Share

S2 012 - Perdebatan

Penulis: Novisi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ayasya berniat membantah ucapan Xaba. Saat ia akan membuka suara, Batari sudah memeluk Ayasya dengan erat.

Mulut Ayasya menjadi terkatup kembali.

"Ibu senang sekali mendengar Xaba akan memperistri Ayas," ucap Batari dengan girang. "Kamu serius 'kan Xaba?" tanya Batari usai mengurai pelukan pada Ayasya lalu menoleh pada putranya.

Xaba hanya mengulas senyum, Ayasya menyipit menatap Xaba yang tidak mengeluarkan suara apa pun.

"Harapan ibu kalian bisa pelan-pelan saling mencintai. Ibu dan papa sangat mendukung rencana ini," lanjut Batari.

Xaba mengerling melihat ekspresi ayahnya yang terlihat biasa, entah maknanya apa, pikir Xaba.

"Papa, bila Ayas menjadi istriku, dia tidak lagi tinggal di rumah ini dan berhenti bekerja di restoran Papa," ucap Xaba menoleh pada Xabier.

Xabier menghela napas dalam. "Rencana ini memang sangat mendadak, Ayas juga baru bekerja di restoran. Tapi, kalau kalian telah bersepakat papa dan Ibu merestui," komentar Xabier dengan ekspresi lebih tenang dibanding Batar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Michellyn Ling
lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 013 - Teman Lama

    Hati Ayasya rasanya gelisah, ketenangan hidup selama kurang lebih tiga bulan ini diusik oleh Xaba yang mendadak menginginkannya menjadi istri. Dugaan kuat Ayasya mengenai penyebab Xaba ingin menikahinya adalah mengenai foto-foto mesra dirinya dan Xabier yang membuat Xaba mengira mereka memiliki hubungan khusus.Prang!Ayasya tidak sengaja menyenggol nampan pelayan restoran hingga mengenai seorang pelanggan. Tubuh Ayasya di restoran, tetapi pikirannya mengawang-awang."Aduh... maaf... maaf sekali," ucap Ayasya merasa tidak enak hati pada pelanggan barunya.Pria itu terkena tumpahan kuah panas, ia refleks berdiri lalu menunduk memeriksa pakaiannya."Saya mohon maaf ya, Pak, saya tidak sengaja," ucap Ayasya panik sembari mengatup kedua tangan di depan dada, ia bingung harus melakukan apa lantaran pelanggannya pria.Perhatian beberapa pengunjung terpusat pada kejadian itu. Pelayan pun takut disalahkan, padahal ia berada di posisi yang benar untuk menghidangkan makanan dan minuman.Ayasya

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 014 - Berdua ke Kafe

    Ayasya pulang kerja seperti biasa, ia berpamitan dengan para staf yang dianggap sebagai rekan kerja sepenanggungan, sekalipun ia merupakan atasan mereka.Saat Ayasya menoleh ke kiri dan kanan mencari taksi yang berhenti untuk ditumpangi, seseorang memanggilnya."Ayas!" Ayasya memandang ke sumber suara. Seorang pria berkacamata hitam menggunakan masker berdiri dekat sebuah mobil yang Ayasya kenal siapa pemiliknya."Mas Xaba, ngapain di sini? Bapak sudah pulang lebih dulu," ucapnya begitu sampai dekat Xaba berdiri."Aku tidak cari papa. Ayo, masuk mobil!" Xaba berjalan menuju bangku pengemudi."Mas, tunggu. Mas mencari saya? Menjemput, gitu?" Ayasya serasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, sehingga ia perlu memastikan."Menurut kamu aku mencari siapa lagi? Buruan sebelum banyak orang kenal denganku," ucap Xaba gegas masuk ke dalam mobil.Sebagai seorang artis, bila Xaba bertemu dengan penggemar, maka hal wajib dilakukannya adalah menanggapi dengan ramah. Sementara, Xaba sedang b

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 015 - Terus Terang

    Usai membayar menu makanan, Xaba berjalan menuju kendaraan lalu duduk di bangku pengemudi.Ayasya buru-buru berpamitan dengan Elang."Jangan segan bila kamu butuh bantuan," ucap Elang sebelum keduanya berpisah.Ayasya membuka pintu penumpang lalu masuk dan memasang sabuk pengaman.Xaba mengendarai mobil menjauhi kafe Awan Cerah. Pria itu hanya diam. Ayasya melihat arah kendaraan dikemudikan bukan ke arah rumah."Mas, kita mau ke mana?" tanya Ayasya. "Pindah," jawab Xaba singkat ditanggapi anggukan Ayasya."Siapa tadi?" tanya Xaba dengan pandangan lurus ke arah jalan yang dipenuhi kendaraan dengan gerak perlahan.Ayasya menoleh sesaat, tadi Xaba menolak dikenalkan, sekarang pria itu menanyakan siapa yang bersamanya tadi. 'Aneh,' batin Ayasya. "Teman kampus. Mas ingat beberapa bulan lalu saya pernah cerita mengenai orang yang mau membantu jadi kekasih pura-pura, ya, itu dia orangnya," jelas Ayasya antusias."Tidak ingat," jawab Xaba spontan.Xaba membelokkan kendaraan ke sebuah hotel,

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 016 - Ingin Menjauh

    Ayasya benar-benar marah pada Xaba yang bertindak semaunya. Ia menyerang Xaba dalam kendaraan, sampai-sampai pria itu kewalahan di buatnya."Ayas! Ayasya!" gertak Xaba sembari mencengkram kedua pergelangan tangan Ayasya. Ayasya terhenyak diiringi derai air mata, ia menatap manik Xaba dengan luka."Kapan Mas percaya kalau saya tidak punya hubungan dengan bapak? Jangan ikat saya dalam pernikahan kalau nyatanya Mas tidak menginginkan saya," ujar Ayasya disela isak tangisnya.Terbit rasa iba dalam diri Xaba memandang kondisi Ayasya yang berantakan dan basah."Lepaskan!" Ayasya menarik diri dari cengkraman Xaba. Pria itu mengurai genggaman kuatnya.Ayasya beringsut ke ujung bangku penumpang, menatap keluar kendaraan seraya sesenggukan. Tubuhnya tidak nyaman, menggigil kedinginan, tetapi berkeringat. Kepala Ayasya mendadak pusing, tidak tahan, sampai ia rebah dalam kegelapan.Xaba panik melihat Ayasya tidak sadarkan diri. "Ayas... Ayas... bangun," ucap Xaba menepuk pipi Ayasya. Ia menyentu

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 017 - Menjumpai Kekasih

    Keesokan hari, Xaba bersiap melakukan perjalanan ke Jakarta. Saat sarapan berlangsung, Ayasya dan Xaba tidak saling menyapa, menguar ketegangan di antara mereka.Namun, hal itu hanya dirasakan oleh keduanya."Tadi malam sepertinya pulang di atas jam sepuluh malam, ya? Ibu dan papa sudah terlelap," ujar Batari sembari menuang air ke gelas Xabier."Iya, Bu, sekitar jam sebelas," jawab Xaba dibalas senyum mesem Batari."Takut jauh dari Ayas, Xaba? Bawa saja ke Jakarta," canda Batari disambut gelak Xabier. Xaba refleks terbatuk-batuk mendengarnya."Minum... minum...," ucap Batari merasa bersalah. Sementara itu, tidak ada reaksi apa pun dari Ayasya, hanya melirik sesaat lalu menyantap lontong sayur dengan tenang."Kapan ke Surabaya lagi, Xaba?" tanya Xabier memastikan rencana putranya."Belum tahu, Pa. Masih ada jadwal promosi film terbaru minggu depan di Jakarta.""Wah, alamat lama kalau begitu," komentar Batari. "Kami berencana, akhir bulan bersamaan pembukaan cabang restoran di Bandung,

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 018 - Busana Tunangan

    Sepulang kerja, Ayasya menunggu taksi untuk mengantarkan ke rumah. Ia menolak tawaran pulang bersama dari Xabier. Semenjak masalah fotonya bersama Xabier sampai pada Xaba, Ayasya membatasi diri berinteraksi dengan bosnya.Berbagai alasan digunakan Ayasya agar penolakan tidak menyinggung perasaan Xabier."Ini taksinya mana? Lama bener?" gumam Ayasya. Biasanya ada taksi yang mangkal menanti penumpang dekat restoran, sehingga Ayasya tidak perlu memesan melalui aplikasi.Ti...iit!Terdengar bunyi klakson beberapa kali di depan Ayasya. Perempuan itu tidak mengenali siapa pengemudi lantaran kaca penumpang bagian depan tidak diturunkan. Kaca filmnya pun hitam. Mobil sedan siapa, Ayasya juga tidak tahu."Berisik banget!" gerutu Ayasya lalu ia berpindah dari situ.Kendaraan roda empat tadi mengikuti Ayasya sembari membunyikan klakson yang memekakkan telinga. Hampir saja Ayasya menegur si pengemudi mobil."Ayo naik!" ajak pengemudi yang tak lain Elang Dewandaru, setelah menurunkan kaca jendela.

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 019 - Xaba dan Milen

    "Sayang, aku merasa cemas dan takut menjelang pernikahan kamu," ucap Milen manja sembari memainkan kancing kemeja Xaba. Xaba yang sedang asyik menonton televisi memberikan perhatian pada kekasihnya."Karena apa?" tanya Xaba sambil mengusap kepala Milen dengan lembut."Takut kamu akan berpaling dariku setelah menikah nanti. Kamu akan menyukai istri pilihan ibu kamu itu." Ekspresi khawatir kentara pada paras ayu Milen."Sepertinya itu tidak akan terjadi, Milen." Xaba mencolek dagu Milen. "Hatiku sudah terpaut pada kamu. Setelah menikahinya dan menjauhkan dari keluarga, di tahun kedua aku akan berpisah darinya, ya, dengan memberinya uang dan kenyamanan, akan terlihat karakter aslinya."Milen mengurai pelukannya, ia terperangah mendengar rencana Xaba."Kamu serius hanya menikah di tahun pertama?""Lebih cepat mengetahui belangnya malah lebih baik. Uang dan kenyamanan akan menguak perempuan seperti apa Ayasya itu."Milen tersenyum lalu memeluk erat kelasihnya sembari menggesekkan wajah pad

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 020 - Kisah Lama

    Saat ini Batari dan Ayasya sedang berada di butik untuk melakukan pengukuran badan dan memilih bahan kebaya yang akan dipakai saat tunangan nanti."Jeng Tari, menantunya sudah punya salon, belum?" tanya pemilik butik langganan Batari."Belum, nanti bakal dicari di Bandung, Jeng," jawabnya.Batari dan pemilik butik terlibat percakapan tentang salon, gedung resepsi, dan lainnya. Sementara itu, mata Ayasya menangkap berita yang viral mengenai putusnya hubungan Xaba dengan kekasihnya, Milen.Sulit baginya percaya kalau Xaba meninggalkan perempuan secantik Milen."Loh, Jeng, itu berita tentang anaknya Jeng." Pemilik butik sadar dengan gambar di televisi yang memuat tentang Xaba. Dia mengetahui kalau Xaba putranya Batari lantaran sebelum jadi artis, Xaba kerap mengantar ibunya menjahit kebaya ke butik ini.Batari mengikuti arah pandang pemilik butik. Ia menjadi malu hati karena Xaba disebut-sebut sebagai pria yang mempermainkan Milen."Masa seperti itu sih, Jeng? Saya ngga percaya si cakep

Bab terbaru

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 081 - Pesta Pernikahan [SELESAI]

    Kesehatan Ayasya membaik, suhu tubuh telah kembali normal dan muntah tidak lagi menghantui keseharian di rumah sakit. "Moga tidak sakit lagi menjelang pernikahan nanti," ucap Ayasya berjalan menuju lobi rumah sakit.Hari ini, Ayasya diizinkan pulang ke rumah oleh pihak rumah sakit. Betapa senang Ayasya karena ia pun merasa jauh lebih sehat dibanding beberapa hari lalu.Ayasya dijemput oleh Xaba, sementara itu keluarga Santos yang lain memiliki kesibukan sendiri.Xaba sengaja menggunakan jasa pengemudi agar dirinya bisa duduk berdekatan dengan Ayasya di bangku penumpang belakang."Ayas, aku mau bertanya."Ayasya yang duduk menyender ke lengan Xaba menegakkan tubuh lalu menoleh pada Xaba. Kendaraan melaju menuju kediaman Santos."Apa, Mas?" tanyanya."Kamu keturunan dari Dewandaru apakah kamu mau mengurus hak sebagai ahli waris?" tanya Xaba yang sejurus kemudian dihadiahi pelototan dari Ayasya. "Eh, bukan maksud aku macam-macam, tidak seperti pikiran kamu, ya. Hanya bertanya, bila kam

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 080 - Ungkap Kebenaran

    Elang masuk begitu saja ruang rawat Ayasya bermodalkan pesan alamat dan nama ruang rawat inap yang dikirim oleh Ayasya. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Elang di saat Ayasya tengah berbaring di ranjang pasien. Raut sendu memancarkan kecemasan dari Elang.Sontak Ayasya bangkit menyender dengan mata membelalak sejenak lalu normal kembali."Tidak."Elang mendekat hingga membuat gerakan bergeser ke sudut pada Ayasya."Stop di sana, Elang! Katakan cepat soal papa saya," tuntut Ayasya yang sebenarnya masih memerlukan istirahat. Dengan sisa keberanian, ia memberi tahu lokasi rumah sakit tempatnya dirawat dengan tujuan mengetahui kisah lama orang tuanya."Apa kita bisa bicara baik-baik, Ayas, tanpa ada nada suara yang tinggi?"Elang berjalan bertambah dekat ke arah Ayasya. Tangan Ayasya terkepal di balik selimut rumah sakit. Baginya, Elang terlalu mengulur waktu. "Sebagian sudah saya ceritakan pada kamu. Kamu adalah putri dari Sri dan seorang pengusaha bernama Dewandaru. Anak di luar pernikahan

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 079 - Infeksi Virus

    Elang sengaja bepergian ke Surabaya untuk menemui Ayasya. Sepanjang penerbangan, tidak luntur senyum di balik masker yang dikenakan.Beralasan akan mengunjungi makam orang tua dan lembaga pendidikan swasta yang dimiliki keluarga Dewandaru, langkah Elang menjejak ke Surabaya kembali.Bayangan Ayasya begitu lekat dalam pikiran Elang. Perempuan manis yang menarik hati sejak zaman mereka menimba ilmu di kampus milik keluarga Dewandaru.Lain hal dengan Ayasya yang gelisah pagi ini, suhu tubuhnya meningkat."40 derajat. Bagaimana perasaan kamu?" tanya Xinta yang duduk di samping ranjang. Ia seorang dokter yang mengetahui cara menurunkan demam, tetapi butuh pengujian lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada penyakit tersembunyi di balik demam.Di situ berdiri pula Xaba dan Batari yang khawatir terhadap kondisi Ayasya. Xinta meminta mereka semua memakai masker selama berada di dekat Ayasya. "Pusing, sakit otot, dingin," jawab Ayasya sambil menggigil dan terbatuk-batuk serta hidung pun sampai

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 078 - Gangguan

    "Pak, lagi-lagi kita dikirim surat kaleng. Kali ini sarung tangan bayi dan foto lama Sri. Buat apa itu semua, Pak? Apa hubungan ke kita?"Sewaktu Batari dan Xabier berdiskusi di ruang keluarga, tanpa sengaja Ayasya menguping pembicaraan. Tadinya, hanya sekedar lewat menuju dapur.Namun, suara riuh menjelang tengah malam menarik Ayasya untuk mengetahui apa yang dibicarakan. "Sulit untuk dimengerti maksud pengirim. Mau dilaporkan ke pihak berwajib, tapi kali ini tidak ada ancaman di isi suratnya."Menggigit bibir sendiri, Ayasya gelisah berdiri di ujung dinding. Tidak ingin ketahuan, buru-buru Ayasya meninggalkan tempat menuju ke kamar pribadinya. "Apa maunya Elang? Sampai nekat. Jahat sekali," ujar Ayasya sambil duduk di ujung ranjang. Keesokan pagi, Ayasya sengaja bangun pagi lalu jalan-jalan ke halaman besar kediaman Santos. Rasa penasaran membuatnya singgah ke pos jaga. "Olahraga, Bu?" sapa seorang penjaga."Ya, Pak."Demi apa Ayasya menjadi pribadi berbeda hari ini. Biarlah pik

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 077 - Kembali ke Surabaya

    Mengingat hingga malam Xaba akan syuting, terlintas niat Ayasya untuk menemui Elang ke restoran, menagih nama siapa ayah kandungnya.Menimbang Xaba akan keberatan bila ia mengutarakan niat bertemu Elang, Ayasya masih menyimpan rahasia sendiri rapat-rapat. "Awww."Tangan Ayasya berdarah teriris pisau. Ia gegas membersihkan jari telunjuk kiri ke wastafel."Kamu kenapa?"Mendengar suara asing dari dapur, Xaba lantas beranjak dari kamar."Kurang hati-hati mengiris sayur, Mas."Tidak seperti biasa menurut Xaba."Melamun? Lamunin apa, sih?"Xaba mencolek dagu Ayasya, mencoba menghibur tunangannya."Gak ada, Mas. Hanya kurang fokus saja."Ayasya menuju kotak P3K, mengambil cairan antiseptik lalu membalut dengan plester luka."Sudah beres," ucap Ayasya. Xaba memerhatikan Ayasya dengan seksama."Jangan pikirkan hal lain sewaktu memegang pisau, harus konsentrasi, bila tidak, bisa melukai diri sendiri."Ayasya menghela napas lalu mengangguk menyetujui perkataan Xaba. Pesan Elang sangat memenga

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 076 - Pesan Kurang Adab

    "Pak, lengan saya ini sakit lagi," rungut Batari seraya menunjukkan pada Xabier yang telah siap beristirahat malam hari.Sejak pemberitaan tentang Wisang, Batari didiamkan oleh Xabier. Merasa ada yang kurang.Xabier bangkit dari rebahnya. "Sakit kenapa?" tanyanya dengan paras khawatir. Wajah Batari meringis menunjukkan kalau sakitnya benar-benar mengganggu."Perbannya tidak apa-apa. Di dalam sakit sekali, 'kah?" tanya Xabier sambil mengelus pelan luka Batari.Batari mengangguk sambil mengintip dari sudut mata bagaimana ekspresi suaminya. Ia tertawa samar, Xabier masih cemas bila dirinya kenapa-napa."Kamu jangan dulu urusan dapur sampai sembuh total, Bu." Xabier malah menggerutu. "Mau ke rumah sakit buat periksa?"Batari menggeleng, menolak ide Xabier. "Ini tadi karena Bapak tepis tangan saya waktu nonton, jadi agak sakit," rengek Batari. "Iya, 'kah? kekencengan aku awasin tangan kamu, ya."Batari mengangguk lagi membenarkan perkataan Xabier. "Maaf, ya. Aku kalau menyangkut 'orang

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 075 - Candle Light Dinner

    Restoran mewah yang dipesan oleh Xaba memikat hati Ayasya. Ini pengalaman baru lagi buatnya, masuk ke restoran yang mengusung interior elegan.Ruang makan menampilkan replika akar pohon yang menggantung di udara. Ada pula pepohonan di sekitar mereka.Dari ketinggian saat ini, mereka bisa melihat keluar pemandangan indah gemerlap lampu kota Jakarta. Sungguh menakjubkan bagi Ayasya."Kamu cantik."Ayasya terfokus pada arsitektur restoran, lain hal dengan Xaba yang sedari tadi menatap paras Ayasya yang ceria seolah-olah itulah pemandangan menarik dibanding yang lain.Ayasya tersipu malu, temaram lampu ruangan menyembunyikan bagaimana merona pipinya kini. Dipuji Xaba menjadi kesukaan bagi dirinya sendiri."Mas juga sangat tampan." Lagi-lagi Ayasya malu melontarkan pujian hingga ia tertunduk tidak mampu menatap manik pria yang sebentar lagi akan menjadi kekasihnya."Aku harap kamu suka tempat ini."Ayssya menyapu pandangan ke sekeliling ruangan. Hanya ada mereka berdua saat ini serta bebera

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 074 - Rahasia Lama

    Menemani Xaba bekerja ke Jakarta menjadi momen indah untuk Ayasya. Suasana berbeda ia rasakan."Mas, untuk berlian pesanan Mas itu, biar saya saja yang ambil ke tokonya, ya," tawar Ayasya malam hari seusai makan malam di unit Xaba. Xaba memberi perhatian, menaruh ponselnya di meja.Selagi Xaba mencerna tawaran itu. Ayasya kembali melanjutkan. "Kita tidak lama di Jakarta, sementara Mas masih harus bekerja. Biar saya saja," lanjut Ayasya."Setelah itu, tidak kemana-mana lagi, 'kan?""Tidak. Langsung pulang.""Ada pengawalan buat kamu seperti biasa, ya. Bila ada keperluan atau hal mencurigakan kamu bisa meminta bantuan mereka."Ayasya memasuki sebuah toko berlian. Pada hari-hari sebelumnya, Xaba menunjukkan sebuah berlian yang bakal dipakai calon istrinya di pernikahan mereka.Bantahan Ayasya untuk tidak menghabiskan uang membeli perhiasan mahal tidak didengar oleh Xaba."Berlian juga bentuk investasi, Ayas. Kamu akan terlihat cantik di pesta nanti," ucap Xaba kala itu."Berarti saat in

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 073 - Tertangkap

    Batari diharuskan untuk rawat inap lantaran ada luka terbuka di bagian lengan dan bahu akibat pecahan kaca mobil mengenai dirinya."Malam ini saya saja yang menjaga Ibu, Pak, Mas," tawar Ayasya. Akhirnya, Xaba meminta Ayasya datang ke rumah sakit.Xaba dan Xabier saling pandang."Bapak saja, tidak masalah.""Ayas benar, Pa. Keadaan Papa kena benturan juga akan sulit mengurus Ibu di rumah sakit. Aku yang bantu Papa di rumah. Ayas menjaga Ibu di sini."Melihat kondisinya sendiri, barulah Xabier menerima ide dari putra dan calon menantunya."Kamu cepat beritahu kalau ada yang janggal atau kondisi ibu terbaru Ibu, ya," ucap Xaba sembari membelai kepala Ayasya. "Ada penjaga yang bertugas. Kasus rem blong ini juga sudah ditangani pihak berwajib."Xabier mengatakan demikian agar ada rasa aman dalam diri Ayasya selama menjaga Batari di rumah sakit.Xaba dan Xabier berpamitan pada Ayasya, Batari berbaring di ranjang dalam keadaan terlelap.Ayasya mengusap lengan Batari, ia iba dengan keadaan ca

DMCA.com Protection Status