Semua Bab PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS: Bab 171 - Bab 180

229 Bab

S2 023 - Menganggur

Sudah dua hari ini Ayasya tinggal di penginapan kecil untuk menghemat biaya hidupnya. Selama dua hari juga, ia telah mencoba melamar pekerjaan ke beberapa restoran.Posisi manajer restoran di Pohon Rindang sayangnya hanya seumur jagung, sehingga Ayasya tidak bisa menuliskan sebagai pengalaman kerja di surat lamarannya.Ayasya duduk di pinggir dipan kasur lalu mengecek aplikasi mobile banking-nya. Masih ada dua digit tertera di sana, hasil keringat selama menjadi asisten rumah tangga dan beberapa bulan menjadi manajer restoran."Untuk bertahan hidup, saya harus punya pekerjaan. Panggilan interview kerja belum tahu kapan," ucap Ayasya pada dirinya sendiri. Perempuan itu berpikir keras, cara apa yang bisa dilakukan agar mendapat pekerjaan dalam waktu seminggu ini.Pikiran Ayasya buntu untuk mencari solusi buat diri sendiri. Ayasya mengecek aplikasi perpesanan, banyak sekali pesan baru dari Batari, Xaba, dan Xabier.Sangat mengharukan baginya, kabar yang disampaikan Batari bahwa foto-foto
Baca selengkapnya

S2 024 - Merasa Terganggu

Usai berjumpa dengan Elang, Ayasya kembali ke penginapan seorang diri. Ia menolak diantar oleh Elang lantaran tidak mau merepotkan."Hanya mengantar, aku rasa tidak masalah." Itu kata Elang tadi. Ayasya bersikeras tidak ingin diantar.Ayasya berjalan menuju penginapan, sebelumnya ia turun di mini market untuk membeli perlengkapan wanita.Matahari telah terbenam, langit Surabaya menggelap. Di kiri dan kanan jalanan tak begitu lebar, Ayasya melihat perempuan dan laki-laki duduk berdekatan, bahkan ada yang berdempetan.Mereka menatap ke arah Ayasya, tatapan menilai seakan-akan orang asing dari planet lain. Pakaian Ayasya tertutup sehingga ada yang memandang aneh pada dirinya."Suit... suit."Ada pula pria kurang kerjaan yang menggodanya dengan siulan. Ayasya mengabaikan, berjalan lebih cepat ke penginapan dengan menenteng bawaannya di tangan dan menyandang tas di depan dada.Saat Ayasya masuk penginapan, seorang pria tambun menyentak tangannya. Ayasya terkesiap dengan perlakuan tanpa bata
Baca selengkapnya

S2 025 - Tidak Membalas

Ayasya mengunjungi makam mendiang ibu, kakek, dan nenek yang berjejer berdampingan. Di kampungnya, tanah makam diperbolehkan dikavling untuk keluarga.Tanah makam itu ditumbuhi rerumputan. Namun, semen di sekeliling ketiga makam itu telah rusak karena tanahnya ambles.Ayasya menyentuh nisan ibunya, mengusapnya hingga air mata Ayasya menetes tidak tertahankan. Tanpa suara, tubuhnya bergetar mengingat kebaikan orang-orang tercinta yang telah lebih dulu berpulang. "Ayas kangen sekali," lirihnya sembari mengusap hidung yang meler. Dalam deru kesedihan, Ayasya menaburkan kelopak bunga di ketiga makam secara bergantian yang dibeli dekat gerbang sebelum masuk."Ayas sudah tidak tinggal di...." Barulah isakan Ayasya berubah jadi pilu sesenggukan. Ingatannya merembet ke peristiwa pengusirannya dari kediaman keluarga Santos. Ayasya menyentuh dada, meminta diri sendiri agar kuat menghadapi masalah hidup. "Ayas tidak tinggal lagi bersama keluarga Ibu Batari," lanjutnya."Ayas ingin menata hidup
Baca selengkapnya

S2 026 - Menjemput Harapan

"Saya harus mencari pekerjaan di desa saja," ujar Ayasya setelah membasuh diri di pagi hari yang cerah. Kabar dari Elang masih juga belum didapatkan, Ayasya segan menghubungi teman baiknya itu karena tidak ingin Elang menjadi kurang nyaman.Tenggat waktu untuk mendapatkan pekerjaan sesuai target Ayasya tinggal dua hari lagi, Sabtu dan Minggu. Akhir pekan bukan waktu untuk mencari pekerjaan, artinya ini hari terakhir Ayasya harus mendapat pekerjaan."Dapat kerja dulu, masalah gaji urusan nanti." Ayasya mengafirmasi diri sendiri.Ayasya berencana akan turun ke pasar kecamatan untuk melihat-lihat ruko yang membuka lowongan pekerjaan."Moga dapat. Semangat Ayasya!" ucapnya di hadapan cermin sambil mengepalkan kedua tangannya. Ayasya tersenyum optimis.Ke pasar kecamatan membutuhkan perjalanan angkutan umum roda empat sekitar 15 menit, kalau berjalan kaki bisa-bisa dia tiba menjelang siang hari.Para penumpang memandang Ayasya yang terlihat berbeda dengan penampilan mereka. Tidak seorang pu
Baca selengkapnya

S2 027 - Berjumpa

Hidup berpindah-pindah, itulah yang dilakoni Ayasya kini. Ia kembali ke Surabaya untuk meniti masa depannya.Belajar dari pengalaman selama di penginapan murah yang beresiko, Ayasya memilih kos dengan lingkungan yang aman, meskipun ia harus mengeluarkan uang lebih untuk itu.Terpaksa membayar untuk sebulan lantaran pihak pemilik kos tidak menyewakan harian."Hh... moga-moga lowongan kerja itu jodohnya saya," harap Ayasya sembari mengecek saldo mobile bankingnya yang melorot jumlahnya.Notifikasi pesan masuk ke ponselnya.[Sudah tiba di Surabaya?]Pesan dari Elang.[Sudah, Lang.][Tinggal di mana?]Ayasya menyebutkan nama jalan di kota Surabaya. Perempuan itu percaya kalau Elang merupakan orang yang bisa dipercaya, sehingga Ayasya tidak ragu memberitahu tempat tinggalnya.[Besok weekend, mau mengunjungi restoran yang bakal jadi tempat kerja kamu itu?]Ayasya merasa tidak enak hati karena akan merepotkan Elang.[Aku saja, Lang. Bisa ditempuh naik ojek dari sini.][Kos kamu tidak jauh da
Baca selengkapnya

S2 028 - Janggal

[Mas, mau ketemu di mana? Sore ini saya ada waktu.]Esok pagi-pagi, pesan itu dikirim Ayasya pada Xaba, ia harus menyelesaikan masalah dengan Xaba. Ke depan Ayasya ingin fokus bekerja tanpa gangguan dari siapa pun.Usai latihan fisik di hari Minggu pagi, Xaba memeriksa ponsel dan mendapati pesan Ayasya. Hatinya menghangat, ini pesan pertama sejak Ayasya meninggalkan rumah.[Sore nanti aku jemput ke kosan.][Tidak perlu. Beri tahu saja alamat lokasi kita bertemu. Saya ke sana sendiri.]Xaba menduga Ayasya masih marah terhadap perlakuannya di masa lalu. Ia mengerti Ayasya enggan menerima tawaran darinya. [Cafe Awan Cerah.]Xaba memilihnya lantaran lokasi cafe tidak jauh dari kosan Ayasya. Paling ditempuh hanya beberapa menit dengan menggunakan kendaraan umum.Disinilah mereka kini. Xaba tiba lebih dulu lalu memilih satu ruangan privat dari tiga yang disediakan."Kamu sudah datang?" Sambut Xaba dengan senyum saat Ayasya masuk ke dalam ruangan. Ayasya mengamati paras Xaba yang tampan se
Baca selengkapnya

S2 029 - Seperti Orang Asing

Waktu yang dinanti Ayasya tiba, pagi hari ia telah bersiap untuk melakukan interview ke restoran Jiwa Sehat. Membawa serta dokumen berisi informasi riwayat pendidikan, keahlian, dan kualifikasi lain, Ayasya optimis memulai hidup barunya."Kami telah mempelajari profil Saudara dan memutuskan untuk menerima menjadi manajer Restoran Jiwa Sehat. Saudara bisa memulai bekerja esok hari."Paras Ayasya mereka bak bunga mekar di terik sinar mentari."Hari ini Saudara akan diajak berkeliling oleh staf restoran untuk mendalami keistimewaan restoran Jiwa Sehat," ucap anak pemilik restoran.Lantaran melalui Elang, jalur penerimaan Ayasya berbeda dari proses perekrutan karyawan biasa, lebih singkat dan padat.Antusiasme Ayasya bekerja menunjukkan tekad yang bulat demi masa depan cerah, ditampakkan keseriusan dalam bekerja. Detail informasi dari staf restoran yang bakal menjadi bawahan, diserap dengan baik.Usai bekerja, Ayasya menghubungi Elang. "Lang, saya diterima bekerja," lapornya dengan ekspr
Baca selengkapnya

S2 030 - Menata Hidup

Tiga minggu bekerja di restoran Jiwa Sehat, Ayasya merasa betah dengan lingkungan kerjanya. Restoran Jiwa Sehat memiliki kurang dari 10 cabang yang tersebar di Jawa Timur.Sekalipun lebih kecil dari jumlah cabang restoran Pohon Rindang tempat Ayasya bekerja dulu, pelanggan restoran Jiwa Sehat memiliki pelanggan fanatik sendiri, ada pelanggan bersedia datang berulang kali dalam waktu sebulan untuk menikmati menu istimewa."Minggu depan Pak Bos bakal datang, ntar mau komen apalagi dengan kinerja kita, ya?" Ayasya mendengar bisik-bisik staf pelayan restoran di suatu pagi sebelum restoran aktif melayani pelanggan."Ah, paling juga bicara 'kalian harus berterimakasih telah bekerja di sini, tempat kerja nyaman dan penggajian tidak pelit'," sahut seorang lainnya. "Iya, kalimat andalan banget itu." Mereka tergelak bersama. "Sudah yuk, tukar seragam."Ayasya belum pernah berjumpa dengan pemilik restoran tempatnya bekerja. Selama ini hanya putri dari pemilik saja yang datang untuk mengawasi re
Baca selengkapnya

S2 031 - Bertemu Bos

"Lusa aku ada jadwal keluar kota lagi, ya, Sayang," ucap Milen pada Xaba di ruang santai sambil menonton tayangan televisi."Sangat sibuk," ucap Xaba mirip seperti keluhan."Tanggung jawab seorang penyanyi jebolan pencarian bakat. Bukannya kamu juga masih promo film terbaru?""Ya, masih, tetapi karena masalah putusnya hubungan kita, banyak yang dicancel. Aku tidak terlalu peduli," ujar Xaba santai sambil mengunyah cemilan.Milen menyender dalam pelukan Xaba."Kalau pertunangan kurang dari dua bulan lagi, kapan kita menikah?"Xaba terhenyak mendengar pertanyaan yang jawabannya belum dapat dipastikan. Perasaan galau dan kacau masih melilit Xaba, ia hanya ingin melupakan masa lalu dengan menjalin hubungan serius dengan Milen."Setelah pertunangan, masih bisa kita bicarakan."Ponsel Milen berbunyi di dalam tas kecil miliknya. Dering khusus ia nyalakan untuk sosok istimewa dalam hidupnya."Em... aku angkat telepon dulu, ya," izin Milen pada Xaba, ia berusaha mengurai pelukan pria tampan it
Baca selengkapnya

S2 032 - Ayasya vs Milen

Telah dua kali Ayasya mendapati Milen datang ke restoran milik Wisang yang dipanggil oleh Ayasya sebagai Pak Batara. Kali kedua saat ia memang berada di ruang khusus untuk dirinya sebagai manajer restoran.Sebelumnya Ayasya diberitahukan bila Wisang berkunjung paling cepat hanya sekali dalam waktu sebulan. Namun, telah dua kali Milen datang ke restoran di saat Wulan tidak ada.Ayasya tidak ingin berprasangka buruk, akan tetapi pikirannya selalu mengarah ke sana. Ia berharap ada desas desus di kalangan staf, akan tetapi saat ia mendekati mereka, seolah-olah mereka diam, takut pembicaraan didengar oleh Ayasya yang menjadi bagian dari manajemen restoran.Keresahan Ayasya terbawa sampai kembali pulang ke kos. Perilaku Milen dan Wisang menjadi beban pikiran tersendiri bagi Ayasya."Tidak mungkin menghubungi Mas Xaba. Saya yang minta tidak saling berkomunikasi," ucap Ayasya sembari jalan mengelilingi kamar kos berukuran 3 x 5 meter.Ayasya berusaha membuang pikiran mengenai Milen, ia menyib
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
23
DMCA.com Protection Status