Home / Romansa / PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS: Chapter 141 - Chapter 150

229 Chapters

141

Yuni berkeberatan dibawa ke rumah sakit usai keadaannya lebih tenang. Xabier dan Batari tidak memaksa Yuni, meskipun menurut mereka Yuni membutuhkan penanganan medis. "Ya sudah, ibu istirahat malam ini. Besok saya harap ibu bisa ceritakan bagaimana kronologis ibu sampai disekap."Yuni mengangguk, mereka semua keluar dari kamar pribadi Yuni."Apa kamu mendengar suara mencurigakan tadi?" tanya Xabier sembari merangkul Batari menuju ruang keluarga. "Tidak ada, biasa saja hening saat malam, Pak."Xabier mengangguk. Ia mendudukkan Batari di sofa. Sementara Xaba yang mengantuk berat sebelumnya telah ditaruh di kamar."Mama sangat khawatir dengan kalian. Apakah ini ada kaitan dengan orang yang mengancam itu?" tanya Andalaska mulai berpikir hal berat."Aku rasa sepertinya begitu, orang itu mulai menampakkan taringnya dengan berani sampai ke rumah kak Xabi dan kak Tari," tambah Xinda meyakinkan Xabier."Apa motivasinya menganggu kita?" tanya Batari yang masih dalam dekapan Xabier. "Uang.""
Read more

142

Polisi mendatangi rumah Xabier keesokan hari untuk melakukan olah tempat kejadian perkara, mengumpulkan petunjuk, keterangan, dan bukti. Semua orang di sana dimintai keterangan perihal penyekapan Yuni.Usai melakukan oleh TKP, seorang petugas yang juga teman Xabier menyarankan agar menambah jasa pengamanan di rumah Xabier."Sebaiknya lebih waspada dengan orang dalam, tetapi masih dugaan," bisiknya pada Xabier di akhir kerjanya. "Ya, saya paham."Para pekerja di rumah Xabier kembali melanjutkan aktivitas sehari-hari, kecuali Yuni yang masih istirahat di kamarnya. Sementara itu, Xabier merasa tidak aman meninggalkan istri dan anaknya bekerja."Mama dan Xinda di sini saja, nanti Xinda bisa bolak balik ke kampus dari rumah ini," ide Andalaska saat Xabier kembali ke rumah setelah mengantarkan petugas pergi. Xabier bukannya merasa senang, tetapi rasa khawatir melingkupi pikirannya."Nanti Mama dan Xinda bisa masuk dalam target ancaman, aku tidak ingin itu terjadi. Aku akan mengurus jasa
Read more

143

Jasa pengamanan di rumah Xabier telah mulai bekerja, tidak banyak hanya dua orang, satu pria dan wanita. "Bagaimana dua hari ini mereka bekerja? Kamu lebih merasa nyaman, Bu?" tanya Xabier sewaktu telah sampai di rumah. "Ya, lebih aman. Semakin banyak yang bekerja di rumah kita," ucap Batari sembari tertawa ringan."Tidak sepi, toh.""Ya, Pak. Saya tidak pernah membayangkan menjadi istri orang kaya dengan banyak pekerja rumah tangannya. Dulu, saya berpikir tinggal di desa, rumah berdinding kayu, dan perlindungan hanya dari suami saja," kata Batari mengingat gambaran ideal pernikahan di masa lalu.Xabier mendekap Batari erat. "Dan aku yang menghancurkan gambaran keluarga impian kamu itu. Maaf ya, Bu...."Batari jadi tidak enak sebab Xabier telah salah sangka terhadap ceritanya. "Saya yang minta maaf, bukan bermaksud begitu. Itu dulu pikiran seorang Batari gadis remaja desa, Pak. Ahh... Bapak ngambek, ya." Batari berupaya membuat suasana cair. Ia mengusap dagu Xabier yang ditumbuhi ja
Read more

144

Kendaraan Xabier ditemukan di pinggir jalan, usai ditracking. Di dalamnya tidak ditemukan siapapun, hanya tinggal bungkusan besar yang diduga tempat menyimpan Xaba. Makan malam yang sejatinya untuk mengetahui benang merah ancaman misterius, malah gagal. Xabier menyesal karena terlalu lamban memutuskan sesuatu, padahal ia telah memiliki kecurigaan terhadap pekerja rumah tangannya.Beberapa hari sebelumnya."Mereka telah menaruh curiga terhadap pekerja di dalam. Kalau mau selamat, kita harus segera pergi," ucap perempuan bernama Wahyuni yang memutuskan menjadi pengasuh Xaba."Mama mau pergi begitu saja, tanpa mendapat apa-apa?""Jadi, menurut kamu harus bagaimana? Kepura-puraan ini akan diketahui sebentar lagi, mama di sini hanya untuk mendapat keuntungan agar keluarga ini menjauhi Groban," jelas Wahyuni yang meningkat namanya menjadi Yuni."Terbukti 'kan kita tidak mendapat apapun kalau pergi begitu saja, yang ada polisi akan mengejar-ngejar kita. Meringkuk di penjara dan miskin tidak
Read more

145

Xabier menyanggupi uang 5 miliar sebagai syarat membebaskan Xaba. Groban tidak tinggal diam, ia merasa kejadian yang menimpa cucu pertamanya keluarga Santos berkaitan erat dengan dirinya."Pakai uang papa saja." Seisi ruangan melihat ke arah Groban. "Itu yang mereka inginkan. Kasman adalah anak tiri Wahyuni, setahu papa kerap membuat keributan, tetapi uang selalu menyelamatkannya dari kasus hukum."Groban telah mengetahui kalau Wahyuni menggunakan cara lama untuk masuk ke dalam rumah tangga anaknya. Cara yang sama ia gunakan di masa lalu.Yang lainnya yakni Kasman, dikenal oleh Groban sebab Wahyuni kerap membawanya bila bertemu untuk meminta uang."Mereka orang licik, kamu harus berhati-hati," pesan Groban pada Xabier."Papa tidak perlu melakukannya, aku bisa sendiri," tolak Xabier tidak ingin melibatkan uang siapapun dalam misi penyelamatan Xaba."Kali ini terimalah tawaran papa. Selama ini, papa tidak ada bersama kalian. Apapun yang papa telah hasilkan akan papa berikan semua untuk
Read more

146

"Cepat keluar dari desa ini," ucap Wahyuni sambil memukuli dashboard mobil, kepalanya seringkali menoleh ke belakang."Xabier menipu kita." Kasman meninju kemudi, hatinya sangat marah dan mengira Xabier licik dengan menghubungi pihak berwajib. Kejar-kejaran tak terelakkan, petugas sampai meneriakkan menggunakan pengeras suara agar mobil yang dikendalikan Kasman berhenti. Kasman tidak ingin berakhir tanpa uang sepeserpun, ia menginjak pedal gas lebih dalam hingga mereka memasuki jalan perkotaan yang cukup padat.Melihat tikungan tidak jauh di depan, Kasman membalikkan kendaraan masuk ke jalan perkebunan. Petugas masih terus melakukan pengejaran. Jalan yang ditempuh tidak semulus jalan raya, namanya jalan perkebunan kerap dilalui truk pengangkut hasil bumi."Jalan pilihan kamu sangat buruk, kita harus keluar dari sini!" Lagi-lagi Wahyuni menggerutu memarahi Kasman.Diserang kepanikan, Kasman menjadi marah. "Mama jangan banyak bicara, aku sedang mengusahakan!" balasnya geram.Sekalipu
Read more

147

Serangkaian pemeriksaan dilakukan pada Xaba untuk mengetahui keadaan organ dalam dan luar anak kesayangan Batari dan Xabier.Mereka melakukannya setelah turun surat permintaan visum dari penyidik. Kelegaan kentara di raut Batari.Meskipun demikian, Xabier berencana akan melakukan perawatan lanjutan berupa beberapa kali kontrol untuk mengobati kulit yang bentol dan memar ke dokter anak."Hampir mati rasanya waktu Xaba jauh dari saya," ucap Batari berjalan keluar dari ruangan pemeriksaan. Xaba terlihat nyaman dalam gendongan Xabier.Pihak berwajib telah lebih dulu meninggalkan rumah sakit, mereka berbeda kendaraan.Tangan sebelah kiri mendekap Batari. "Sebaiknya kita juga periksakan keadaan kamu ke dokter kandungan." Xabier telah memintanya berkali-kali. Batari menggeleng, ia yakin dengan keadaan dirinya dan calon bayi baik-baik saja."Tiga hari lagi kontrol rutin di rumah sakit Surabaya," ucapnya. Di ruangan tunggu lantai bawah, Andalaska dan Xinda duduk menanti kedatangan Batari dan
Read more

148 - TAMAT

Keadaan Groban semakin lama bukannya membaik. Ia mengumpulkan anak dan menantu di ruang rawat didampingi oleh seorang notaris dan dua orang saksi. Groban masih sadar, tetapi ia merasa kemampuan fisiknya menurun."Papa rasa umur papa sebentar lagi," ucap Groban memulai pembicaraan."Papa... pasti akan lebih sehat, Papa harus optimis." Xinda menyela perkataan Groban, pilu hati Xinda begitu mendengar kata perpisahan. Groban tersenyum menatap putri kandungnya. "Penyakit Papa ini tidak ringan Xinda, jangan sampai optimis berlebihan, nanti sulit menerima kenyataan."Groban menyentuh tangan Xinda yang ada pundaknya, menguatkan Xinda yang baru-baru ini lebih dekat dengannya."Papa senang perkuliahan kamu lancar, Xinda." Groban memijit-mijit tangan Xinda, tanpa bisa dibendung linangan air mata turun melewati pipi Xinda."Tinggal wisuda saja, ya. Mana tahu papa tidak bisa hadir, tidak apa-apa, ya, Xin." Dalam tangisnya Xinda menggenggam tangan Groban, mereka tampak seperti bersalaman dan tak i
Read more

S2 001 - Menolak Perjodohan

"Ibu dan Papa tidak bisa memaksaku untuk menikah dengan orang yang tidak kucintai."Kaysan Xaba Santos terpaksa pulang ke Surabaya untuk menemui orang tuanya yang terus mendesak agar ia menikah dengan perempuan pilihan mereka."Kamu mau menikah dengan artis itu? Berita kamu dan dia sudah beredar kemana-mana, Xaba. Ibu kurang menyukai cara hidupnya dulu, dia pernah tinggal bersama laki-laki tanpa ikatan pernikahan."Batari berupaya menjelaskan duduk perkara mengapa ia dan suami tidak sepakat dengan pilihan putranya."Ibu, namanya Milen Fahira. Setiap orang punya masa lalu, Bu, dan Milen telah berubah."Batari gelisah di tempat duduknya, Xabier yang duduk di samping menyentuh tangan Batari agar ia merasa lebih rileks."Kamu pertimbangkan maksud kami sebagai orang tua, Xaba. Mengingat perempuan yang dekat dengan kamu itu anak dari Kasman yang pernah menculik kamu dulu, Papa tidak yakin kalau ia baik untuk masa depan kamu."Kini, giliran Xabier menunjukkan ketegasan akan ketidaksetujuan m
Read more

S2 002 - Sulit Akur

Ayasya masuk ke dalam kamar lalu mengunci pintu. Ia sangat marah dan kecewa pada Xaba yang bertindak di luar nalar."Mas Xaba, kamu benar-benar berubah," ucap Ayasya dengan nada sedih.Xaba yang dikenal Ayasya sebagai pria baik-baik dan santun telah lenyap ditelan ketenaran duniawi. Lagi pula, Ayasya belum punya niat menikah di usia yang terbilang muda 23 tahun. Itulah sebabnya, Ayasya menggantungkan jawaban pada tanggapan Xaba."Demi menolak perjodohan, kamu melecehkan saya." Ayasya mengepalkan tangannya lalu memukuli dinding yang ada di dekatnya.Ayasya mengelap air mata yang tumpah di pipi. Mendadak ia mengingat ibu kandung yang dulu selalu mengingatkan untuk menghormati Batari dan Xabier, serta mengalah untuk anak-anak majikan."Ayas tidak tahan kalau diperlakukan rendah, Bu." Ayasya hanya bisa mengungkapkan pada udara tanpa teman sebagai pendengar.Di kamar tidurnya, Batari juga tengah menangis dalam dekapan Xabier. "Bagaimana ini Pak, kalau anak kita jadi dengan penyanyi itu, i
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
23
DMCA.com Protection Status