Semua Bab PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS: Bab 151 - Bab 160

229 Bab

S2 003 - Upaya Jahat

Ayasya tiba di kamar hotel tempat wawancara kerja akan berlangsung. Tadi ia diberi kunci akses oleh resepsionis saat menanyakan arah kamar tempat wawancara akan berlangsung.Ayasya tidak menemukan siapa pun di lorong, kecuali dirinya. Awalnya, Ayasya meragu untuk mengetuk pintu.Akan tetapi, mengingat keinginannya untuk tidak bergantung lagi pada keluarga Santos yang banyak berjasa, otomatis membuat Ayasya mengangkat tangan lalu mengetuk pintu.Pintu kamar terbuka, Ayasya disambut oleh seorang pria tampan berjas biru kelasi."Selamat datang, dengan Ayasya Ambalika?" tanyanya ramah. Ayasya mengangguk lalu membalas senyum pria itu."Silakan masuk," ujar pemuda yang diperkirakan seusia dengan Xaba. Ayasya melongok sebentar saat si pria bergeser memberi jalan, tidak ada orang lain selain mereka.Ayasya memandang ke arah pria yang terlihat baik dan mudah senyum. "Mungkin kamu ragu, saya, Rangga Suciptodewa, manajer HRD." Pria itu mengeluarkan papan nama kecil yang disimpan dalam kantong ja
Baca selengkapnya

S2 004 - Rumah Sakit

Dengan mengenakan penutup wajah, kacamata hitam, dan topi, Xaba kembali ke hotel. Kini ia sedang mengamati isi rekaman televisi sirkuit tertutup milik Hotel Scott yang ditunjukkan oleh pihak hotel.Bersamaan saat Ayasya dibawa ke rumah sakit, ternyata pria yang ada dalam rekaman turut menghilang."Ini akan saya laporkan pada pihak berwajib," ucap Xaba. "Korbannya adalah kerabat dekat saya."Manajer hotel turut mendukung rencana Xaba, mengingat orang yang ada di hadapannya adalah aktor ternama. Nama baik Hotel Scott dipertaruhkan dengan kasus ini.Usai Xaba yang ditemani pihak hotel melapor pada pihak berwajib kejadian di hotel, Xaba kembali ke rumah sakit."Bagaimana keadaan Ayas, Bu?" tanya Xaba setibanya di ruang rawat inap. Ia melihat Ayasya sebentar lalu duduk bersebelahan dengan Batari di sofa penunggu."Tadi sempat terbangun, tetapi hanya menangis, belum bisa cerita apa-apa, terus tidur lagi. Kasihan, Ayas, Xaba" ujar Batari hingga air mata tumpah di pipinya. Xaba memeluk ibuny
Baca selengkapnya

S2 005 - Plan B

Keadaan fisik Ayasya semakin membaik, ia melakukan rawat jalan sembari pendampingan psikologis untuk mengatasi trauma akibat kejadian di hotel Scott."Laki-laki bernama Rangga itu telah ditangkap oleh pihak berwajib dua hari setelah kejadian. Dia sempat melarikan diri ke daerah lain dan tertangkap di sana," ucap Xaba dalam perjalanan pulang usai mengantar Ayasya dari kontrol kesehatannya.Ini sudah tiga minggu paska peristiwa kurang menyenangkan yang Ayasya alami. Xaba mulai berani mengungkapkan kebenaran dengan pertimbangan kemajuan kondisi Ayasya."Kasus hukumnya sedang bergulir. Dia juga dipecat dari tempatnya bekerja."Ayasya mendengar dengan seksama ucapan Xaba."Lain kali bila kamu melakukan tes kerja dikritisi informasi yang kamu dapat sebelumnya, tentang kebenaran lowongan pekerjaan itu. Ternyata pekerjaan kamu itu fiktif, hanya modus untuk mendapat keuntungan dari perempuan yang kepepet mencari pekerjaan," singkap Xaba emosional.Ayasya terhenyak mendengar berita yang baru sa
Baca selengkapnya

S2 005 - Berjumpa Milen

Akhir pekan, Batari dan Xabier mengisi waktu luang bersama di taman belakang rumah mereka. Batari yang menyukai tanaman, mengamati dedaunan kuning lalu mengumpulkan dan membuangnya."Apa kamu tidak lelah, Bu, mengurusi semua? Mengurus aku, anak-anak, restoran, sampai tanaman itu?" tanya Xabier sewaktu Batari bergabung ke teras dekat taman usai mengerjakannya.Batari menyesap teh dalam cangkir kecil lalu menoleh pada suaminya. "Kadang lelahnya tidak terasa, Pak, kalau dikerjakan. Namanya perempuan senang mengurusi sesuatu, sudah naluri," jawab Batari.Xabier tersenyum. "Aku sampai lupa cara mengurus diri sendiri karena punya istri seperti kamu," puji Xabier. Paras Batari merona dan menghangat. "Sudah tua, masih saja merayu. Kamu mau apa, Pak? Mau nikah lagi? Awas saja looh!" sahut Batari bercanda.Xabier terbahak-bahak, begitulah percakapan ringan mereka di usia yang tidak muda lagi agar alur pernikahan tidak monoton."Kok pikirannya aku mau nikah. Anak kamu itu yang sudah waktunya men
Baca selengkapnya

S2 007 - Punya Pekerjaan

"Ini sudah tiga bulan kita kehilangan kontak Xaba, Pak," ucap Batari menangis sesenggukan di kamar menjelang makan malam. "Saya hanya bisa melihat dari televisi, karir Xaba semakin menanjak, sementara saya di sini hanya bisa menangis," ucapnya penuh rasa sesal.Xabier memberi kekuatan pada istri kesayangannya. Ia mengerti maksud Batari tidak buruk pada putra mereka, akan tetapi, Xaba telah merasa terpaksa mengikuti keinginan mereka."Apa Xaba tidak mencari kita, ya, Pak? Apakah begitu tersinggung putra kita itu, sampai-sampai nomor orang tua diblokir olehnya." Hati Batari sangat sedih selama tiga bulan ini.Xabier mendengkus lelah, ia memang menyuruh orang untuk membuntuti kegiatan Xaba di Jakarta. Hasilnya, anak mereka tampak baik-baik saja selama menutup komunikasi dengan orang tuanya. ."Jangan terlalu hanyut memikirkan putra pertama kita itu, Bu, sampai kamu jatuh sakit karena banyak pikiran," ucap Xabier khawatir."Bagaimana saya tidak khawatir, Pak. Gara-gara perempuan itu, Xaba
Baca selengkapnya

S2 008 - Rencana Xaba

Pagi tadi Ayasya berangkat ke restoran bersama Xabier, siang ini pria itu mengajak Ayasya makan siang bersama Domarita dan Sekarita."Restoran Pohon Rindang cabangnya sudah cukup banyak di Jawa Timur. Saya berencana untuk membuka cabang baru di luar Jawa Timur. Saya ingin dipersiapkan mulai dari perekrutan staf, persiapan design interior cabang, dan acara pembukaan.""Informasi perekrutan staf bagian depan dan belakang sudah mulai disebar, Pak untuk daerah Bandung, Jawa Barat," sahut Ayasya."Bagus. Targetnya akhir bulan ini kita akan membuka cabang baru di Bandung. Domarita bisa bantu untuk mengundang selebgram di sana agar restoran kita bisa dikenal masyarakat," perintah Xabier yang disanggupi oleh Domarita."Sekarita mengurus susunan acara pembukaan serta menu andalan restoran Pohon Rindang. Saya ingin pembukaan ini meriah."Sekarita pun menyanggupi perintah Xabier.Usai rapat singkat dan makan siang di restoran lain, Xabier kembali mengantarkan Ayasya ke restoran. Sementara itu, Do
Baca selengkapnya

S2 009 - Terbongkar

"Mas Xaba kasar sekali, tangan saya sakit," ujar Ayasya menyentuh pergelangan tangan dengan gerakan memutar. "Ada keperluan apa Mas memaksa saya kemari?" tanya Ayasya, pandangannya mengitari ruangan mewah tempatnya berdiri sekarang.Ia menduga ini tempat tinggal Xaba selama di Jakarta, Ayasya melihat ada foto keluarga Santos terpasang di dinding.Xaba mengamati Ayasya dari ujung kaki. "Kamu mengubah penampilan, tidak kampungan lagi?" nilai Xaba. Tidak dipungkiri kalau Ayasya anggun dengan gaun lengan panjang dan sebatas betis. Sementara rambut panjangnya diikat separuh tergerai.Ayasya melihat dirinya sendiri. "Biasa saja, ini tuntutan pekerjaan," sahut Ayasya. "Apa maksud Mas memaksa saya kemari?" Ayasya menuntut jawaban."Baik, aku tidak perlu basa-basi. Aku minta kamu jauhi papa. Bila perlu ibu juga dan tinggalkan rumah keluarga Santos!"Ayasya berdiri dengan tampang melotot, serasa tidak percaya pada apa yang baru saja didengarnya. Namun, Ayasya berusaha mengendalikan kegeraman t
Baca selengkapnya

S2 010 - Melarikan Diri

"Sayang, mengapa dia ada di sini?!" teriak Milen pada Xaba yang berjalan di belakangnya."Aku ada keperluan dengannya menyangkut papa."Milen mengangguk-angguk, matanya mengamati serakan lembar foto mesra antara perempuan di hadapannya dengan pria yang dikenal sebagai ayah Xaba."Kadang yang dipercaya membuat ulah. Bagaimana kalau tante Tari tahu hal ini?" Milen mendengkus menunjukkan kekesalan pada Ayasya yang berdiri dengan sesekali terisak. Tidak ada sapaan ramah untuk tamu yang datang."Ibu jangan sampai tahu, rahasia ini hanya pada kita dan adikku, Xinta," jelas Xaba sembari menatap ke arah Ayasya."Jadi, kamu bersedia menjauhi Pak Xabier?" Milen berjalan lebih dekat ke arah Ayasya.Ayasya membalas tatapan Milen, menolak strategi intimidasi yang dilontarkan padanya. "Saya dan Pak Xabier tidak punya hubungan khusus," bantah Ayasya, tangisnya telah mereda.Milen terbahak-bahak mendengarnya lantas mengambil selembar foto dan menunjukkan pada Ayasya. "Foto pelukan ini bukan tanda ada
Baca selengkapnya

S2 011 - Menghadap Orang Tua

"Akhir bulan kita siap, ya, untuk melakukan peresmian cabang baru. Saya harap staf yang direkrut merupakan yang terbaik dari pelamar yang masuk," pesan Ayasya pada karyawan yang ditugaskan memegang calon cabang di Bandung.Usai Ayasya melakukan kunjungan ke calon cabang dan segala persiapan perekrutan staf restoran Pohon Rindang di Bandung, ia berencana langsung kembali ke Surabaya.Hanya saja, Ayasya khawatir akan keselamatannya bila ia melewati Jakarta. Tiket kepulangan ke Surabaya belum Ayasya pesan, sehingga ia mengecek ponsel untuk menemukan jalur alternatif selain melewati Jakarta.Saat bersamaan, taksi yang menjemput Ayasya telah datang. Ayasya minta diantar ke hotel tempatnya menginap.Ayasya menuju kamar hotel dengan kartu akses yang telah diberikan oleh pihak hotel. Ia bersama dengan sejumlah tamu hotel masuk ke dalam elevator lift yang akan mengantar ke lantai yang diinginkan.Sewaktu Ayasya membuka pintu kamar, mendadak ia didorong masuk oleh seseorang. Ayasya terkejut bu
Baca selengkapnya

S2 012 - Perdebatan

Ayasya berniat membantah ucapan Xaba. Saat ia akan membuka suara, Batari sudah memeluk Ayasya dengan erat.Mulut Ayasya menjadi terkatup kembali. "Ibu senang sekali mendengar Xaba akan memperistri Ayas," ucap Batari dengan girang. "Kamu serius 'kan Xaba?" tanya Batari usai mengurai pelukan pada Ayasya lalu menoleh pada putranya.Xaba hanya mengulas senyum, Ayasya menyipit menatap Xaba yang tidak mengeluarkan suara apa pun."Harapan ibu kalian bisa pelan-pelan saling mencintai. Ibu dan papa sangat mendukung rencana ini," lanjut Batari.Xaba mengerling melihat ekspresi ayahnya yang terlihat biasa, entah maknanya apa, pikir Xaba."Papa, bila Ayas menjadi istriku, dia tidak lagi tinggal di rumah ini dan berhenti bekerja di restoran Papa," ucap Xaba menoleh pada Xabier.Xabier menghela napas dalam. "Rencana ini memang sangat mendadak, Ayas juga baru bekerja di restoran. Tapi, kalau kalian telah bersepakat papa dan Ibu merestui," komentar Xabier dengan ekspresi lebih tenang dibanding Batar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
23
DMCA.com Protection Status