Aku masih berdiri di depan pagar kayu. Melihat indahnya bunga mawar dan melati yang bermekaran. Bahkan kupu-kupu berterbangan menghisap sari-sarinya. Astaga, kenapa aku justru berdiri di depan rumah ini? Rumah yang baru kumasuki satu kali. Apa lebih baik jika aku pulang saja. Tapi kok kepalang tanggung. Bagaimana jika Bu Halimah sudah terlanjur melihatku. Rasanya tak sopan jika aku pergi begitu saja. Melangkah mendekati pintu, tak lupa aku bawa bolu gulung yang tadi sempat kubeli. Ada rasa ragu kala tangan ingin menyentuh pintu. Hingga beberapa saat aku kembali terdiam di depan pintu. "Assalamu'alaikum," ucapku sambil mengetuk pintu. Hening, tak ada jawaban dari dalam sana. Atau jangan-jangan Bu Halimah sedang tidak ada di rumah? Ah, harusnya aku tak ke sini. Kupegang knop pintu, hingga tanpa sengaja pintu kayu itu terbuka dengan sendirinya. Kalau Bu Halimah pergi bukankah pintu harus di kunci. Atau jangan-jangan beliau sedang di belakang. "Assalamu'alaikum," ucapku lagi. Lagi
Read more