Home / Romansa / IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS: Chapter 231 - Chapter 240

530 Chapters

LAMARAN TIGA LAKI-LAKI

231“Maaf, Quin itu calon istri saya. Kami akan segera menikah. Itulah kenapa kami ke sini.”Kini, semua orang beralih pandang ke arah laki-laki muda yang barusan bicara. Percaya dirinya tak kalah tinggi dari Raka. Alister tersenyum miring. Sementara Quin berdecak pelan, dan Raka menatap tajam. “Maaf, tapi sudah kukatakan kalau aku tidak akan ikut pulang. Aku akan tetap di sini, Jimmy!” Quin menatap tajam pemuda yang disebut Matthew sebagai teman masa kecilnya. “Kita akan menikah Princess, seperti janji kita dulu.” Jeremy meyakinkan. Quin menggeleng seraya memejam, wajahnya sedikit pucat. “Jangan bergurau Jim, itu hanya janji anak-anak!”“Tapi aku menganggapnya serius walaupun saat itu kita masih anak-anak. Aku pangeran dan kau seorang puteri, kita mengucapkan janji sehidup semati. Tapi kau pergi jauh sekian lama, membuatku sulit menemukanmu. Kalau tidak, kita pasti sudah menunaikan janji kita.”Quin menggeleng lagi. Wajahnya semakin pucat. Gegas ia menoleh ke arah lelaki di sebel
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

BALADA MAMA & PAPA

232“Seharusnya Mama lebih bisa menjaga diri, Ma. Jangan terlalu genit. Ingat umur, Ma. Kita bahkan sudah punya cucu!”Aira memejamkan mata dengan kuat. Kesal. Sangat kesal. Apa sebenarnya yang dipikirkan suaminya? Sejak di rumah sakit tadi siang, sikapnya sangat mengesalkan. Bahkan membuat tensi melonjak tinggi. Bagaimana tidak? Alexander bertingkah seperti remaja umur belasan tahun yang sedang cemburu. Aira tidak boleh duduk di dekat lelaki mana pun. Tidak boleh bicara dengan lelaki mana pun. Bahkan seorang perawat sekali pun. Sikapnya sangat posesif. Itu semua membuat Aira benar-benar kesal. “Kalau Mama mau genit-genitan, sudah Mama lakukan sejak dulu, Pa. Saat masih muda dan cantik. Bukan sekarang saat usia hampir lima puluh dan sudah jadi nenek!” Karena kesal, wanita itu akhirnya menjawab, dan nyatanya itu membuat Alexander semakin meradang. “Oh, jadi saat masih muda dulu, Mama ada rencana buat selingkuh, begitu?” Alexander bertolak pinggang. Menatap marah wanita di hadapan
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

CEMBURU MEMBAWA NELANGSA

233Dengan dada bergolak menahan emosi, Alexander keluar kamar. Mencari keberadaan Aira. Ia akan meminta penjelasan sang istri kenapa pria itu mengirimi chat semacam itu. Tak rela rasanya ada pria lain menyebut istrinya cantik. Namun sayangnya, ia tak menemukan Aira di mana pun. Bertanya kepada Aldo atau Sandra? Itu tidak mungkin ia lakukan. Mereka pasti akan curiga.Ke mana Aira pergi? Tidak mungkin keluar rumah karena hari sudah malam. Lelaki itu gegas ke ruang kerja. Mengecek keberadaan sang istri dari CCTV adalah jalan tercepat. Beberapa lama lelaki itu mencari keberadaan Aira lewat layar di depannya. Mengecek dengan detail setiap lorong, ruang, atau di mana pun bagian rumahnya yang terpasang kamera CCTV. Hingga matanya tertuju sebuah lorong di mana Aira berjalan dengan marah, kemudian memasuki kamar pribadi saat ia masih menjadi ibu susu dulu. Alexander mengembus napas lega. Setidaknya Aira masih di dalam rumah. Tidak ke mana-mana. Lelaki itu gegas mematikan layar monitor di
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

KE MANA SAJA?

234Alexander tertegun saat memasuki kamar sudah mendapati ruangan itu rapi dan bersih seperti biasa. Tidak ada lagi pecahan benda pintar milik Aira yang semalam berserakan karena ia banting dengan marah. Tempat tidur juga sudah rapi dengan baju kantor yang akan dipakainya pagi ini sudah tersedia di sana seperti biasa. Aira masih melaksanakan kewajibannya, walaupun sedang marah. Ya, Aira marah. Alexander yakin itu, karena saat ingin membuka pintu kamarnya setelah terbangun, pelayan menyampaikan kalau Aira sudah berada di ruang makan, dan Aira juga yang menyuruhnya membangunkan Alexander. Itu artinya Aira tahu dirinya tertidur di depan kamarnya. Namun, sang istri mengabaikannya, dan malah menyuruh pelayan yang membangunkan. Bukankah itu artinya Aira sangat marah? Namun, Alexander tak kalah marah bila mengingat pesan masuk tadi. Pesan yang Aira bahkan tidak tahu, karena kini ponselnya hancur dan kartunya ia sita. Saat Alexander tiba di ruang makan, Aira sedang menata piring untuk s
last updateLast Updated : 2022-12-12
Read more

BUMI

235Aira merasakan kepalanya pusing bukan main. Masalah keluarganya benar-benar menguras emosi dan tenaga. Raka dan Alister yang tak kunjung mau berdamai, suami yang cemburuan parah, sekarang ditambah masalah Sandra yang belum bisa ia ungkap. Sampai detik ini, gadis itu bahkan belum mau bicara masalah apa yang sedang menderanya. Padahal, ini sudah dua hari sejak ia mendatangi kamar sang anak. Sandra benar-benar bungkam. Tak mau berterus terang. Entah harus bagaimana lagi bicara dengan anak itu. Padahal Aira sudah berusaha memosisikan dirinya sebagai sahabat, agar gadis itu tak segan untuk bercerita. Ia juga berusaha tidak memaksa dan mendakwa agar Sandra tak semakin takut. Selama ini Aira berusaha tak bicara dulu dengan anggota keluarga yang lain, ia ingin bisa mengorek lebih dulu dari pengakuan Sandra sendiri. Baru setelahnya meminta solusi kepada yang lain. Bukan tanpa alasan kalau ia belum membicarakan dengan yang lain. Selain hubungannya dengan Alexander belum membaik pasca ke
last updateLast Updated : 2022-12-12
Read more

HARI BAHAGIA

236Hari bersejarah untuk Alister pun tiba. Hari ini, ia mengucap janji suci pernikahan lagi untuk kedua kali dalam hidupnya. Dengan wanita berbeda, walaupun dilihat sekilas pandang, kalau saja foto pernikahan mereka disandingkan, seolah Alister menikahi wanita yang sama. Hanya saja, yang ini posturnya lebih kecil dan imut. Mungkin karena ibunya berdarah Asia. Bila Vlora memiliki tinggi hampir sama dengannya, tinggi Quin hanya sebatas pundak laki-laki itu. Namun, fisik bukan tolak ukur seseorang menjatuhkan pilihan kepada pendamping hidup. Karena keindahan fisik akan pudar seiring perjalanan waktu. Kecantikan hati dan sikap yang lebih utama dan abadi. Banyak faktor kenapa Alister menjatuhkan pilihan kepada adik sepupu istrinya itu, dan kenapa ia begitu cepat memutuskan menikah lagi padahal belum lama Vlora pergi. Selain karena Quin masih sepupu Vlora, yang berarti akan semakin menjalin ikatan dengan keluarga Willis, banyak keistimewaan gadis itu yang membuat Alister yakin untuk me
last updateLast Updated : 2022-12-13
Read more

TIDAK SEKARANG DAN SELAMANYA

237“Apa yang kau lakukan, Mr. Alister?” pekik Quin dengan wajah memucat. Dadanya terlihat bergerak cepat. Tangannya memegangi tepian meja rias dengan erat. Kening Alister berkerut, ia memiringkan wajah. Menatap ekspresi gadis yang baru disahkan menjadi istrinya tadi siang. “Ada apa?” tanyanya heran dengan kedua tangan terangkat di depan dada. “Aku yang seharusnya bertanya, apa yang kau lakukan?” Quin memegang dadanya yang bergerak cepat. Kening Alister semakin berlipat. “Memangnya apa yang kulakukan? Aku hanya memeluk istriku.” Wajah Alister heran. Quin berkedip, sebelum menarik napas dan membuang muka. “Ke mana bajumu?” Quin menunjuk dada Alister setelah dadanya cukup tenang. Alister memindai dirinya, sebelum mendekat dan melipat tangan di dada. “Kenapa?” Lelaki itu tersenyum nakal. “Kau mau bilang aku berkeliaran tanpa busana lagi?”Quin membuang muka lagi. Alister mengungkit hal itu terus. “Kalau kau bicara begitu lagi, akan kulakukan sekalian agar kau bisa melihatnya de
last updateLast Updated : 2022-12-13
Read more

LEPAS KONTROL

238Entah sampai berapa lama Alister menatap istri yang baru disahkannya dalam beberapa jam yang lalu. “Ok.” Alister mengibaskan tangan sebelum berjalan ke tepi ranjang pengantin, kemudian menjatuhkan dirinya dengan posisi telentang, hingga jatuh di sana dengan kelopak mawar yang terhampar di sana seolah berloncatan. Sebagian malah jatuh ke lantai. Sebagian lagi menempel di kulitnya. Lelaki itu memejam. Posisinya yang telentang membuat tubuh bagian depannya terekspos sempurna. Kimono tidurnya tak menutup apa pun kecuali punggungnya. Quin bahkan dapat melihat sesuatu yang menyembul di balik underwear berwarna abu-abu itu. Wanita itu membuang muka. Berusaha tak tergoda. “Apanya yang ok?” Quin heran kenapa Alister menanggapi dengan santai ucapannya. Bukankah itu penolakan yang menyakitkan? “Lakukan apa pun yang kau mau! Bilang kalau kau ingin aku kembalikan kepada orang tuamu. Mumpung keluargamu masih di sini semua!” Alister menjawab dengan mata tetap terpejam. “Apa maksudmu?” Quin
last updateLast Updated : 2022-12-13
Read more

AKU IKUT!

239Pagi ini Quin bangun kesiangan. Ia merutuki dirinya sendiri. Hari pertama sebagai seorang istri, ia malah bangun terlambat. Gara-garanya semalam ia tak bisa tidur. Setelah mencuri ciuman Alister, ia malah gelisah. Semalaman terjaga, dan baru bisa tidur menjelang pagi. Alhasil ia bangun kesiangan. Quin segera melaksanakan kewajiban dua rakaat walaupun hari sudah cukup siang. Hampir jam enam pagi dan Alister sudah tidak ada di kamar. Quin merapihkan dirinya di depan cermin. Menyisir rambut, dan mengoleskan sedikit lipstik berwarna pink agar tidak terlalu pucat, kemudian keluar kamar untuk mencari sang suami. Seharusnya, sebagai pengantin baru, di jam-jam ini mereka masih bermesraan di kamar. Namun, yang terjadi, Alister malah keluar kamar dan meninggalkannya sendiri hingga kesiangan. Kenapa Alister tidak berusaha merayunya? Padahal menurut Vlo, bila sepupunya itu sedang merajuk, Alister akan merayunya hingga Vlo luluh dan endingnya dapat ditebak. Mereka bermesraan.Sepertinya V
last updateLast Updated : 2022-12-14
Read more

AJARI AKU

240Quin mandi dengan cepat. Ia takut Alister meninggalkannya. Setelah berdandan cantik dan mengikat tinggi rambut ikal kemerahannya, ia siap menemui Alister di meja makan. Quin tersenyum menatap dirinya di dalam cermin. Bibir merah menggoda, pipi merona dan rambut yang diikat tinggi semakin mengekspos wajah ovalnya yang cantik. Tidak dosa bukan berdandan cantik untuk menggoda suami sendiri? Berpahala malah. Quin bertekad mulai sekarang membuat takluk suaminya tanpa ia sadari. Wanita itu berjalan melenggok menuju ruang makan di mana suaminya menunggu. Tadi pelayan memberi tahu kalau Alister sudah menunggunya untuk sarapan. Ternyata, walaupun sedang marah, sang suami masih perhatian. Ia tidak akan makan sendiri dan membiarkannya kelaparan. Itu memang sudah dilakukan Alister bahkan sebelum mereka menikah. Kaki Quin berhenti melangkah saat terdengar sang suami yang duduk membelakanginya, sedang bicara dengan seseorang di telepon. Quin menajamkan pendengaran. “Oh, baik kalau begitu,
last updateLast Updated : 2022-12-14
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
53
DMCA.com Protection Status