja yang pria itu kenakan.“Apa harus ada yang salah agar punya alasan? Aku sedang mengagumi wajah istriku sendiri,” goda Jiwa.“Tidak, karena memang hanya akuyang harus kamu lihat mulai sekarang,”jawab A
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

Bab 216 : Kedatangan Papa

Ayuda dan keluarga Ramahadi masih terlibat perbincangan hangat dengan keluarga Bisma, saat bik Nini menghubungi. Raga dan Sienna direncanakan menikah dua bulan lagi dan Rahwana hotel tentu saja akan menjadi lokasi, di mana resepsi pernikahan keduanya akan berlangsung.Ayuda awalnya tak begitu merespon panggilan bik Nini, dia pikir wanita itu pasti hanya akan meminta persetujuannya tentang cara menidurkan Nala. Namun, perasaan Ayuda menjadi kurang nyaman, dan memutuskan meminta izin untuk menerima panggilan itu.Jiwa yang melihat ekspresi wajah Ayuda berubah, memandangi istrinya itu sampai punggungnya menjauh, hingga putra sulung Ramahadi itu memutuskan ikut berdiri untuk menyusul Ayuda.“Apa?” Ayuda kaget saat bik Nini berkata papanya dan Hari sudah berdiri di depan pintu. “Kenapa om Hari tidak memberitahuku lebih dulu?” ucapnya.Ayuda menoleh mendapati Jiwa mendekat, pria itu bertanya apa yang terjadi, dan dia pun menjelaskan yang baru saja disampaikan oleh bik Nini.“Apa kita harus
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more

Bab 217 : Mau Bagaimana Lagi

Affandi belum menjawab akankah menerima permintaan Ayuda, tapi putri kesayangannya itu lebih dulu berkata kembali. Ayuda meminta sang Papa juga harus menerima Jiwa sebagai menantu. Seperti Ramahadi yang sangat menyayanginya, Affandi juga harus menyayangi Jiwa.“Aku mencintai Jiwa, aku ingin hidup bahagia bersamanya, jadi Papa juga harus menerimanya sebagai anak.”Jiwa menoleh karena tak menyangka Ayuda akan berkata mencintainya setegas itu di depan Affandi. Hatinya merasa berbunga-bunga terlebih Ayuda melingkarkan tangan ke lengannya dengan posesif.“Pa, aku sudah menemukan orang yang ingin aku ajak menghabiskan sisa umur bersama, aku bahagia, jadi kalau Papa benar-benar menyayangiku, tolong kabulkan permintaanku ini!”Affandi tak menjawab, dia hanya bisa memandang putrinya dan Jiwa bergantian, putra sulung pria yang paling dibencinya itu nampak menatap wajah putrinya lekat, sampai suara tangis dari dalam kamar terdengar dan bik Nini yang sejak tadi menjadi pendengar buru-buru masuk.
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

Bab 218 : Apa Sudah?

Sejak pagi, Jiwa terus saja menampakkan wajah riang. Ia memandangi sang istri yang sibuk melakukan tugas merawat putrinya seperti biasa. Jiwa membuat Ayuda salah tingkah setelah semalam wanita itu menjawab pertanyaannya dengan kata ‘ya’.“Apa sudah?”“Berhenti bertanya apa sudah – apa sudah,”amuk Ayuda. Pipinya merona merah karena Jiwa bersikap sangat agresif. “Aku mau bertemu papa dan Dira dulu, kamu cepat bersiap sana untuk pergi bekerja!”Jiwa tak menggubris ucapan Ayuda, dia malah melingkarkan tangan di pinggang wanita itu yang sedang menggendong putrinya.“Jiwa!” bentak Ayuda.“Malam ini aku akan memberi bonus ke Bik Nini untuk menjaga Nala, kita bisa pakai apartemenku untuk melakukan itu.”“Melakukan apa?” Ayuda dengan sengaja menggoyangkan pinggang untuk membuat Jiwa melepaskan tangan. Namun, pria itu terlalu kuat dan membuatnya berakhir pasrah karena Nala ada di pelukannya.“Jangan berpura-pura! aku tahu kamu tidak sepolos itu, bahkan saat tidur kamu sesekali nakal dengan meng
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more

Bab 219 : Kejutan Untuk Dira

Setelah Jiwa berangkat ke kantor, Ayuda tak langsung pergi ke rumah Dira. Ia malah berdiri di depan lemari baju, bingung memilih pakaian mana yang cocok dia kenakan untuk malam spesial yang Jiwa katakan tadi. Ayuda menekuk bibir ke dalam lalu memajukannya lagi, bunyi decapan lidahnya membuat bik Nini yang baru saja masuk untuk menata baju Nala keheranan.“Non, cari apa?”Ayuda menggeleng, wanita itu sedang berpikir mana mungkin memakai gaun yang sama di depan Jiwa. Apalagi dia sama sekali tidak memiliki satu pun baju tempur selain piyama satin yang sering dia pakai karena praktis saat menyusui Nala.“Seharusnya aku pergi shopping kemarin,”ucap Ayuda.Bik Nini tentu saja semakin heran, dia sejajari Nonanya itu dan kembali bertanya,”Non cari apa?”“Linger … “ Ayuda keceplosan, matanya melotot menoleh bik Nini dan melempar senyuman canggung.Pembantunya itu pun menarik sudut bibir, tersenyum aneh sambil menaikturunkan alis mata. Bik Nini berhasil membuat Ayuda merasa malu, dia pasti tahu
last updateLast Updated : 2023-02-10
Read more

Bab 220 : You Are Mine

Dira masih berada di pelukan Ayuda, meski tak mau membalas pelukan saudaranya, tapi Dira menyandarkan kepala ke pundak ibunda Nala itu. Ia masih tergugu, tak menyangka satu orang datang lagi ke rumahnya dan masuk dengan wajah kebingungan. Aldi menjadi pusat perhatian semua orang, sampai Ayuda melonggarkan pelukan dan Dira memanggil dengan manja nama pria itu.“Mas Al!”“Ra, kenapa kamu menangis?” tanya Aldi bingung, dia hanya diberitahu Affandi akan datang, tapi jika tahu akan membuat calon istrinya menangis, tentu saja Aldi akan melarang. Alih-alih berada di sana tepat waktu, Aldi terjebak lampu merah beberapa kali.“Pak, ini bukan seperti yang Anda janjikan, bukankah ….”Aldi menjeda kata, Dira yang masih sesenggukan mendekat dan memberitahu Aldi kalau Affandi baru saja berkata akan menikahkannya.“Benarkah?” Aldi nampak bahagia. Ia raih tangan Affandi dan menggoyang-goyangkannya beberapa kali.Meski awalnya kesal, tapi Dira tertawa melihat kelakuan Aldi. Ayuda lega karena yakin Dir
last updateLast Updated : 2023-02-13
Read more
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status