"Aku harus ikut menemanimu!" Raka terus memaksa. "Tidak usah, Mas. Kamu belum sehat betul. Jadi istirahat saja di rumah," bujukku. "Tapi di luar sana sangat berbahaya, Sayang." "Mas Raka, tiga orang pengawal ditambah dengan Hafiz yang ikut denganku malam ini, apa belum cukup?" tanyaku seraya menatap wajah cemas suamiku ini. Raka membuang napas kasar. Dan pada akhirnya dia menyerah. "Baiklah. Tapi janji sama aku. Kamu harus hati-hati dan jaga diri. Aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku jika terjadi apa-apa padamu, Sayang." Raka langsung memelukku erat, seakan-akan aku akan pergi jauh dan lama. "Kenapa kamu sangat cemas begini? Apa karena Aina dan keluarganya juga hadir di acara pesta malam ini?" tanyaku heran seraya melepaskan pelukannya perlahan. "Entahlah. Rasanya begitu berat melepas kamu kali ini." Raka kembali memelukku erat. "Sudahlah, Sayang. Mungkin hanya perasaanmu saja. Jangan berpikir macam-macam. Aku akan baik-baik saja, oke?" Namun Raka tak menyahut. Dia teru
Baca selengkapnya