Home / Romansa / PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS: Chapter 211 - Chapter 220

229 Chapters

S2 063 - Berpisah

"Siapa yang menemani perjalanan kamu ke restoran cabang?" tanya Xaba sewaktu mereka sarapan bersama di unit pria itu."Ada empat orang, Mas. Pemilik resto namanya Bu Sastri, saya, asisten perempuan, dan satu lagi driver," jawab Ayasya sembari menikmati masakannya sendiri.Pagi ini Ayasya menyediakan ketupat sayur."Ada laki-laki?"Suapan Ayasya terhenti di udara. "Ada. Driver laki-laki.""Oh.""Memangnya kenapa, Mas?" tanya Ayasya menyelidik."Tidak kenapa-napa." Xaba menyembunyikan alasan mengapa ia menanyakan siapa saja yang ikut serta dalam perjalanan ke restoran cabang.Ponsel Ayasya berbunyi di ruang tamu, percakapan mereka terjeda, bukan notifikasi pesan, melainkan panggilan."Ya, Bu, semua telah saya siapkan. Kita tinggal berangkat. Oh, saya dijemput? Tidak ke restoran?""......""Baik, Bu." Ayasya menyampaikan alamat apartemen yang ditinggalinya."Siapa menelepon?""Bu Sastri, pemilik restoran, Mas. Si Ibu ingin memperluas cabang, tapi beliau mau mengecek dulu keadaan cabang r
Read more

S2 064 - Elang Dewandaru

Tiga hari mengurus restoran cabang di Banten, Ayasya dan teman kerjanya beranjak ke Depok, tempat terakhir perjalanan."Cabang di sini tidak bermasalah, banyak pelanggan yang datang," ucap Ayasya memberitahu fakta.Ayasya sebenarnya agak heran cabang Depok diminta Sastri untuk dimasukkan menjadi daftar yang harus dikunjungi.Sastri mengangguk membenarkan kalimat Ayasya. "Tempatnya strategis, ya. Lalu lintas juga lancar," ucap Sastri.Kini, Ayasya yang mengangguk. Nah, Ayasya belum tahu alasan mengapa masih harus mengunjungi restoran cabang ini?"Selamat siang, Tante."Sapaan seorang pria dari balik punggung Ayasya membuat dirinya terhenyak."Eh, hei, Elang, sudah datang. Mari duduk." Sastri menepuk meja di samping kirinya.Ayasya tidak habis pikir, ada Elang di sini bersama mereka. Beberapa bulan mereka sama sekali tidak pernah berjumpa, semenjak Wulan masuk rumah sakit, mantan bosnya, lantaran berusaha mengakhiri hidup."Ayas, kenalin ini ponakan saya, Elang Dewandaru."Perlahan ta
Read more

S2 065 - Sengketa Hati

Ayasya tiba sore hari di unit apartemennya. Usai membereskan pakaian kotor dan membasuh diri, Ayasya gegas melaksanakan tugas sebagai asisten rumah tangga di unit Xaba.Dengan akses masuk yang telah diberikan oleh Xaba, Ayasya bebas meruyup menuju dapur."Sudah pulang?" Ayasya terkejut mendengar suara Xaba dari jarak beberapa meter. Pria itu menenteng kaus biru, sepertinya baru selesai mandi. Kepalanya masih basah."Ah, iya, Mas. Mas pakai bajunya," pinta Ayasya merasa tidak nyaman melihat penampakan Xaba tanpa pakaian atas.Xaba memalingkan tubuh untuk mengenakan baju kaos. Ia berjalan menuju tempat favoritnya, depan televisi.Saluran televisi bergonta-ganti ditonton Xaba dengan suara cukup besar hingga terdengar oleh Ayasya yang sedang menyusun makanan di meja makan.Kadang saluran musik, berita, film, Ayasya mendengar suara televisi tidak menyambung satu dengan lainnya."Mas, makan malamnya sudah siap." Ayasya keluar dari dapur.Xaba menoleh pada Ayasya. "Aku tidak makan," sahutny
Read more

S2 066 - Bimbang Parah

Ayasya bangkit dari tempat tidurnya saat pagi menjelang. Ia mempersiapkan diri terlebih dulu lalu melangkah menuju unit Xaba.Mengejutkan baginya, akses yang biasa digunakan telah nonaktif sehingga dirinya tidak berhasil masuk ke unit Xaba.Ayasya mengetuk beberapa kali, sayangnya Xaba tak kunjung keluar.Kembali masuk ke unit sebelah lalu menelepon Xaba."Halo....""Mas, tadi saya mau masuk, tapi tidak berhasil, bisakah --""Ini masih terlalu pagi untuk menyediakan sarapan, Ayas. Kamu tidak perlu repot lagi mengurusku, aku bisa menggunakan jasa orang lain. Dulu juga begitu."Merosot rasanya semangat Ayasya pagi ini mendengar sambutan dingin Xaba."Mas...," lirihnya. Ponsel Xaba terputus, entah karena sinyal yang buruk atau Xaba mengakhiri panggilan.Hari ini Ayasya diminta hadir di restoran sebelum buka pukul delapan pagi. Ia melirik jam di ponsel yang telah menunjukkan pukul tujuh.Tidak terasa Ayasya jatuh dalam lamunan cukup lama.Butuh waktu tiga puluh menit menggunakan transpor
Read more

S2 067 - Syok Anafilaksis

Ayasya segera datang ke rumah sakit, bermodal informasi dari Candra ia berhasil menemukan kamar rawat Xaba.Tiba di ruangan dengan napas terengah-engah, Ayasya menemukan Xaba masih terlelap tenang, tanpa tahu kedatangan Ayasya. Hati bersalah Ayasya mendadak mengundang linangan air mata di pipi."Kenapa Mas Xaba bisa seperti ini? Semalam masih baik-baik saja," ucapnya khawatir, menatap pada Candra yang berdiri dari bangku duduk.Pria itu pun bingung sejak jam berapa penyakit Xaba kambuh. Lebih heran lagi, ternyata Ayasya tidak mengenal penyakit Xaba."Kamu tidak tahu Xaba punya alergi? Sudah selama ini saling mengenal?"Bagai dihantam benda berat, Ayasya menggeleng lemah."Xaba mengalami syok anafilaktik, reaksi alergi berat. Ini bisa sampai mengancam nyawa, kalau aku tidak datang, mungkin Xaba bisa lebih parah." Candra tidak melanjutkan perkataannya melihat paras keterkejutan disertai derasnya air mata Ayasya."Syukurnya dokter bilang kategorinya masih ringan." Candra mencoba menerapk
Read more

S2 068 - Alergi Kambuh

Kepanikan berkecamuk dalam diri Batari usai mendapat kabar pagi ini dari Ayasya. Putranya dirawat lantaran reaksi alergi berat"Kita harus ke Jakarta, Pak," pinta Batari mengguncang lengan suaminya."Aku paham ibu cemas, duduk dulu." Xabier merangkul istrinya ke sofa di ruang keluarga. Hari ini Xabier tidak punya agenda khusus keluar rumah."Saya tidak tenang, apa jangan-jangan yang mengirimkan surat kaleng tempo hari melakukan hal buruk pada Xaba? Xaba baru saja lepas dari kejadian buruk enam bulan lalu, sekarang kejadian apa lagi ini, Pak?"Batari merengek seperti seorang anak kecil. Ia memegang kepala yang mendadak pusing, hatinya gelisah. Paranoid menyerang."Bukan, Bu. Ayas tadi bilang Xaba mengalami syok anafilaktik, berarti Xaba mengonsumsi pantangan."Batari kembali pada kenyataan, ia terlalu berlebihan menanggapi kecemasan sebagai seorang ibu."Duh, apa Ayas tidak mengurusi makanan Xaba? Ibu sungkan bertanya.""Ya, di telepon sebaiknya tidak membahas hal itu. Aku akan minta b
Read more

S2 069 - Maunya Ayasya

"Apa ada yang Mas inginkan?" tanya Ayasya begitu beranjak dari tempatnya meratapi nasib.Tadi cepat-cepat Ayasya mengusap air mata agar tidak mengganggu tampilan wajahnya."Pergilah bekerja, aku tahu mimpi kamu dan keluarga. Pesan ibu kamu untuk melanjutkan kuliah dan memiliki pekerjaan lebih baik. Dan, kamu selalu memegang teguh pesan ibu Sri."Ayasya tersenyum canggung, ia menduga kalau Xaba telah mendengar percakapannya dengan Elang."Saya mundur dari restoran," ucap Ayasya."Mengapa harus melakukan itu?""Saya akan merawat Mas." Tekad Ayasya bulat."Demi menebus rasa bersalah?"Ayasya membalas sorotan Xaba dalam kebimbangan hati, benar, ia merasa bersalah lantaran ketidaksengajaan membuat Xaba menjadi menderita sakit."Tidak perlu, aku bisa mempekerjakan perawat. Kamu bisa melanjutkan pekerjaan, Ayas." Xaba tidak ingin menjadi orang egois dengan menahan Ayasya bersamanya. Ayasya berhak bebas menentukan nasibnya sendiri."Mas, jangan ajak ribut lagi. Saya baru sedih mengundurkan di
Read more

S2 070 - Pembicaraan Serius

"Sudah semua barang Xaba?" tanya Batari pada Ayasya, dua hari kemudian."Sudah, Bu."Candra membantu mengangkat barang ke mobil Xaba yang telah bersiap di depan lobi rumah sakit.Setibanya di apartemen, mereka semua masuk ke unit yang dihuni oleh Xaba."Jadi, selama ini Ayasya juga tinggal di sini?" tanya Batari dengan tatapan penuh makna.Ayasya dan Xaba saling berpandangan seakan-akan merasa tertuduh. "Awalnya tinggal se-unit. Ayas di kamar satunya," ungkap Xaba dengan jujur.Xabier berdehem merasa terganggu dengan pikiran sendiri."Hanya sebentar se-unit Pak, Bu. Sekarang saya tinggal di unit sebelah," tambah Ayasya sebelum terjadi salah paham.Paras 'oh' Batari dan Xabier menunjukkan kalau mereka lega mendengar penuturan Ayasya. "Saya ke dapur dulu, menyiapkan makan dan minum."Ayasya membuat alasan yang tepat lantaran malu berhadapan dengan Batari dan Xabie bila lebih lama berada di sana."Kamu tidak apa-apakan Ayas, 'kan, Xaba?" selidik Batari dengan harap-harap cemas. Sengaja
Read more

S2 071 - Personal Guard

Pagi harinya, Ayasya menyiapkan sarapan untuk keluarga Santos di unit Xaba. Di dapur, turut Xaba menemani sembari membantu hal kecil. "Mas, semalam Elang menghubungi saya," ujar Ayasya pelan seperti orang berbisik sembari menyusun hidangan di meja makan."Mau apalagi orang itu?"Ayasya duduk di seberang meja lalu mencondongkan badan ke arah Elang mendekati meja."Elang mencap kalau saya 'menjual diri' pada Mas Xaba sampai bersedia keluar dari restoran, padahal saya sudah digaji besar di sana."Paras Xaba memerah, kupingnya panas mendengar tuduhan Elang pada Ayasya. "Saya ceritakan ini bukan tujuan membuat Mas marah." Ayasya menyentuh kepalan tangan Xaba yang menguat di atas meja."Maksud saya, sepertinya kita perlu waspada sama Elang, soalnya ia masih mencecar saya dengan hal-hal yang membuat saya tidak yakin dengan diri sendiri, seperti mempertanyakan kualitas dan pandangan terhadap diri saya."Xaba mengangguk mengikuti alur pikir Ayasya. Ia ingin marah, akan tetapi orang yang mere
Read more

S2 072 - Usai Pertunangan

Pertunangan Xaba dan Ayasya digelar tertutup, hanya kerabat jauh dan kenalan mereka yang diundang ke acara."Banyak petugas pengamanan diambil?" tanya Candra menyapu pandangan seusai pertunangan selesai."Ya, untuk jaga-jaga. Masih ada yang iseng mengganggu soalnya.""Berani sampai ke Surabaya?" Candra mengemil kacang yang ada di tangannya. Xaba mengangguk."Wah, itu bukan iseng namanya. Hidup keluarga Santos dibayangi orang-orang tidak bertanggung jawab," nilai Candra."Ah, sok tahu kamu, Can.""Loh, bener. Dulu Pak Xabier pernah punya kasus hukum dengan siapa itu namanya....""Wisang.""Nah, benar. Dan, kamu juga pernah di culik juga."Kening Xaba mengernyit lantaran Candra tahu sejarah keluarga Santos."Jangan heran, berita itu semua diliputi media dan bisa dicari ulang di internet."Xaba mengulas senyum, ia baru sadar bila ayahnya dulu adalah model dan pengusaha sehingga pemburu berita pasti akan mewartakan kabar mengenai keluarganya."Can, pernikahan ini akan diselenggarakan bula
Read more
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status