Share

S2 027 - Berjumpa

Author: Novisi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hidup berpindah-pindah, itulah yang dilakoni Ayasya kini. Ia kembali ke Surabaya untuk meniti masa depannya.

Belajar dari pengalaman selama di penginapan murah yang beresiko, Ayasya memilih kos dengan lingkungan yang aman, meskipun ia harus mengeluarkan uang lebih untuk itu.

Terpaksa membayar untuk sebulan lantaran pihak pemilik kos tidak menyewakan harian.

"Hh... moga-moga lowongan kerja itu jodohnya saya," harap Ayasya sembari mengecek saldo mobile bankingnya yang melorot jumlahnya.

Notifikasi pesan masuk ke ponselnya.

[Sudah tiba di Surabaya?]

Pesan dari Elang.

[Sudah, Lang.]

[Tinggal di mana?]

Ayasya menyebutkan nama jalan di kota Surabaya. Perempuan itu percaya kalau Elang merupakan orang yang bisa dipercaya, sehingga Ayasya tidak ragu memberitahu tempat tinggalnya.

[Besok weekend, mau mengunjungi restoran yang bakal jadi tempat kerja kamu itu?]

Ayasya merasa tidak enak hati karena akan merepotkan Elang.

[Aku saja, Lang. Bisa ditempuh naik ojek dari sini.]

[Kos kamu tidak jauh da
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sitihasanah Titi
bongkar kebusukan milen dan wisang
goodnovel comment avatar
Syamsuriah Djohar
kok ngg ada kelanjutannya?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 028 - Janggal

    [Mas, mau ketemu di mana? Sore ini saya ada waktu.]Esok pagi-pagi, pesan itu dikirim Ayasya pada Xaba, ia harus menyelesaikan masalah dengan Xaba. Ke depan Ayasya ingin fokus bekerja tanpa gangguan dari siapa pun.Usai latihan fisik di hari Minggu pagi, Xaba memeriksa ponsel dan mendapati pesan Ayasya. Hatinya menghangat, ini pesan pertama sejak Ayasya meninggalkan rumah.[Sore nanti aku jemput ke kosan.][Tidak perlu. Beri tahu saja alamat lokasi kita bertemu. Saya ke sana sendiri.]Xaba menduga Ayasya masih marah terhadap perlakuannya di masa lalu. Ia mengerti Ayasya enggan menerima tawaran darinya. [Cafe Awan Cerah.]Xaba memilihnya lantaran lokasi cafe tidak jauh dari kosan Ayasya. Paling ditempuh hanya beberapa menit dengan menggunakan kendaraan umum.Disinilah mereka kini. Xaba tiba lebih dulu lalu memilih satu ruangan privat dari tiga yang disediakan."Kamu sudah datang?" Sambut Xaba dengan senyum saat Ayasya masuk ke dalam ruangan. Ayasya mengamati paras Xaba yang tampan se

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 029 - Seperti Orang Asing

    Waktu yang dinanti Ayasya tiba, pagi hari ia telah bersiap untuk melakukan interview ke restoran Jiwa Sehat. Membawa serta dokumen berisi informasi riwayat pendidikan, keahlian, dan kualifikasi lain, Ayasya optimis memulai hidup barunya."Kami telah mempelajari profil Saudara dan memutuskan untuk menerima menjadi manajer Restoran Jiwa Sehat. Saudara bisa memulai bekerja esok hari."Paras Ayasya mereka bak bunga mekar di terik sinar mentari."Hari ini Saudara akan diajak berkeliling oleh staf restoran untuk mendalami keistimewaan restoran Jiwa Sehat," ucap anak pemilik restoran.Lantaran melalui Elang, jalur penerimaan Ayasya berbeda dari proses perekrutan karyawan biasa, lebih singkat dan padat.Antusiasme Ayasya bekerja menunjukkan tekad yang bulat demi masa depan cerah, ditampakkan keseriusan dalam bekerja. Detail informasi dari staf restoran yang bakal menjadi bawahan, diserap dengan baik.Usai bekerja, Ayasya menghubungi Elang. "Lang, saya diterima bekerja," lapornya dengan ekspr

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 030 - Menata Hidup

    Tiga minggu bekerja di restoran Jiwa Sehat, Ayasya merasa betah dengan lingkungan kerjanya. Restoran Jiwa Sehat memiliki kurang dari 10 cabang yang tersebar di Jawa Timur.Sekalipun lebih kecil dari jumlah cabang restoran Pohon Rindang tempat Ayasya bekerja dulu, pelanggan restoran Jiwa Sehat memiliki pelanggan fanatik sendiri, ada pelanggan bersedia datang berulang kali dalam waktu sebulan untuk menikmati menu istimewa."Minggu depan Pak Bos bakal datang, ntar mau komen apalagi dengan kinerja kita, ya?" Ayasya mendengar bisik-bisik staf pelayan restoran di suatu pagi sebelum restoran aktif melayani pelanggan."Ah, paling juga bicara 'kalian harus berterimakasih telah bekerja di sini, tempat kerja nyaman dan penggajian tidak pelit'," sahut seorang lainnya. "Iya, kalimat andalan banget itu." Mereka tergelak bersama. "Sudah yuk, tukar seragam."Ayasya belum pernah berjumpa dengan pemilik restoran tempatnya bekerja. Selama ini hanya putri dari pemilik saja yang datang untuk mengawasi re

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 031 - Bertemu Bos

    "Lusa aku ada jadwal keluar kota lagi, ya, Sayang," ucap Milen pada Xaba di ruang santai sambil menonton tayangan televisi."Sangat sibuk," ucap Xaba mirip seperti keluhan."Tanggung jawab seorang penyanyi jebolan pencarian bakat. Bukannya kamu juga masih promo film terbaru?""Ya, masih, tetapi karena masalah putusnya hubungan kita, banyak yang dicancel. Aku tidak terlalu peduli," ujar Xaba santai sambil mengunyah cemilan.Milen menyender dalam pelukan Xaba."Kalau pertunangan kurang dari dua bulan lagi, kapan kita menikah?"Xaba terhenyak mendengar pertanyaan yang jawabannya belum dapat dipastikan. Perasaan galau dan kacau masih melilit Xaba, ia hanya ingin melupakan masa lalu dengan menjalin hubungan serius dengan Milen."Setelah pertunangan, masih bisa kita bicarakan."Ponsel Milen berbunyi di dalam tas kecil miliknya. Dering khusus ia nyalakan untuk sosok istimewa dalam hidupnya."Em... aku angkat telepon dulu, ya," izin Milen pada Xaba, ia berusaha mengurai pelukan pria tampan it

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 032 - Ayasya vs Milen

    Telah dua kali Ayasya mendapati Milen datang ke restoran milik Wisang yang dipanggil oleh Ayasya sebagai Pak Batara. Kali kedua saat ia memang berada di ruang khusus untuk dirinya sebagai manajer restoran.Sebelumnya Ayasya diberitahukan bila Wisang berkunjung paling cepat hanya sekali dalam waktu sebulan. Namun, telah dua kali Milen datang ke restoran di saat Wulan tidak ada.Ayasya tidak ingin berprasangka buruk, akan tetapi pikirannya selalu mengarah ke sana. Ia berharap ada desas desus di kalangan staf, akan tetapi saat ia mendekati mereka, seolah-olah mereka diam, takut pembicaraan didengar oleh Ayasya yang menjadi bagian dari manajemen restoran.Keresahan Ayasya terbawa sampai kembali pulang ke kos. Perilaku Milen dan Wisang menjadi beban pikiran tersendiri bagi Ayasya."Tidak mungkin menghubungi Mas Xaba. Saya yang minta tidak saling berkomunikasi," ucap Ayasya sembari jalan mengelilingi kamar kos berukuran 3 x 5 meter.Ayasya berusaha membuang pikiran mengenai Milen, ia menyib

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 033 - Dilema

    Di hari berbeda, Ayasya duduk di hadapan Wisang, dipisahkan oleh sebuah meja petak. Mereka hanya berdua dalam ruangan.Bos pemilik restoran makin sering mengunjungi restoran pusat.Sedari tadi Ayasya menunduk, Wisang melempar sorot tajam. Perempuan itu belum mengerti maksud Wisang memanggilnya."Saya dengar kamu ada masalah dengan pelanggan?"Ayasya mengulang memori yang dituduhkan oleh Wisang. Namun, ia tidak menemukan ingatan seperti yang dilontarkan."Maaf, Pak. Seingat saya tidak ada masalah dengan pelanggan," ucap Ayasya hati-hati.Wisang berdiri dari bangkunya, ia berjalan ke arah belakang punggungnya Ayasya."Kamu kenal Milen?"Ayasya tersentak, ia yakin Milen telah menceritakan ketidaksengajaan di toilet."Saat itu hanya insiden kecil, Pak, saya menyenggol lengan Ibu Milen," sahutnya, bola mata Ayasya mengerling sebagai bentuk antisipasi terhadap Wisang yang berada di belakang badannya.Wisang diam saja, ia kembali duduk di bangku."Saya ada tawaran untuk kamu, gaji kamu tiga

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 034 - Tidak Sengaja Bertemu

    Ayasya mengambil penerbangan Surabaya ke Jakarta pagi hari, ia tidak perlu singgah ke restoran untuk izin. Semua telah disiapkan oleh Wulan.Resepsionis menerima banyak tamu, Ayasya perlu mengantri karena hotel bintang empat tempatnya menginap sedang menggelar banyak acara dari berbagai lembaga, termasuk acara pengusaha kuliner yang bekerja sama dengan perhotelan dan mall.Memasuki ruang acara, Mendadak Ayasya dirundung rasa rendah diri lantaran semua peserta adalah pemilik restoran langsung, kecuali dirinya hanya seorang karyawan.Saat pertemuan jeda istirahat, pengusaha saling bercengkrama satu dengan lainnya, kecuali Ayasya. Perempuan itu hanya semangat mengikuti materi mengenai aplikasi digital yang memudahkan pengusaha kuliner mengelola usaha restoran.Ayasya sibuk menikmati makanan kecil yang berderet di meja prasmanan. Bila ada yang mendekati, ia hanya tersenyum lalu menjauh. Ayasya tidak ingin ditanya-tanya mengenai usaha restoran milik Wisang. Wulan pun tidak meninggalkan tug

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 035 - Sengit

    Xaba memarkir kendaraan di pinggir jalan. ia mengurungkan niat membawa Ayasya ke apartemen miliknya.Sebagai orang yang diajak pergi untuk ngobrol, Xaba diam saja sepanjang jalan, sementara Ayasya bingung memulai pembicaraan dari sisi mana.Menunggu beberapa waktu tanpa suara dari Ayasya, Xaba mulai tidak sabar, duduknya gelisah menatap keluar jendela."Sampai pagi mau begini?" tanya Xaba sembari menggenggam kemudi, ia enggan menoleh pada Ayasya. Ayasya gelagapan, ingin sekali menceritakan bagaimana aslinya Milen pada Xaba. Hanya itu yang ingin disampaikannya. Namun, rasa ragu akankah Xaba memercayainya nanti, malah menyerang batin."Apa kabar ibu dan bapak, Mas?"Setelahnya, Ayasya membuang napas kasar tanpa mengeluarkan suara dengkusan, ia sampai-sampai bimbang melontarkan kalimat.Xaba mengernyit, ia teringat pembicaraan bersama papanya tadi."Bukannya bertemu papa? Tapi kamu menghindar," tuduh Xaba, pria itu masih saja enggan menatap teman bicaranya. "Sekarang menanyakan kabar?"

Latest chapter

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 081 - Pesta Pernikahan [SELESAI]

    Kesehatan Ayasya membaik, suhu tubuh telah kembali normal dan muntah tidak lagi menghantui keseharian di rumah sakit. "Moga tidak sakit lagi menjelang pernikahan nanti," ucap Ayasya berjalan menuju lobi rumah sakit.Hari ini, Ayasya diizinkan pulang ke rumah oleh pihak rumah sakit. Betapa senang Ayasya karena ia pun merasa jauh lebih sehat dibanding beberapa hari lalu.Ayasya dijemput oleh Xaba, sementara itu keluarga Santos yang lain memiliki kesibukan sendiri.Xaba sengaja menggunakan jasa pengemudi agar dirinya bisa duduk berdekatan dengan Ayasya di bangku penumpang belakang."Ayas, aku mau bertanya."Ayasya yang duduk menyender ke lengan Xaba menegakkan tubuh lalu menoleh pada Xaba. Kendaraan melaju menuju kediaman Santos."Apa, Mas?" tanyanya."Kamu keturunan dari Dewandaru apakah kamu mau mengurus hak sebagai ahli waris?" tanya Xaba yang sejurus kemudian dihadiahi pelototan dari Ayasya. "Eh, bukan maksud aku macam-macam, tidak seperti pikiran kamu, ya. Hanya bertanya, bila kam

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 080 - Ungkap Kebenaran

    Elang masuk begitu saja ruang rawat Ayasya bermodalkan pesan alamat dan nama ruang rawat inap yang dikirim oleh Ayasya. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Elang di saat Ayasya tengah berbaring di ranjang pasien. Raut sendu memancarkan kecemasan dari Elang.Sontak Ayasya bangkit menyender dengan mata membelalak sejenak lalu normal kembali."Tidak."Elang mendekat hingga membuat gerakan bergeser ke sudut pada Ayasya."Stop di sana, Elang! Katakan cepat soal papa saya," tuntut Ayasya yang sebenarnya masih memerlukan istirahat. Dengan sisa keberanian, ia memberi tahu lokasi rumah sakit tempatnya dirawat dengan tujuan mengetahui kisah lama orang tuanya."Apa kita bisa bicara baik-baik, Ayas, tanpa ada nada suara yang tinggi?"Elang berjalan bertambah dekat ke arah Ayasya. Tangan Ayasya terkepal di balik selimut rumah sakit. Baginya, Elang terlalu mengulur waktu. "Sebagian sudah saya ceritakan pada kamu. Kamu adalah putri dari Sri dan seorang pengusaha bernama Dewandaru. Anak di luar pernikahan

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 079 - Infeksi Virus

    Elang sengaja bepergian ke Surabaya untuk menemui Ayasya. Sepanjang penerbangan, tidak luntur senyum di balik masker yang dikenakan.Beralasan akan mengunjungi makam orang tua dan lembaga pendidikan swasta yang dimiliki keluarga Dewandaru, langkah Elang menjejak ke Surabaya kembali.Bayangan Ayasya begitu lekat dalam pikiran Elang. Perempuan manis yang menarik hati sejak zaman mereka menimba ilmu di kampus milik keluarga Dewandaru.Lain hal dengan Ayasya yang gelisah pagi ini, suhu tubuhnya meningkat."40 derajat. Bagaimana perasaan kamu?" tanya Xinta yang duduk di samping ranjang. Ia seorang dokter yang mengetahui cara menurunkan demam, tetapi butuh pengujian lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada penyakit tersembunyi di balik demam.Di situ berdiri pula Xaba dan Batari yang khawatir terhadap kondisi Ayasya. Xinta meminta mereka semua memakai masker selama berada di dekat Ayasya. "Pusing, sakit otot, dingin," jawab Ayasya sambil menggigil dan terbatuk-batuk serta hidung pun sampai

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 078 - Gangguan

    "Pak, lagi-lagi kita dikirim surat kaleng. Kali ini sarung tangan bayi dan foto lama Sri. Buat apa itu semua, Pak? Apa hubungan ke kita?"Sewaktu Batari dan Xabier berdiskusi di ruang keluarga, tanpa sengaja Ayasya menguping pembicaraan. Tadinya, hanya sekedar lewat menuju dapur.Namun, suara riuh menjelang tengah malam menarik Ayasya untuk mengetahui apa yang dibicarakan. "Sulit untuk dimengerti maksud pengirim. Mau dilaporkan ke pihak berwajib, tapi kali ini tidak ada ancaman di isi suratnya."Menggigit bibir sendiri, Ayasya gelisah berdiri di ujung dinding. Tidak ingin ketahuan, buru-buru Ayasya meninggalkan tempat menuju ke kamar pribadinya. "Apa maunya Elang? Sampai nekat. Jahat sekali," ujar Ayasya sambil duduk di ujung ranjang. Keesokan pagi, Ayasya sengaja bangun pagi lalu jalan-jalan ke halaman besar kediaman Santos. Rasa penasaran membuatnya singgah ke pos jaga. "Olahraga, Bu?" sapa seorang penjaga."Ya, Pak."Demi apa Ayasya menjadi pribadi berbeda hari ini. Biarlah pik

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 077 - Kembali ke Surabaya

    Mengingat hingga malam Xaba akan syuting, terlintas niat Ayasya untuk menemui Elang ke restoran, menagih nama siapa ayah kandungnya.Menimbang Xaba akan keberatan bila ia mengutarakan niat bertemu Elang, Ayasya masih menyimpan rahasia sendiri rapat-rapat. "Awww."Tangan Ayasya berdarah teriris pisau. Ia gegas membersihkan jari telunjuk kiri ke wastafel."Kamu kenapa?"Mendengar suara asing dari dapur, Xaba lantas beranjak dari kamar."Kurang hati-hati mengiris sayur, Mas."Tidak seperti biasa menurut Xaba."Melamun? Lamunin apa, sih?"Xaba mencolek dagu Ayasya, mencoba menghibur tunangannya."Gak ada, Mas. Hanya kurang fokus saja."Ayasya menuju kotak P3K, mengambil cairan antiseptik lalu membalut dengan plester luka."Sudah beres," ucap Ayasya. Xaba memerhatikan Ayasya dengan seksama."Jangan pikirkan hal lain sewaktu memegang pisau, harus konsentrasi, bila tidak, bisa melukai diri sendiri."Ayasya menghela napas lalu mengangguk menyetujui perkataan Xaba. Pesan Elang sangat memenga

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 076 - Pesan Kurang Adab

    "Pak, lengan saya ini sakit lagi," rungut Batari seraya menunjukkan pada Xabier yang telah siap beristirahat malam hari.Sejak pemberitaan tentang Wisang, Batari didiamkan oleh Xabier. Merasa ada yang kurang.Xabier bangkit dari rebahnya. "Sakit kenapa?" tanyanya dengan paras khawatir. Wajah Batari meringis menunjukkan kalau sakitnya benar-benar mengganggu."Perbannya tidak apa-apa. Di dalam sakit sekali, 'kah?" tanya Xabier sambil mengelus pelan luka Batari.Batari mengangguk sambil mengintip dari sudut mata bagaimana ekspresi suaminya. Ia tertawa samar, Xabier masih cemas bila dirinya kenapa-napa."Kamu jangan dulu urusan dapur sampai sembuh total, Bu." Xabier malah menggerutu. "Mau ke rumah sakit buat periksa?"Batari menggeleng, menolak ide Xabier. "Ini tadi karena Bapak tepis tangan saya waktu nonton, jadi agak sakit," rengek Batari. "Iya, 'kah? kekencengan aku awasin tangan kamu, ya."Batari mengangguk lagi membenarkan perkataan Xabier. "Maaf, ya. Aku kalau menyangkut 'orang

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 075 - Candle Light Dinner

    Restoran mewah yang dipesan oleh Xaba memikat hati Ayasya. Ini pengalaman baru lagi buatnya, masuk ke restoran yang mengusung interior elegan.Ruang makan menampilkan replika akar pohon yang menggantung di udara. Ada pula pepohonan di sekitar mereka.Dari ketinggian saat ini, mereka bisa melihat keluar pemandangan indah gemerlap lampu kota Jakarta. Sungguh menakjubkan bagi Ayasya."Kamu cantik."Ayasya terfokus pada arsitektur restoran, lain hal dengan Xaba yang sedari tadi menatap paras Ayasya yang ceria seolah-olah itulah pemandangan menarik dibanding yang lain.Ayasya tersipu malu, temaram lampu ruangan menyembunyikan bagaimana merona pipinya kini. Dipuji Xaba menjadi kesukaan bagi dirinya sendiri."Mas juga sangat tampan." Lagi-lagi Ayasya malu melontarkan pujian hingga ia tertunduk tidak mampu menatap manik pria yang sebentar lagi akan menjadi kekasihnya."Aku harap kamu suka tempat ini."Ayssya menyapu pandangan ke sekeliling ruangan. Hanya ada mereka berdua saat ini serta bebera

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 074 - Rahasia Lama

    Menemani Xaba bekerja ke Jakarta menjadi momen indah untuk Ayasya. Suasana berbeda ia rasakan."Mas, untuk berlian pesanan Mas itu, biar saya saja yang ambil ke tokonya, ya," tawar Ayasya malam hari seusai makan malam di unit Xaba. Xaba memberi perhatian, menaruh ponselnya di meja.Selagi Xaba mencerna tawaran itu. Ayasya kembali melanjutkan. "Kita tidak lama di Jakarta, sementara Mas masih harus bekerja. Biar saya saja," lanjut Ayasya."Setelah itu, tidak kemana-mana lagi, 'kan?""Tidak. Langsung pulang.""Ada pengawalan buat kamu seperti biasa, ya. Bila ada keperluan atau hal mencurigakan kamu bisa meminta bantuan mereka."Ayasya memasuki sebuah toko berlian. Pada hari-hari sebelumnya, Xaba menunjukkan sebuah berlian yang bakal dipakai calon istrinya di pernikahan mereka.Bantahan Ayasya untuk tidak menghabiskan uang membeli perhiasan mahal tidak didengar oleh Xaba."Berlian juga bentuk investasi, Ayas. Kamu akan terlihat cantik di pesta nanti," ucap Xaba kala itu."Berarti saat in

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 073 - Tertangkap

    Batari diharuskan untuk rawat inap lantaran ada luka terbuka di bagian lengan dan bahu akibat pecahan kaca mobil mengenai dirinya."Malam ini saya saja yang menjaga Ibu, Pak, Mas," tawar Ayasya. Akhirnya, Xaba meminta Ayasya datang ke rumah sakit.Xaba dan Xabier saling pandang."Bapak saja, tidak masalah.""Ayas benar, Pa. Keadaan Papa kena benturan juga akan sulit mengurus Ibu di rumah sakit. Aku yang bantu Papa di rumah. Ayas menjaga Ibu di sini."Melihat kondisinya sendiri, barulah Xabier menerima ide dari putra dan calon menantunya."Kamu cepat beritahu kalau ada yang janggal atau kondisi ibu terbaru Ibu, ya," ucap Xaba sembari membelai kepala Ayasya. "Ada penjaga yang bertugas. Kasus rem blong ini juga sudah ditangani pihak berwajib."Xabier mengatakan demikian agar ada rasa aman dalam diri Ayasya selama menjaga Batari di rumah sakit.Xaba dan Xabier berpamitan pada Ayasya, Batari berbaring di ranjang dalam keadaan terlelap.Ayasya mengusap lengan Batari, ia iba dengan keadaan ca

DMCA.com Protection Status