Jenar tidak bisa mengalihkan pandangan matanya, pernak-pernik cantik di depannya menyita seluruh fokus Jenar. "Ah, haruskah aku beli salah satu?" Jenar bimbang pada dirinya sendiri. Bukannya Julian tidak memberikan uang saku padanya, Jenar bahkan bisa membeli seluruh pernak-pernik di dalam toko itu, tetapi dia masih sungkan membelanjakan uang Julian untuk keinginannya sendiri. "Mau aku belikan satu?" Julio tiba-tiba berdiri di samping Jenar. Seakan ikut memandang jajaran etalase dengan pernak-pernik yang begitu cantik.Jenar menoleh padanya. "Kamu kok ada di sini?""Aku tidak boleh ada di sini?" Julio tertawa. "Ini adalah tempat umum, siapa pun bisa ada di sini."Jenar menganggukkan kepalanya setuju. "Kamu benar juga. Pertanyaanku memang sedikit aneh.""Kamu dari kampus?" tanya Jenar lagi, dia berusaha membuat topik pembicaraan agar tidak monoton. Meskipun sebenarnya pertanyaan Jenar sangatlah monoton."Aku membolos hari ini," ucap Julio seadanya. Jenar langsung menoleh dan memand
Read more