"Mas, nanti pulang jam berapa?"Ayasya duduk di hadapan Xaba dipisahkan oleh sepetak meja makan. Xaba menoleh dan memberi perhatian pada sumber suara."Mungkin siang, hari ini hanya jumpa penggemar, tidak lama."Tangan Ayasya di meja bergerak-gerak, pupil matanya pun ke sana kemari, Xaba mengamati lalu menerka ada sesuatu di balik sikap Ayasya. "Saya... mau izin mengikuti interview pekerjaan hari ini, Mas."Kelopak Xaba mengedip-ngedip dengan tetap mengarah pada Ayasya. Pikirannya mencerna maksud Ayasya. "Interview kerja? Apa gaji selama tiga bulan ini tidak cukup?" tanya Xaba memastikan dengan kernyitan heran di dahi."Bukan, Mas. Em, tidak selamanya saya bekerja untuk Mas Xaba. Saya ingin berkarya dengan bekerja keluar rumah," dalih Ayasya.Enam bulan berlalu sejak peristiwa yang hampir merenggut nyawa Xaba, tiga bulan ini Ayasya menjadi asisten untuk membantu keperluan Xaba, ia turut pindah ke Jakarta."Bekerja di mana? Restoran lagi?"Ayasya mengangguk. "Saya senang bekerja di r
Baca selengkapnya