All Chapters of Mantan Kakak Iparku, Suamiku: Chapter 121 - Chapter 130

247 Chapters

Randika Tidak Suka wanita yang menangis

“Umh, terima kasih sudah menolongku tadi,” bisiknya dengan suara malu-malu sambil menatap Randika guguo.Mengangkat sebelah alisnya, setidaknya wanita itu tidak bertingkah gila seperti beberapa waktu lalu.Dia terlihat cantik dan polos, pikir Randika.Namun dia mengingat pembicaraannya dengan Agnes tentang Olivia dan waniat itu juga yang menghancurkan rumah tangga Amora.“Tidak perlu berterima kasih, aku hanya kebetulan lewat,” balas Randika acuh tak acuh. Dia berbohong karena dia sebenarnya mengikuti Olivia sejak meninggalkan kafe dan melihatnya diganggu oleh para pemuda tadi.Randika melepaskan tangan Olivia dan berbalik meninggalkan wanita itu dengan acuh tak acuh.Olivia menatap punggung, dia terlihat sedih karena pria yang mirip dengan suaminya mengabaikan dan bersikpa dingin.Dia pasti sudah meninggalkan kesan buruk pad pria itu.Olivia menggelengkan kepalanya tidak ingin menyerah dan berlari mengikuti Randika. Dia menarik lengan baju pria itu untuk membuatnya berhenti dan berba
Read more

Seorang Pasien

Mendengar kata-kata Randika, Olivia dengan cemas menghapus air matanya.“Aku tidak akan menangis lagi. Aku memang seperti sejak kecil, aku cengeng dan perasaanku sangat sensitif.”“Lebih baik kamu mengubah kebiasanmu karena itu membuat orang lain jengkel. Tidak semua orang seperti suamimu yang suka dengan hobimu yang suka menangis,” sindir Randika tanpa basa-basi.Olivia tersentak menatap Randika dengan tatapan terkejut.“Bagaimana kamu tahu aku sudah menikah?”Randika tidak menjawab, dan berbalik meninggalkannya.Olivia tertunduk. Pria yang disukainya sudah tahu dia bahwa dia sudah menikah.Pasti wanita yang ditemuinya di rumah sakit atau Amora yang memberitahunya. Mengapa Amora tidak memberitahunya bahwa dia mengenal Randika.Amora tahukan betapa dia mencintai Liam. Jika dari awal Amora memberitahunya, dia tidak perlu menikah dengan Rehan.Olivia menyalahkan Amora dalam hatinya tanpa memikirkan dirinya yang egois.“Apa yang kamu tunggu, apa kamu ingin tetap di situ?” Suara Randika t
Read more

Mantan Keluarga Mertua

ora berjalan dengan sedikit menunduk, berharap agar Sofia Tidak mengenali wajahnya meski itu adalah suatu kemustahilan. Amora hanya ingin menjalankan pekerjaan ini dengan baik dan melupakan Dari mana asal usul pasien yang akan dirawat sekarang.Saat dia akan melewati pintu, lengannya mendadak ditarik. Dia hampir mamak karena terkejut, beruntung dia bisa menahannya.Sofia yang dari beberapa jarak menatap dua dokter yang berjalan ke ruangan di mana suaminya dirawat itu, jelas tanpa memiliki dugaan tentang apa yang dia lihat. Awalnya Sofia berusaha menepis tentang hal itu, tetapi semakin dekat jarak antara dirinya dengan wanita berjas dokter itu dia semakin yakin.Wanita tersebut adalah Amora, mantan menantunya yang sangat Dia benci."Apa yang kamu lakukan di sini?!" Jelas aja itu pertanyaan yang sudah pasti dengan jawaban. Sofia hanya terkejut dan tidak menyangka melihat pemandangan seperti ini.Sofia lantas memindai penampilan Amora dengan tatapan tidak suka. "Bagaimana bisa kamu jadi
Read more

Penghinaan Sofia

"Apa katamu?! Sekali lagi ulangi kata-katamu tadi!" Rehan mengeras dan sorot matanya menusuk tepat ketika dia berhadapan dengan Amora."Aku tidak mengulangi kata-kata yang sudah aku lontarkan Aku juga yakin kalau keturunan keluarga Dwipangga tidak mungkin tuli ya kan?" Amora dengan santai tersenyum menyeringai.Saat itulah Rehan tanpa berpikir panjang langsung mendorong Amora dengan kasar hingga membuat tubuh wanita itu terjerembab di atas lantai. "Dasar wanita tidak tahu diri!"Semua orang terkejut, beberapa perawat yang sedang bertugas pun memetik histeris karena melihat salah satu dokter di sana mendapat perlakuan buruk dari keluarga pasien. Namun, hal tersebut tidak lantas membuat wanita malang itu mendapat pembelaan yang layak.Dengan adanya seseorang yang dirawat di ruang VIP itu jelas menandakan bahwa keluarga Dwipangga bukanlah keluarga sembarangan. Di mana hal itu sangat berpengaruh bagi mereka yang hanya bekerja dengan tugas melayani pasien.Dokter William bahkan tidak berku
Read more

Pembelaan dari Dokter Giandra

Bagaimanapun juga, permasalahan ini adalah urusan pribadi yang seharusnya tidak dibawa-bawa karena pekerjaan tetapi siapa yang peduli akan hal itu? Sofia tidak pandang bulu jika sudah menyangkut tentang kebencian terhadapnya.Amora masih tergolong baru di rumah sakit ini, sehingga akan sangat buruk citranya jika sampai terjadi masalah yang bahkan membawa hukum. Dia tidak marah sama menyesal karena sudah menjawab atau melawan ucapan Sofia kepadanya tadi, tetapi dia juga harus mengambil langkah agar rumah sakit ini tidak mengalami masalah."Tidak bisa semudah itu Nyonya. Mau bagaimanapun Amora tetap saja memiliki hak hak untuk menangani pasien." Dokter William terlihat kewalahan."Jadi, kalian akan lebih memilih membiarkan pasien VIP ini mencari rumah sakit lain? Itu bisa membuat nama baik rumah sakit ini menjadi buruk." Sofia tersenyum mengejek ketika melihat ekspresi wajah dokter William yang mendadak berubah."Baiklah kalau begitu," jawab Amora. "Saya akan mengundurkan diri dan mengi
Read more

Tingkat Profesionalitas

Giandra melirik Amora yang saat ini hanya terdiam, tetapi kepala wanita itu masih tegak. Ada senyum samar yang tidak dapat dilihat oleh orang-orang yang berada di sana."Tidak ada aturan yang menyebutkan bahwa seorang yatim piatu tidak bisa menjadi dokter beasiswa bisa didapatkan dengan berbagai cara yang tentu saja tanpa harus melanggar aturan hukum yang berlaku. Dan lagi menjadi dokter tidak semudah hanya dengan memalsukan dokumen pendidikan.” Giandra kembali menatap ibunya."Dia juga berkompeten dengan gelarnya sebagai dokter seperti yang anda tahu bahwa rumah sakit ini adalah yang terbaik tidak mudah untuk masuk ke sini, kecuali mendapatkan rekomendasi dari yang sudah berpengalaman dan tentu saja dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh orang tersebut," lanjut Giandra menjelaskan.Sofia bungkam, diamnya menunjukkan betapa dia tidak menyangka bahwa putranya akan lebih membela Amora dibanding dirinya. Terlebih hal itu menunjukkan betapa sempit pemikiran Sofia yang berada di k
Read more

Dua bersaudara

Rehan yang sejak tadi diam saja akhirnya bersuara, "kamu berani membentak ibumu sendiri?! Sudah gila ya?! Berani membela orang lain dan mengabaikan ibumu?!" Dia tak merasa tidak terima karena Sofia dibentak-bentak oleh saudara sulungnya."Sudah kubilang di sini adalah rumah sakit. Dan saya adalah penanggung jawab dari tenaga medis yang bertugas untuk melayani pasien yang ada di dalam ruangan itu. Lagi pula, seharusnya yang lebih tua yang jauh lebih paham, bagaimana harus bersikap dan memposisikan diri di situasi." Giandra menyindir Sofia."Kamu ini benar-benar enggak tahu diri ya! Dia adalah ibu kamu!""Dia ibuku atau bukan, kalau sikapnya salah apakah aku harus tetap membelanya seperti yang kamu lakukan sekarang? Bukankah itu yang dilakukan oleh orang yang tidak berpendidikan?" Giandra melempar kembali ejekan yang Sofia berikan kepada Amora. "Aku yakin keluarga Dwipangga tidak ada yang yatim piatu, tetapi kenapa mereka bersikap seolah-olah tidak pernah dididik? Mereka yang memiliki k
Read more

Hubungan yang Ambigu

Namun, dia tidak bisa melakukan apapun terlebih saat ini dia sedang berhadapan dengan putra sulungnya. Sofia tidak mungkin tidak tahu bahwa rumah sakit ini memang yang terbaik terlebih jajaran tenaga medis yang berada di dalamnya juga bukan orang biasa.Jika Sofia menganggap remeh Amora, tidak ada bedanya dia juga melakukan hal yang sama untuk Giandra dan semua dokter hebat yang ada di rumah sakit ini.Sementara itu, Giandra yang merasa sudah selesai dengan tugasnya hendak berbalik pergi.Setelah menunggu beberapa saat Amora dan beberapa dokter lainnya keluar dari ruangan pasien. Dia kembali bertatap muka dengan Sofia dan mantan suaminya. Namun, kali ini dia tidak lebih dari 3 detik saat bersitatap dengan mereka dan melanjutkan langkahnya."Dasar wanita licik! Dia pasti senang karena sudah mendapat pembelaan dari Giandra!" Sofia kembali menggerutu setelah kepergian Amora.Sementara itu, Amora masih mendengar sayup-sayup apa yang dikatakan oleh mantan Ibu mertuanya, tetapi dia tidak me
Read more

Amarah Amora

Saat ini Amora sudah berada di rooftop. Di sebuah bangku panjang dia duduk sambil menatap hamparan langit dan landscape kota Singapura yang tampak gedung-gedung pencakar langit."Aku tidak tahu kalau kamu harus bersusah payah naik tangga untuk sampai ke sini." Tanpa aba-aba, Giandra menyeletuk. "Apa gunanya ada lift?"Amora terperanjat karena suara khas dari lelaki itu. Dia menoleh ke sumber suara dan mendapati Giandra berdiri sambil melipat tangan di depan dada. "Kenapa dokter ada di sini?"Giandra menghela panjang kemudian menurunkan tangan seraya melangkahkan kaki mendekat ke arah wanita itu. "Kenapa harus menyendiri di tempat seperti ini hanya untuk bersedih karena masalah tadi?"Amora berdecih sinis kemudian melengos. "Kalau dokter hanya berniat untuk mengejek saya seperti yang dilakukan oleh keluarga Dwipangga yang lainnya lebih baik hentikan. Suasana hati saya sedang buruk jadi daripada saya mengamuk kepada dokter mending dokter pergi saja."Giandra tampak terkejut, dia tidak m
Read more

Perkelahian

Saat air mata Amora menetes detik berikutnya Giandra menarik tubuh wanita itu ke dalam dekapannya. Dia mengusap punggung mungil Amora dengan penuh perhatian. "Maaf," katanya dengan lirih."Aku benci padamu karena kamu adalah keluarga mereka!""Maaf.""Selamanya Aku tidak akan memaafkan mereka yang menghinaku!""Maaf."Amora tidak lagi mengatakan apapun dan sekarang hanya tinggal Isak tangisnya yang menderu."Aku berjanji kepadamu untuk membalaskan setiap amarah dan luka yang ada di dadamu. Semua penghinaan ini, semua cacian dan apa yang membuat kamu menderita sampai sekarang, aku akan membantumu untuk membalaskannya." Giandra berkata dengan sungguh-sungguh, tatapannya yang dingin dan penuh intimidasi itu adalah bentuk keseriusannya."Tapi mereka adalah keluargamu.""Sudah kubilang, aku hanya menyandang nama belakang mereka saja. Kamu tahu sendiri kalau aku sudah lama hidup dengan berpikir bahwa aku hanyalah satu-satunya Dwipangga yang tersisa di dunia ini."Bab 64Pertarungan EmosiSa
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
25
DMCA.com Protection Status