Home / Romansa / IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS / Chapter 431 - Chapter 440

All Chapters of IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS: Chapter 431 - Chapter 440

530 Chapters

SIAPA ANDA?

431“Aldo, Mama mau pinjam Anyelir sebentar, ya.”Kalimat yang meluncur dari mulut Aira barusan tak urung membuat Aldo yang penampilannya juga berantakan akibat jambakan kekesalan Anyelir tadi menatap heran sang ibu. Sementara Anyelir yang tengah mengaduk teh menghentikan gerakan tangannya.Meminjam? Tak urung ia pun heran.“Mama dan Sandra kebetulan mau ke tempat langganan kami dekat-dekat sini. Terus kepikiran, kenapa tidak mengajak istri kamu sekalian? Kami kan, belum pernah pergi bareng dan ngobrol banyak, lho. Boleh dong, Anye ikut kami sebentar saja?” Tanya Aira lagi yang mengalihkan pandangan ke arah sang menantu yang memunggunginya.Walaupun membelakangi, Aira yakin jika Anyelir mendengar percakapannya dengan Aldo. Jadi Aira tidak harus menyampaikan izin yang sama dua kali.“Langganan apa, nih?” Kening Aldo berkerut. Aira tidak menyebut spesifik ke mana mereka akan mengajak Anyelir. Itu tentu menimbulkan kecurigaan.“Sepertinya kamu tidak akan mengerti urusan wanita, Aldo.” Ja
last updateLast Updated : 2023-04-05
Read more

YANG PENTING SUKA

432“Kacamata Ibu ke mana?” Aldo bertanya saat mobil yang mereka tumpangi keluar area gedung apartemen. Sejak tadi Aldo tak henti bertanya. Segala sesuatu ia tanyakan walaupun Anyelir terkadang tak menjawab.Seandainya ada sopir, Aldo ingin duduk manis saja di dalam mobil menikmati kecantikan yang membuatnya hampir pingsan.Saat menyadari jika tamu tak sopan itu adalah Anyelir si dosen galak dan orang-orang menyebutnya perawan tua, tubuh Aldo mematung seperti arca untuk beberapa lama. Antara percaya atau tidak, kini yang hilir mudik di hadapannya bukan lagi dosen dengan kacamata tebal, baju yang warna dan motifnya selalu ramai dan bertabrakan, tetapi seorang bidadari berhijab yang ia tak kenali selain cara berjalan dan suaranya yang familier.Aldo bahkan menangkup kedua pipi Anyelir dan menatapnya saksama dalam jarak yang sangat dekat untuk memastikan jika itu benar wanita yang beberapa lama ini satu atap dengannya.Anyelir geli melihat reaksi Aldo yang berlebihan, tetapi ia mafhum ka
last updateLast Updated : 2023-04-06
Read more

MAKAN MALAM KELUARGA

433Suasana mendadak kaku saat Alexander yang berdiri dekat tangga akhirnya berjalan ke ruang makan sebelum Aldo dan Anyelir mendatanginya.Anyelir menunduk, sementara Aldo menoleh ke arah Aira yang berkedip pelan seraya berjalan ke arahnya. Wanita paruh baya yang malam ini memakai gaun warna senada dengan outfit yang digunakan Anyelir, menepuh pundak Aldo lembut.Wanita itu mengajak semua anaknya segera ke ruang makan menyusul ayah mereka. Raka dan Salsa yang memutuskan berangkat lebih dulu. Disusul Sandra dan Bumi yang tersenyum dulu ke arah Aldo dan Anyelir. Sementara Alister mendatangi Aldo.“Yang kuat jadi cowok, Dek. Jangan lemah dan ngambekan!” ujarnya seraya menepuk pundak Aldo beberapa kali. Kemudian mengajak Quin yang menggendong Angel untuk menyusul yang lainnya, hingga hanya tersisa Aldo, Anyelir dan Aira di sana.“Sayang, bagaimana, kau suka penampilan istrimu malam ini?” Aira mengalihkan perhatian Aldo.Aldo dan Anyelir saling pandang sejenak, sebelum Anyelir yang memutu
last updateLast Updated : 2023-04-06
Read more

AKU TIDAK TERIMA!

434 “Tidak perlu dikenalkan semua. Belum tentu dia lama menjadi anggota keluarga ini!” Semua orang tertegun mendengar kalimat Alexander yang diucapkan dengan sangat santai seolah bukan sesuatu yang besar. “Ayo, kita mulai acara makannya!” lanjut pria paruh baya seraya menoleh ke arah Aira. “Papa, Mama mohon jangan membuat suasana tidak nyaman!” Aira berbisik di dekat telinga sang suami yang hanya melirik sebentar, sebelum meminta pelayan membalik piringnya. “Ayo kita makan! Nanti dilanjut ngobrolnya!” Aira mencoba mencairkan suasana dengan mengajak semua makan tanpa terkecuali. Senyum terpatri di bibirnya. “Kak, pimpin berdoa!” lanjut Aira kepada Raka. Raka hanya mengangguk sebelum menengadahkan kedua tangan dan mulai membaca doa yang diamini semua orang. Semuanya mulai menyantap makanan yang tersaji walaupun dalam situasi yang kurang hangat. Sementara Anyelir sejak tadi belum menggerakkan tangan. Sungguh, ia merasa tidak nyaman. Alexander bahkan mengatakan langsung di depan se
last updateLast Updated : 2023-04-07
Read more

SATPOL PP

435“Kenapa kamu lakukan ini, Aldo? Seharusnya kau tetap di sana bersama keluargamu.”Wanita berhijab bertanya dengan menahan air mata yang siap tumpah. Sungguh, semua ucapan pria yang seharusnya ia panggil ayah mertua itu, tidak ada yang tidak melukai hatinya.“Kenapa Ibu bicara seperti itu? Aku akan lakukan apa pun untuk melindungi istriku, karena Ibu tanggung jawabku sekarang.”Anyelir memejam. Ia tak ingin menangis. Toh, selama ini sudah cukup kebal mendengar hinaan atau tuduhan apa pun dari ayah, ibu dan saudara tirinya. Kenapa hanya mendengar hinaan Alexander seperti itu ia harus kalah?“Seharusnya kau tidak perlu menentang ayahmu hanya karena aku, Aldo, aku tidak pantas mendapatkannya. Aku mungkin terlahir hanya untuk diasingkan dan mendapat hinaan dari siapa pun.”Aldo meraih tangan Anyelir dan menggenggamnya erat di dada. Sementara sebelah tangannya menangkup pipi Anyelir agar menghadapnya.“Ibu, aku mohon jangan bicara seperti itu. Walaupun kita belum lama bersama, cukup bag
last updateLast Updated : 2023-04-07
Read more

KEKASIHMU

436“Dasar mesum!” Anyelir mendelik. “Jangan ngawur! Cepetan, aku lapar!”“Emang Ibu nggak kepengen gitu ngerasain yang enak….”“Aldo, sudah jangan ngawur!” Anyelir memotong cepat.“Jadi Ibu beneran nggak penasaran?”“Kamu bicara apa, Aldo? Jangan bicara yang aneh-aneh denganku!”“Terus, aku harus bicara anehnya sama siapa? Istriku kan, Ibu. Masa aku harus bicara aneh sama….”“Aldo….” Anyelir memekik kesal.“Ya, jawab dulu, Ibu nggak penasaran rasanya…?” Aldo mengisyaratkan sesuatu dengan dua telunjuknya yang dipertemukan.“Tidak!” Anyelir menjawab cepat dan tegas.“Tidak, ya? Tapi kenapa wajah Ibu sejak kita membahas ini jadi merah?”Anyelir melebarkan mata sebelum menangkup wajahnya dengan kedua tangan. Sementara Aldo terbahak, ia gemas melihat Anyelir yang berhasil dikerjainya.Aldo masih dengan tawanya, bahkan saat ia menghentikan mobil di depan sebuah warung tenda ayam bakar.“Makan di sini tidak apa-apa?’” tanya Aldo setelah menghabiskan sisa tawanya.“Tidak apa-apa.” Anyelir me
last updateLast Updated : 2023-04-08
Read more

OLAHRAGA

437 Aldo menatap nanar bungkusan ayam bakar yang belum dibuka sama sekali. Ia pun tak berminat lagi membukanya. Rasa lapar menguap entah ke mana. Sikap Anyelir yang berubah tiba-tiba membuatnya tak lagi bersemangat. Padahal ia menyangka jika hubungannya dengan sang dosen semakin mengalami kemajuan. Aldo menarik napas dalam sebelum menghempasnya kasar. Padahal tadi sudah membayangkan malam ini mereka akan mengobrol akrab setelah makan malam penuh kehangatan. Aldo sudah mencoba mengetuk pintu kamar Anyelir berkali-kali, tetapi wanita itu tak kunjung membuka pintu apalagi keluar menemuinya. Apa salah dirinya sebenarnya? Kenapa Anyelir semarah itu? Kekasih katanya? Siapa? Gita? Atau karena terlalu lama menunggu? Lagi, Aldo mengembus napas kasar, sebelum merebahkan diri di sofa ruang TV. Ia memutuskan tidur di sana malam ini agar jika Anyelir keluar kamar, bisa langsung menemuinya. Anyelir sendiri di dalam kamar misuh-misuh tidak jelas. Entah kenapa ia sangat kesal malam ini. Hatinya
last updateLast Updated : 2023-04-08
Read more

AKU TIDAK CEMBURU!

438“Bu, maaf … aku sengaja….” Aldo terus mengekori Anyelir yang menggantung handuk di balkon belakang. Wanita itu baru saja selesai mandi setelah tragedy treadmill tadi. Kesal tiasa tara dengan sikap Aldo, tetapi ia tak mungkin berbuat banyak. Toh, Aldo adalah suami sahnya. Walaupun petakilan dan mengesalkan. Setelah menjewer telinga Aldo untuk menjauhkan wajah itu dari dadanya. Kemudian melepaskan diri dari pelukan erat pemuda itu, ia langsung mengguyur dirinya di kamar mandi, dan keluar dengan rambut basah yang dibalut handuk kecil. Aldo menyambutnya dengan rengekan minta maaf dan mengeluh lapar. Sepertinya pemuda itu juga sudah selesai mandi karena wajahnya sudah segar dan bajunya berganti. “Apa semua istri bila marah akan membuat suaminya kelaparan?” tanyanya lagi dengan terus mengekori Anyelir ke mana pun wanita itu pergi. “Aku lapar, Bu. Sejak kemarin belum makan. Terakhir makan kapan, ya. Mungkin kemarin siang,” lanjutnya dengan sangat merana. Cacing di perutnya memang sem
last updateLast Updated : 2023-04-09
Read more

SAKIT PERUT

439Aldo menutup layar lipat yang sejak tadi dihadapinya saat merasakan ketidaknyamanan di perutnya. Pemuda itu meringis karena perutnya terasa sakit dan mulas. Bahkan sakitnya terasa tembus hingga tulang punggung dan menyebar di sana. Ia membuka layar ponsel dan mengirim voice note kepada Anyelir mengabarkan jika dirinya sakit perut dan minta pertolongan. Lama pesannya tak berbalas. Mungkin Anyelir memang tak berniat membukanya. Entah apa yang dilakukan wanita itu sejak tadi di dalam kamar. Bahkan tak keluar hingga hari sudah sore. Karena lama tak mendapat tanggapan, akhirnya ia memaksakan diri berjalan dan mengetuk pintu kamar Anyelir. Berharap wanita itu mau berbaik hati menolongnya. “Bu, tolong buka dulu pintunya. Perutku sakit….” Aldo berteriak sebisa yang ia mampu hingga pintu pun akhirnya terbuka. Berdiri di sana Anyelir dengan wajah angkuhnya. Kali ini tanpa kerudung yang menutupi rambutnya. Wajah angkuh itu perlahan melembut dan berubah khawatir saat melihat wajah Aldo ya
last updateLast Updated : 2023-04-09
Read more

ADA SATU LAGI

440Anyelir menetralkan detak jantungnya yang sempat tak terkendali. Wanita itu memejam sebentar sebelum kembali mendekatkan ponsel ke arah telinganya. “Tidak apa-apa, Pak. Maaf, mengganggu waktunya. Assalamualaikum.” Anyelir langsung mengakhiri pembicaraan dan menutupnya karena tak terdengar jawaban salamnya. Yang terdengar justru suara wanita yang ia yakini suara Aira yang menanyakan panggilan siapa. Anyelir langsung mendudukan dirinya di kursi dekat jendela dengan lemas. Ditatapnya wajah Aldo yang tertidur sangat nyaman. Entah apa yang harus dilakukannya sekarang. Yang pasti ia hanya bisa duduk menunggui Aldo terbangun. Salahnya mebiarkan pemuda itu tidak makan sejak kemarin. *** Anyelir merasakan sesuatu menyentuh pipinya. Ia mencoba membuka mata dan mendapati wajah Aldo sangat dekat dengannya. Anyelir mengerjap dan berusaha mendorong Aldo agar tidak terlalu dekat. “Kau sudah bangun?” tanyanya setelah mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar yang sudah temaran. “Ibu kenapa t
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more
PREV
1
...
4243444546
...
53
DMCA.com Protection Status