"Maaf, Pak. Pertanyaan itu tidak ingin saya jawab," ucap Batari. Dia melangkah berdiri menjauhi Xabier dan Xaba, jalannya masih belum sempurna."Apa masalahnya?" Xabier mengikuti Batari menuju balkon. Batari membukanya dan melangkah keluar untuk menghirup udara."Apapun jawaban saya, itu tidak penting untuk Bapak." Batari mengeraskan hatinya, ia melempar jauh pandangan lurus ke depan."Jadi, yang penting buat kamu siapa? Apa? Dia? Pria desa itu."Batari tidak suka mendengar tuduhan Xabier. Ia menoleh dan menyorot tajam Xabier."Mengapa masih bertanya, Pak? Bukankah Bapak ingin menceraikan saya? Jadi, apapun isi hati dan pikiran saya, tidaklah penting buat Bapak, bukan?" Napas Batari tersengal, sepertinya emosi tengah menanjak, Batari tidak ingin mereka berakhir dalam pertengkaran.Xabier terhenyak menyadari pertanyaannya telah memicu emosi Batari. Ia tidak ingin meneruskan pembicaraan yang bisa saja membuat Batari drop.Xabier pergi meninggalkan kamar Batari. Tinggallah Batari yang te
Read more