Home / Romansa / IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS: Chapter 241 - Chapter 250

530 Chapters

SELEBGRAM

341Siang ini Queen mendapat telepon dari keluarganya, mereka mengabarkan kalau hari ini tidak jadi pulang ke Kanada. Wanita itu mendatangi sang suami di ruang tamu untuk mengabari, karena rencananya mereka akan mengantar ke bandara. Alister tengah berada di ruang TV. Lelaki itu duduk mengangkang dengan kedua tangan memegang gelas, sikunya bertumpu di atas pahanya. Matanya fokus menatap layar datar berukuran besar di depannya. Quin mendudukkan diri di samping Alister dengan membawa ponsel yang baru saja digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarganya. “Bang Ali,” panggil Quin seraya meletakkan ponsel di meja depan mereka. “Daddy dan yang lainnya tidak jadi pulang hari ini.”Alister menoleh, tetapi tidak menyahut. “Mereka mau melihat Bali dulu, dan berlibur beberapa hari. Mumpung di Indonesia. Nanti setelah dari Bali, mampir lagi ke sini.” Quin menjelaskan seperti informasi yang ia dapat. Yang membuat gadis itu meradang, Alister hanya mengangguk sebagai jawaban. “Abang!” panggil
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

TERIMA KASIH

342Alister terkejut saat mendengar suara jeritan di ruang olahraganya. Ia berlari dengan panik ke asal suara. Terlebih saat melihat tubuh Quin telentang dengan salah satu kaki terjepit alat olahraganya. Dress selututnya bahkan tersingkap hingga mengekspos paha mulusnya. Gegas Alister berjongkok. Membantu Quin untuk duduk dan menahan punggungnya yang kesusahan untuk tegak. Tangannya dengan gesit mengeluarkan kaki wanita yang terjepit itu. Lalu memperhatikan wajah Quin yang meringis. “Kau tidak apa-apa?” tanyanya dengan cemas. Quin yang masih terlalu kaget, melirik kesal. Jantungnya bahkan masih berdetak berlompatan. Namun, Alister masih bertanya baik-baik saja? “Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Alister lagi masih dengan menahan punggung Quin dengan salah satu lengannya. Posisi mereka yang saling menempel membuat aroma tubuh masing-masing terhidu jelas. Alister dapat mencium aroma sensual tetapi lembut dari tubuh sang istri. Aroma yang mengusik jiwa kelelakiannya. Quin sendiri
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

UNTUNG CANTIK

243Tidak seperti kemarin pagi, hari ini Quin bangun dengan segar. Ia bisa bangun sebelum azan subuh. Rahasianya? Ia tidur dengan memeluk tubuh Alister. Quin tidak peduli seandainya sang suami menyadari tingkahnya ini. Baginya kini, Alister adalah miliknya. Hanya miliknya. Alister sendiri bangun saat Quin masih duduk di atas sajadahnya. Wanita itu sedang tilawah selepas berzikir pagi. Kebalikan dari sang istri, ia bangun dengan tubuh pegal-pegal dan tidak nyaman. Bagaimana tidak? Quin tidur dengan memeluknya posesif hingga ia tak dapat menggerakkan tubuh. Belum lagi bila tiba-tiba tubuh gadis itu berada di atasnya. Tidak mungkin Alister akan memindahkannya. Pegal karena tak dapat bergerak, dan pegal menahan hasrat yang membuncah membuat seluruh tubuhnya nyeri-nyeri. Ditempeli tubuh wanita yang begitu menggoda dan sebenarnya halal untuk ia apakan saja, tetapi belum bisa ia sentuh, tentu membuat Alister sangat tersiksa. Mati-matian ia menahan hasrat agar tak meledak. Ia berjanji
last updateLast Updated : 2022-12-16
Read more

CERITA

244Selama dalam perjalanan, entah kenapa Quin terlihat sangat gelisah. Ia tidak tenang dalam duduknya. Walaupun tangannya terus memainkan ponsel, tetapi gesturnya sangat kentara kalau ia tidak tenang. Semua tak luput dari perhatian Alister. Ya, walaupun hanya lewat lirikan dan tidak ada obrolan langsung. Alister sangat yakin kalau Quin tengah gelisah. Sebenarnya, jauh di lubuk hati terdalam, Alister ingin menenangkan wanita itu. Menggenggam tangannya, kemudian membawanya dalam dekapan agar sang istri merasa tenang. Namun, tembok yang dibangun oleh Quin, membuatnya sungkan, dan bertekad tidak akan melakukan apa pun kepada gadis itu, kecuali ia yang meminta dengan mulutnya sendiri. Perjalanan tiga jam yang tidak diwarnai obrolan apa pun, membuat Quin akhirnya mengantuk. Wanita itu akhirnya tertidur setelah berkutat dengan ponselnya. Kepalanya rebah begitu saja ke pundak sang suami. Alister sendiri hanya membiarkan saja pundaknya menjadi bantal untuk sang istri. Tak mungkin ia menghe
last updateLast Updated : 2022-12-16
Read more

TRAUMA MASA LALU

245“Kau mau cerita apa?” Alister bertanya saat melihat Quin hanya diam. Sangat kentara perubahan raut wajahnya. “Janji tidak mengataiku?” Quin malah mengangkat dua jarinya. Telunjuk dan jari tengah. “Janji!” jawab Alister cepat agar wanita itu segera bicara. Quin kembali menghadap ke depan. Menyamping dari Alister. Tatapannya lurus ke arah dinding kamar berwarna putih. Satu helaan napas panjang mengawali ceritanya. “Saat usiaku empat belas tahun, aku hampir diperkosa!” “Apa?” Alister melebarkan mata, menatap tak percaya wanita di sampingnya. Apa ia tidak salah dengar? Namun, melihat raut wajah Quin yang sendu dan tatapan kosong, sepertinya ia tidak salah dengar. Ada getir dalam suara itu saat mengatakannya. “Kejadiannya, dia memelukku dari belakang. Persis seperti yang Abang lakukan di malam pengantin kita.” Quin menunduk, kakinya yang menjuntai, ia ayun-ayunkan. “Bedanya, dia mendekapku erat. Membekap mulutku dengan kasar, kemudian menyeretku ke tempat gelap, dan menciumiku
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

AKU MAU SEKARANG!

246“Aku menyesalkan kenapa kau tak memberi tahu orang tuamu, Quin.” Alister menanggapi cerita panjang Quin. Quin menarik napas panjang. “Aku takut, Bang. Aku takut orang tuaku tidak percaya dan malah menuduhku berhalusinasi. Lalu bukannya mendapat pembelaan, aku akan semakin terpuruk karena dituduh memfitnah.”“Lalu apa kau masih pergi sekolah setelah itu?”“Aku memaksa ayah memindahkan sekolah sejak hari itu. Walaupun sangat sulit membujuk ayah karena aku tak memiliki alasan kuat. Ayah semakin tidak respect padaku, ia menganggapku aneh.Dan karena trauma itu, aku memutuskan tidak lagi berbuat apa-apa dalam hidup. Aku tak peduli lagi dengan prestasi yang selalu ayah singgung. Aku melupakan keinginan untuk berprestasi dan membuat orang tua bangga. Aku benar-benar kacau dan tidak bisa berbuat apa-apa. Sehingga ayah semakin tidak menghargaiku. Saat SMA aku minta dikirim ke Malaysia. Walaupun tidak ada lagi keluarga ibu di sana, tapi aku merasa nyaman di sana. Merasa betah tinggal di
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

AKU SUDAH SIAP

247Alister bangkit dari duduknya. Berdiri menghadap sang istri yang sedang bertolak pinggang. Lelaki itu melipat tangan di dada. “Ok, jadi aku harus mulai dari mana?” tanyanya penuh tantangan. Menatap lurus wajah Quin yang mengerjap. Wanita itu menurunkan tangan, kemudian memutar bola mata. Ia berpikir, sebelum mengangkat kedua tangan. “Sebentar ya, Abang tunggu dulu!” Quin berjalan dengan sedikit tertatih karena terkilir di lorong tadi sedikit meninggalkan rasa nyeri. Namun, sepertinya wanita itu tak mengindahkan rasa sakitnya. Quin berjalan menuju koper barangnya, membukanya, kemudian mengeluarkan sesuatu dari sana yang ia bawa ke kamar mandi. “Mau ke mana?” tanya Alister heran. Tindak-tanduk Quin sejak tadi tak lepas dari perhatiannya. “Aku mau siap-siap dulu, Abang. Tunggu sebentar, ya.” Wanita itu tersenyum manis sebelum masuk ke kamar mandi. Sementara Alister geleng-geleng kepala melihat tingkah sang istri. Sakit di kakinya tak membuat semangatnya kendur. Sungguh luar bia
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

PERJALANAN INDAH

248Waktu terus berputar tanpa peduli apa yang terjadi di dunia. Apa seisi dunia sedang berbahagia? Atau malah merana. Di luar, udara sedang panas-panasnya. Angin laut bertiup membawa buih ombak dan pasir, lalu menghilang di kejauhan. Cuaca menang panas karena belahan bumi ini tengah berada di puncak kemarau. Terlebih saat Alister dan Quin sampai di sini, matahari baru bergeser sedikit dari atas kepala. Namun, udara di luar yang panas, tak menyurutkan dua insan berlayar mengarungi perjalanan indah di dalam sana. Kemarau yang mereka rasakan sekian lama sepertinya akan segera berakhir, karena kini rasa kasih dan cinta telah menemukan muaranya. Waktu terus berlalu. Suhu ruangan kamar hotel tak kalah panas dengan udara di luar. Padahal pendingin udara bekerja sangat baik. Dua insan masih saling bergumul penuh damba. Saling memberi dan menerima. Quin lebih banyak menerima karena ia pemula. Kalaupun memberi, itu hanya dilakukan sebisa seorang amatir. Gayanya saja yang sok menantang seol
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

AKU SUDAH TAHU

249Waktu terus berjalan, Alister terus melakukan kewajibannya. Memberi hak sang istri dengan penuh kelembutan, agar wanita itu bisa menikmati tanpa kesakitan. Beberapa kali ia meminta agar Quin merileks-an tubuhnya. Karena bila tubuhnya tegang, ia akan lebih merasakan sakit itu. Alister terus membimbing sang istri meniti setiap undakan kenikmatan itu agar mereka bisa melangkah beriringan. Hingga mencapai puncak bersama-sama. Jangan sampai ia tiba lebih dulu, sedangkan Quin tertatih untuk sampai. Ia tidak mau itu terjadi. Alister ingin mereka sampai puncak sama-sama. Lelaki itu tersenyum saat melihat sang istri sudah bisa menikmati perjalanan indah mereka, setelah berbagai cara ia lakukan untuk membimbingnya. Alister melepaskan bungkaman bibirnya di mulut Quin yang sejak tadi berisik. Mata Quin memejam, tetapi sesekali terbuka dan menatap penuh cinta kepada sang suami, lalu memejam lagi seraya melenguh panjang menikmati setiap apa yang diberikan Alister. Kepalanya bergerak ke kana
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

BEDA TUJUAN

250“Aku ke resto dulu, ya.”Selang setengah jam setelah percintaan mereka berakhir, Alister pamit, dan itu sukses membuat Quin mau keluar dari dalam selimut. Padahal sejak tadi wanita itu tidak mau keluar. Rasa malu kepada suaminya begitu besar. Ia terus saja bersembunyi di sana. Alister sudah membujuknya agar keluar. Ia takut sang istri kehabisan napas. Namun, wanita itu tetap tidak mau. “Ke resto?” tanyanya dengan hanya kepala yang mengintip. Rambut awut-awutannya membuat ia terlihat sangat seksi di mata sang suami. Andai saja tidak ada yang urgent di restonya, Alister ingin menghabiskan waktu di kamar saja membersamai istrinya yang menggemaskan itu. “Ya, itu tujuan kita ke sini, bukan?” Alister mengulum senyum. Tujuan dirinya sendiri sebenarnya, karena sejak awal tujuan Quin hanya untuk berbulan madu. “Aku ikut!” Quin menyibak selimut, kemudian loncat dari tempat tidur, tetapi lekas kembali masuk ke dalam selimut saat menyadari dirinya tak memakai sehelai benang pun. Ia lupa
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
53
DMCA.com Protection Status