Samar-samar Ayasya mendengar cekcok antara pria dan wanita di kamar rawatnya. Ia baru saja terbangun akibat efek obat analgesik opioid yang membuatnya kantuk dan mual."Kamu hanya sibuk mengurusi perempuan itu, Xaba. Sampai-sampai aku harus kemari menemui kamu!""Sst... jangan berisik, Milen, kamu akan mengganggu tidur Ayas," tegur Xaba menaruh telunjuk ke arah mulut.Milen bertolak pinggang. "Ada yang salah sama kamu, kekasih kamu itu aku. Betapa sulit minta bertemu, padahal aku juga membutuhkan kamu." Milen tidak bisa menahan diri untuk berhenti protes terhadap sikap Xaba yang dianggap menomerduakan dirinya. "Apakah kamu tidak punya empati terhadap Ayas? Dia baru saja kena musibah, Ayas seorang diri, sebatang kara, tidak ada salahnya aku yang menunggui di sini," jelas Xaba dengan suara pelan, tetapi tegas.Mulut Milen menganga sambil bersidekap, ia berkata, "Lalu apa bedanya dengan aku? Juga sebatang kara di dunia ini." Milen berharap Xaba tergugah dan sadar kalau sikap kekasihnya k
Read more