Semua Bab PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS: Bab 161 - Bab 170

229 Bab

S2 013 - Teman Lama

Hati Ayasya rasanya gelisah, ketenangan hidup selama kurang lebih tiga bulan ini diusik oleh Xaba yang mendadak menginginkannya menjadi istri. Dugaan kuat Ayasya mengenai penyebab Xaba ingin menikahinya adalah mengenai foto-foto mesra dirinya dan Xabier yang membuat Xaba mengira mereka memiliki hubungan khusus.Prang!Ayasya tidak sengaja menyenggol nampan pelayan restoran hingga mengenai seorang pelanggan. Tubuh Ayasya di restoran, tetapi pikirannya mengawang-awang."Aduh... maaf... maaf sekali," ucap Ayasya merasa tidak enak hati pada pelanggan barunya.Pria itu terkena tumpahan kuah panas, ia refleks berdiri lalu menunduk memeriksa pakaiannya."Saya mohon maaf ya, Pak, saya tidak sengaja," ucap Ayasya panik sembari mengatup kedua tangan di depan dada, ia bingung harus melakukan apa lantaran pelanggannya pria.Perhatian beberapa pengunjung terpusat pada kejadian itu. Pelayan pun takut disalahkan, padahal ia berada di posisi yang benar untuk menghidangkan makanan dan minuman.Ayasya
Baca selengkapnya

S2 014 - Berdua ke Kafe

Ayasya pulang kerja seperti biasa, ia berpamitan dengan para staf yang dianggap sebagai rekan kerja sepenanggungan, sekalipun ia merupakan atasan mereka.Saat Ayasya menoleh ke kiri dan kanan mencari taksi yang berhenti untuk ditumpangi, seseorang memanggilnya."Ayas!" Ayasya memandang ke sumber suara. Seorang pria berkacamata hitam menggunakan masker berdiri dekat sebuah mobil yang Ayasya kenal siapa pemiliknya."Mas Xaba, ngapain di sini? Bapak sudah pulang lebih dulu," ucapnya begitu sampai dekat Xaba berdiri."Aku tidak cari papa. Ayo, masuk mobil!" Xaba berjalan menuju bangku pengemudi."Mas, tunggu. Mas mencari saya? Menjemput, gitu?" Ayasya serasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, sehingga ia perlu memastikan."Menurut kamu aku mencari siapa lagi? Buruan sebelum banyak orang kenal denganku," ucap Xaba gegas masuk ke dalam mobil.Sebagai seorang artis, bila Xaba bertemu dengan penggemar, maka hal wajib dilakukannya adalah menanggapi dengan ramah. Sementara, Xaba sedang b
Baca selengkapnya

S2 015 - Terus Terang

Usai membayar menu makanan, Xaba berjalan menuju kendaraan lalu duduk di bangku pengemudi.Ayasya buru-buru berpamitan dengan Elang."Jangan segan bila kamu butuh bantuan," ucap Elang sebelum keduanya berpisah.Ayasya membuka pintu penumpang lalu masuk dan memasang sabuk pengaman.Xaba mengendarai mobil menjauhi kafe Awan Cerah. Pria itu hanya diam. Ayasya melihat arah kendaraan dikemudikan bukan ke arah rumah."Mas, kita mau ke mana?" tanya Ayasya. "Pindah," jawab Xaba singkat ditanggapi anggukan Ayasya."Siapa tadi?" tanya Xaba dengan pandangan lurus ke arah jalan yang dipenuhi kendaraan dengan gerak perlahan.Ayasya menoleh sesaat, tadi Xaba menolak dikenalkan, sekarang pria itu menanyakan siapa yang bersamanya tadi. 'Aneh,' batin Ayasya. "Teman kampus. Mas ingat beberapa bulan lalu saya pernah cerita mengenai orang yang mau membantu jadi kekasih pura-pura, ya, itu dia orangnya," jelas Ayasya antusias."Tidak ingat," jawab Xaba spontan.Xaba membelokkan kendaraan ke sebuah hotel,
Baca selengkapnya

S2 016 - Ingin Menjauh

Ayasya benar-benar marah pada Xaba yang bertindak semaunya. Ia menyerang Xaba dalam kendaraan, sampai-sampai pria itu kewalahan di buatnya."Ayas! Ayasya!" gertak Xaba sembari mencengkram kedua pergelangan tangan Ayasya. Ayasya terhenyak diiringi derai air mata, ia menatap manik Xaba dengan luka."Kapan Mas percaya kalau saya tidak punya hubungan dengan bapak? Jangan ikat saya dalam pernikahan kalau nyatanya Mas tidak menginginkan saya," ujar Ayasya disela isak tangisnya.Terbit rasa iba dalam diri Xaba memandang kondisi Ayasya yang berantakan dan basah."Lepaskan!" Ayasya menarik diri dari cengkraman Xaba. Pria itu mengurai genggaman kuatnya.Ayasya beringsut ke ujung bangku penumpang, menatap keluar kendaraan seraya sesenggukan. Tubuhnya tidak nyaman, menggigil kedinginan, tetapi berkeringat. Kepala Ayasya mendadak pusing, tidak tahan, sampai ia rebah dalam kegelapan.Xaba panik melihat Ayasya tidak sadarkan diri. "Ayas... Ayas... bangun," ucap Xaba menepuk pipi Ayasya. Ia menyentu
Baca selengkapnya

S2 017 - Menjumpai Kekasih

Keesokan hari, Xaba bersiap melakukan perjalanan ke Jakarta. Saat sarapan berlangsung, Ayasya dan Xaba tidak saling menyapa, menguar ketegangan di antara mereka.Namun, hal itu hanya dirasakan oleh keduanya."Tadi malam sepertinya pulang di atas jam sepuluh malam, ya? Ibu dan papa sudah terlelap," ujar Batari sembari menuang air ke gelas Xabier."Iya, Bu, sekitar jam sebelas," jawab Xaba dibalas senyum mesem Batari."Takut jauh dari Ayas, Xaba? Bawa saja ke Jakarta," canda Batari disambut gelak Xabier. Xaba refleks terbatuk-batuk mendengarnya."Minum... minum...," ucap Batari merasa bersalah. Sementara itu, tidak ada reaksi apa pun dari Ayasya, hanya melirik sesaat lalu menyantap lontong sayur dengan tenang."Kapan ke Surabaya lagi, Xaba?" tanya Xabier memastikan rencana putranya."Belum tahu, Pa. Masih ada jadwal promosi film terbaru minggu depan di Jakarta.""Wah, alamat lama kalau begitu," komentar Batari. "Kami berencana, akhir bulan bersamaan pembukaan cabang restoran di Bandung,
Baca selengkapnya

S2 018 - Busana Tunangan

Sepulang kerja, Ayasya menunggu taksi untuk mengantarkan ke rumah. Ia menolak tawaran pulang bersama dari Xabier. Semenjak masalah fotonya bersama Xabier sampai pada Xaba, Ayasya membatasi diri berinteraksi dengan bosnya.Berbagai alasan digunakan Ayasya agar penolakan tidak menyinggung perasaan Xabier."Ini taksinya mana? Lama bener?" gumam Ayasya. Biasanya ada taksi yang mangkal menanti penumpang dekat restoran, sehingga Ayasya tidak perlu memesan melalui aplikasi.Ti...iit!Terdengar bunyi klakson beberapa kali di depan Ayasya. Perempuan itu tidak mengenali siapa pengemudi lantaran kaca penumpang bagian depan tidak diturunkan. Kaca filmnya pun hitam. Mobil sedan siapa, Ayasya juga tidak tahu."Berisik banget!" gerutu Ayasya lalu ia berpindah dari situ.Kendaraan roda empat tadi mengikuti Ayasya sembari membunyikan klakson yang memekakkan telinga. Hampir saja Ayasya menegur si pengemudi mobil."Ayo naik!" ajak pengemudi yang tak lain Elang Dewandaru, setelah menurunkan kaca jendela.
Baca selengkapnya

S2 019 - Xaba dan Milen

"Sayang, aku merasa cemas dan takut menjelang pernikahan kamu," ucap Milen manja sembari memainkan kancing kemeja Xaba. Xaba yang sedang asyik menonton televisi memberikan perhatian pada kekasihnya."Karena apa?" tanya Xaba sambil mengusap kepala Milen dengan lembut."Takut kamu akan berpaling dariku setelah menikah nanti. Kamu akan menyukai istri pilihan ibu kamu itu." Ekspresi khawatir kentara pada paras ayu Milen."Sepertinya itu tidak akan terjadi, Milen." Xaba mencolek dagu Milen. "Hatiku sudah terpaut pada kamu. Setelah menikahinya dan menjauhkan dari keluarga, di tahun kedua aku akan berpisah darinya, ya, dengan memberinya uang dan kenyamanan, akan terlihat karakter aslinya."Milen mengurai pelukannya, ia terperangah mendengar rencana Xaba."Kamu serius hanya menikah di tahun pertama?""Lebih cepat mengetahui belangnya malah lebih baik. Uang dan kenyamanan akan menguak perempuan seperti apa Ayasya itu."Milen tersenyum lalu memeluk erat kelasihnya sembari menggesekkan wajah pad
Baca selengkapnya

S2 020 - Kisah Lama

Saat ini Batari dan Ayasya sedang berada di butik untuk melakukan pengukuran badan dan memilih bahan kebaya yang akan dipakai saat tunangan nanti."Jeng Tari, menantunya sudah punya salon, belum?" tanya pemilik butik langganan Batari."Belum, nanti bakal dicari di Bandung, Jeng," jawabnya.Batari dan pemilik butik terlibat percakapan tentang salon, gedung resepsi, dan lainnya. Sementara itu, mata Ayasya menangkap berita yang viral mengenai putusnya hubungan Xaba dengan kekasihnya, Milen.Sulit baginya percaya kalau Xaba meninggalkan perempuan secantik Milen."Loh, Jeng, itu berita tentang anaknya Jeng." Pemilik butik sadar dengan gambar di televisi yang memuat tentang Xaba. Dia mengetahui kalau Xaba putranya Batari lantaran sebelum jadi artis, Xaba kerap mengantar ibunya menjahit kebaya ke butik ini.Batari mengikuti arah pandang pemilik butik. Ia menjadi malu hati karena Xaba disebut-sebut sebagai pria yang mempermainkan Milen."Masa seperti itu sih, Jeng? Saya ngga percaya si cakep
Baca selengkapnya

S2 021 - Menelepon Xaba

Xaba mengumpat karena pecahan gelas mengenai telapak kakinya. Suara Xaba terdengar jelas di pendengaran Ayasya. "Mas Xaba," panggil Ayasya lagi tanpa mendapat tanggapan. Tadinya, Xaba ingin mengambil segelas air sembari mengecek pesan penuh kerinduan dari Milen. Saat panggilan dari Ayasya masuk dan memenuhi layar ponselnya, Xaba memutuskan menanggapi, hanya saja ia tidak memerhatikan pegangan pada gelas, yang ada tangannya menyenggol gelas kaca sampai terjatuh dari mini bar dapur."Ada apa menelepon?" tanya Xaba dengan nada dingin."Ada gelas jatuh, Mas? Mas tidak apa-apa?" Ayasya memastikan keadaan Xaba.Xaba hanya bergumam. Tidak jadi meneguk air, Xaba berjalan menuju penyimpanan kotak P3K untuk mengobati telapak kaki yang berdarah.Xaba meringis mengeluarkan beling kecil dari telapak kakinya. Suara itu kembali terdengar oleh Ayasya."Apa yang kena, Mas?" Ayasya meyakini kalau ada yang luka pada tubuh Xaba."Kaki," jawabnya pendek sembari mengoles alkohol dan obat antiseptik."Meng
Baca selengkapnya

S2 022 - Di Ujung Tanduk

"Bos, saya sudah terima hasil pengecekan keaslian foto yang Bos minta dari ahli," lapor seseorang pada Xaba. Xaba masih memilih meringkuk di apartemen."Mana laporannya?" Pria itu menyerahkan sebuah amplop coklat besar.Xaba membaca hasil yang mengejutkan, dinyatakan bahwa semua foto-foto itu rekayasa. Diyakini pengedit merupakan orang yang berpengalaman, memiliki kemahiran dalam soal photo editing."Brengsek!" Xaba membanting kertas hasil ke lantai."Maaf, Bos, apa ada yang salah?""Tidak ada," jawab Xaba dengan perasaan geram bukan main. "Tugas tambahan buat kamu, cari tahu siapa di balik pembuat dan pengedit foto-foto ini."Si pria yang bekerja pada Xaba ini berpikir sejenak. "Tetapi, sepertinya itu sulit, Bos. Mungkin kita perlu jasa pihak ketiga lagi dan bayarannya mungkin cukup besar," jelasnya."Aku tidak peduli soal uang. Yang penting dapat siapa orangnya siapa dalangnya." Tangan Xaba terkepal ke telapak satunya. Pria itu pamit meninggalkan ruang apartemen Xaba.Xaba berjalan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
23
DMCA.com Protection Status