Home / Romansa / IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS: Chapter 221 - Chapter 230

530 Chapters

KAMU KENAPA?

221Tidak ada yang tidak terperanjat dengan ucapan Raka. Termasuk Aira. Wajah wanita itu memucat, dan tubuhnya sedikit oleng. Raka gegas memapah sang ibu, lalu didudukkan di sofa panjang. Sementara Alister gegas mengambilkan segelas air putih. Kemudian disodorkan ke hadapan Aira, dan membantunya minum. Ingin rasanya Alister meninju lagi wajah Raka yang baginya sangat menyebalkan itu. Bagaimana bisa ia mengucapkan kalimat yang bahkan membuat sang ibu shock? Alister tidak peduli seandainya Raka ingin menikah lagi. Namun, kenapa harus Quin? Wanita yang bahkan baru ditemuinya beberapa kali.Bukan, bukan karena cemburu kalau ia meradang. Namun, gadis itu bahkan baru saja ingin ia ajari bekerja sesuai amanah mertuanya. Kenapa begitu mudah Raka menaruh hati kepada wanita? Bahkan ingin segera menikahinya. Tidakkah ia belajar dari pengalaman masa lalu? Lihatlah! Bahkan setelah Aira berangkat ke rumah sakit diantar Raka, Quin tidak mau bicara sama sekali. Ia menutup mulutnya seharian ini. H
last updateLast Updated : 2022-12-06
Read more

JANGAN BERISIK!

222“Kau....” Alister bergumam tak selesai. Ia bingung harus bicara apa. Kalimat yang tadi sudah disiapkan untuk memarahi gadis itu, menguap entah ke mana. Dan ia masih saja menatap wajah yang dibingkai mukenah warna putih itu saat ekspresi Quin juga terkejut. Gadis itu baru menyadari ia menemui Alister masih dengan mukenah menutupi tubuhnya. Sekejap ia memegang kain yang membungkus kepalanya, sebelum menguasai diri, dan menunjukkan ekspresi datar. “Ada apa mencariku?” tanyanya setelah berhasil menguasai diri. “Makan dulu, kau belum makan sejak siang.” Akhirnya hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Alister dengan pelan. “Aku tidak ingin disalahkan Mr. Willis kalau kau sampai sakit.”Setelah mengatakan itu, Alister berlalu dari hadapan Quin. Meninggalkan gadis yang menggerutu pelan. “Bisa tidak kau mengkhawatirkanku karena dirimu sendiri. Bukan karena orang lain?” Quin menghentakkan kaki sebelum menutup pintu dan melepas kain yang menutup tubuhnya. “Jadi, kau seorang muslimah?”
last updateLast Updated : 2022-12-07
Read more

JALAN TERBAIK

223“Apa yang kau lakukan?” Quin mendesis setelah melepaskan diri dari pelukan Alister. Wajahnya terlihat pucat, dadanya bergerak sangat cepat. Ia mundur beberapa langkah seraya memegangi dadanya. Alister menatap Quin, sebelum menatap kedua tangannya sendiri. Ia pun kaget kenapa melakukan itu. Semua hanya refleks karena gemas dengan semua ucapan gadis di depannya. Tidak ada sedikit pun maksud untuk memeluk Quin. “Maaf,” ucapnya pelan seraya menatap dengan perasaan beralah. Namun, hanya ditanggapi dengan Quin berlari ke kamarnya.Alister memejam, sebelum mengembus napas kasar. Kemudian berjalan gontai menuju kamarnya sendiri. Menatap Angel yang sudah tertidur pulas. Tersenyum, dan mendekat. Alister ingin selalu tidur memeluk Angel akhir-akhir ini. Padahal Angel juga punya kamar sendiri. Hanya bila bayi itu menangis ingin minum susu, ia akan mengantarkan Angel ke babysitternya. Setelah membersihkan diri, lelaki itu merebahkan diri di samping sang anak yang sudah pulas. Menatap wajah
last updateLast Updated : 2022-12-07
Read more

TERJADI LAGI

224Hari ini lebih parah dari kemarin. Quin tidak bicara sama sekali. Yang ia lakukan hanya mengekori Alister. Bahkan, tak ada anggukan kepala sama sekali. Hanya, saat staf administrasi cantik di salah satu resto bicara dengan Alister, Quin baru bereaksi. Ia sengaja berdiri di antara keduanya, hingga staf bernama Sesil itu memasang wajah tidak suka. Quin tidak peduli. Ia bahkan bertekad kalau sudah bisa menghandel sendiri salah satu resto itu, ia akan memilih bekerja di sini, agar Alister tak perlu ke sana dan bertemu staf yang di matanya terlihat kegatalan. Satu yang membuat Quin semakin kesal. Tidak seperti kemarin, hari ini Alister cenderung mengabaikan aksi tutup mulutnya. Bila kemarin seharian Alister terus mengajaknya bicara meski dirinya tak menanggapi, bahkan terkesan merayu dirinya agar mau bicara, tidak untuk hari ini. Alister bahkan membiarkan dirinya yang tetap diam. Lelaki itu hanya bicara seperlunya terkait pekerjaan. Namun meski begitu, Quin tak pergi jauh sedetik pu
last updateLast Updated : 2022-12-07
Read more

NASIB YANG SAMA

225“Ada yang bisa kubantu?”Melihat Quin yang shock dan bersandar di dinding yang sejajar dengan pintu, timbul jiwa iseng Alister. Lelaki itu sengaja keluar pintu dan lebih mendekat. Saat bell berbunyi, ia memang tengah berolah raga. Selain untuk menjaga kebugaran tubuhnya, malam ini hasrat kelelakiannya sedang tinggi, ia sedang merindukan sang istri, merindukan saat-saat mereka memadu kasih. Olah raga sampai lelah adalah jalan yang ia pilih agar hasrat itu tak tersalur semestinya. Namun, siapa sangka saat tengah asyik berolah raga, suara bell membuyarkan latihannya. Baby sitter tengah menidurkan Angel, hingga akhirnya ia yang harus membuka pintu. Alister mengintip dulu siapa yang datang dari layar interkom di samping pintu. Dan entah kenapa jiwa isengnya muncul begitu saja saat terlihat wajah cantik berbingkai kerudung yang sedang menunggu di depan pintu. Alister sudah menduga hal ini akan terjadi. Melihatnya dengan dada sedikit terbuka saja, Quin begitu malu dan mencak-mencak,
last updateLast Updated : 2022-12-08
Read more

GELISAH

226Alister gelisah malam ini. Ia belum juga dapat memejamkan matanya. Padahal tubuhnya sangat lelah. Tadi sepulang Quin ke apartemen bawah, ia melanjutkan olahraga sampai tenaganya benar-benar terkuras. Padahal juga ia kembali ke sini dengan menaiki tangga setelah mengantar gadis itu sampai depan unitnya. Ya, tadi Alister mengantar gadis itu pulang untuk memastikan ia baik-baik saja. Pasalnya, setelah pembicaraan mereka yang tidak menemukan titik temu, Quin langsung pamit dengan wajah kuyu. Kini Alister gelisah. Entah karena apa. Ia bahkan heran dengan dirinya sendiri. Ia merasa tidak punya perasaan apa pun kepada gadis itu selain tanggung jawab yang diembankan Mr. Willis kepadanya. Namun, saat wanita itu berada dalam masalah, rasa ingin melindunginya begitu kuat. Lalu saat Quin menyebut laki-laki lain, ada rasa tak rela dalam hatinya. Alister mengusap wajahnya. Kemudian menatap foto Vlora yang tergantung di dinding kamar. “Vlo, bolehkah aku membagi hatiku untuk orang lain?” guma
last updateLast Updated : 2022-12-08
Read more

DIA DATANG

227Alister mencoba tersenyum kepada pria bule yang wajahnya merah padam dan matanya memancarkan kemarahan maksimal. Matthew Willis. Alister mengenalnya. Pria itu adik kandung Artur Willis, ayah mertuanya. Mereka pernah bertemu dan bicara beberapa kali saat ia masih tinggal di Kanada dan menjadi bagian keluarga Willis. Hanya saja, Alister tidak menyangka kalau ayah Quin adalah pria ini. Selama menikah dengan Vlo, Quin tidak pernah terlihat di keluarga itu. Ia baru tahu belakangan kalau Matthew Willis punya anak gadis. Vlo juga tidak pernah bercerita kalau ia punya sepupu yang sangat mirip dengannya. Mungkin karena Quin kuliah di luar negeri. Atau seperti pengakuannya, kalau ia tidak membanggakan keluarga seperti Vlo, karenanya keluarga tidak begitu mengakui keberadaannya. Alister tersenyum seraya mengulurkan tangan. “Selamat sore Mr. Matthew Willis, selamat datang di negara kami. Senang bertemu kembali dengan Anda.” Sambutan ramah coba Alister berikan. Pria yang garis wajahnya
last updateLast Updated : 2022-12-09
Read more

TERBALIK

228“Apa maksudmu? Ingin menikahi putriku?” Mata Matthew kini menatap tajam Alister. “Ya, benar sekali Mr. Matthew Willis. Aku akan menikahi putrimu sesegera mungkin.” Alister menjawab yakin tanpa keraguan. Tangannya meremas lembut punggung tangan Quin yang sedingin es. Menghadirkan rasa hangat dan rasa-rasa lain yang berbaur di hati Quin. “Kau menikahi putriku, dan dia tetap ikut agamamu, begitu?” Matthew bertanya sinis. Alister mengangguk. Juga dengan yakin. Sementara Matthew tersenyum miring. “Apa kau pikir aku akan mengulang kebodohan Artur? Membiarkan putriku dinikahi laki-laki yang membawa pengaruh buruk kepadanya dan hanya bisa menumpang hidup dengan harta mertuanya?”Alister terperanjat. Ditatapnya lekat pria paruh baya yang baru saja berucap. “Maksud Anda?” Kedua alis Alister bertaut. Lelaki itu merasa tersinggung. “Aku tidak sebodoh Artur yang akan membiarkan putriku mengikuti keyakinan suaminya. Apalagi laki-laki itu hanya bisa menumpang hidup kepada keluarga istrinya
last updateLast Updated : 2022-12-09
Read more

DUDA LEBIH MENGGODA

229“Bang Ali,” gumam Alister sambil tersenyum. Lelaki itu tengah mengemudikan mobilnya. Sementara di sampingnya, Quin terus membuang muka. Sejak kelepasan menyebut Alister dengan sebutan Bang Ali, Quin menjadi tak berani menatap Alister. Lelaki itu terus saja menggodanya. Panggilan yang sangat manis terdekat di telinga Alister. Entah dari mana Quin terpikir panggilan itu. Karena biasanya ia memanggil dirinya dengan sebutan kaku, Mr. Alister. Alister juga terus menggoda Quin dengan sebutan fans gelap. Karena gadis itu tahu banyak tentang dirinya. Padahal tidak pernah menanyakan apa pun. Mereka semua kini tengah dalam perjalanan menuju rumah Alexander. Pria itu memaksa ingin menjamu Matthew dan keluarganya. Awalnya Alexander sedang mencari Aira. Ia mengira sang istri pergi ke apartemen Alister. Namun, tak sengaja mendengar semua perdebatan di dalam apartemen milik besannya itu. Alexander sangat tersinggung saat mendengar seseorang merendahkan dan menuduh Alister dengan sangat keja
last updateLast Updated : 2022-12-09
Read more

PERCAYA DIRI

230Alister berdehem dan mengangkat lengannya ke arah Quin. Sementara gadis itu tersenyum dan mengangguk ke arah Raka. “Kabar baik, terima kasih Mr. Raka. Permisi, saya duluan,” ujarnya seraya mengaitkan lengannya ke arah lengan Alister yang sudah terbuka. Alister pun melangkah dengan senyum kemenangan. Meninggalkan Raka yang mengepalkan tangan. Dengan lengan saling mengait seolah akan menghadiri pesta, Alister dan Quin berjalan masuk. Aira datang menyongsong mereka dengan wajah heran. Alister pun melepaskan tangan Quin, untuk memeluk dan mencium pipi Aira. Sang ibu susu melakukan hal yang sama. “Kenapa tidak mengabari kalau orang tua Quin akan datang?” Aira bertanya setengah berbisik. “Aku juga tidak tahu mereka akan datang. Kami baru tahu saat pulang kerja, dan sudah mendapati mereka berada di apartemen. Kebetulan papa juga ke sana mencari mama. Papa yang mengundang mereka ke sini.” Alister menjelaskan juga dengan berbisik. “Mama sama papa ada apa? Kenapa kalian saling mencari
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
53
DMCA.com Protection Status