Keesokan hari, Xaba bersiap melakukan perjalanan ke Jakarta. Saat sarapan berlangsung, Ayasya dan Xaba tidak saling menyapa, menguar ketegangan di antara mereka.Namun, hal itu hanya dirasakan oleh keduanya."Tadi malam sepertinya pulang di atas jam sepuluh malam, ya? Ibu dan papa sudah terlelap," ujar Batari sembari menuang air ke gelas Xabier."Iya, Bu, sekitar jam sebelas," jawab Xaba dibalas senyum mesem Batari."Takut jauh dari Ayas, Xaba? Bawa saja ke Jakarta," canda Batari disambut gelak Xabier. Xaba refleks terbatuk-batuk mendengarnya."Minum... minum...," ucap Batari merasa bersalah. Sementara itu, tidak ada reaksi apa pun dari Ayasya, hanya melirik sesaat lalu menyantap lontong sayur dengan tenang."Kapan ke Surabaya lagi, Xaba?" tanya Xabier memastikan rencana putranya."Belum tahu, Pa. Masih ada jadwal promosi film terbaru minggu depan di Jakarta.""Wah, alamat lama kalau begitu," komentar Batari. "Kami berencana, akhir bulan bersamaan pembukaan cabang restoran di Bandung,
Baca selengkapnya