Dari pagi aku sibuk membantu di toko. Merasa tak enak dengan Intan dan yang lain. Karena beberapa hari ini sibuk dan tak sempat ke sini. Laporan keuangan baru sempat kuperiksa tadi pagi. Menjelang hari bahagia, banyak sekali yang harus aku siapkan. Walau badan terasa lelah, tak mengurangi semangat untuk mengurus ini itu. "Tan, ada hijab yang seperti ini warna hitam gak?" tanyaku sambil menyerahkan hijab instan dari tangan kanan. "Saya cari dulu,Mbak." Dia berjalan ke tempat stok hijab berada."Tunggu sebentar ya,Mbak," ucapku pada pembeli yang berdiri di hadapanku. "Iya,Mbak."Kriingg... Kriingg.... Ponsel menyanyi, meminta perhatian dari pemiliknya. "Permisi,Mbak, nanti sama Mbak Intan,ya." Dia mengangguk tanda mengerti maksudku. Segera aku ambil benda pipih yang sedari tadi menjerit-jerit di loker meja kasir. Belum sempat ku angkat ponsel itu diam seketika. Panggilan tak terjawab dari tambatan hati ini. [Sayang, tolong jemput Nadia,ya. Mas mau sidang.]Pesan dari Mas Yusuf, k
Read more