124“Maaf, Sayang. Maafkan aku yang menyeretmu dalam semua permasalahan ini,” bisiknya lembut di depan telinga sang istri yang masih menenggelamkan diri di dadanya. Tak ada jawaban selain isakan yang masih terdengar dari wanita yang wajahnya terbenam di dada sang suami. “Menangislah, keluarkan semua yang ingin kau luapkan, agar kau menjadi lega.” Alexander masih membelai kepala sang istri. Baginya, lebih baik begini. Aira menangis di depannya, daripada harus terlihat lemah di depan orang lain, hingga bukan tak mungkin menjadi bahan olokan. Setelah beberapa lama, Aira mulai melonggarkan pelukan. Wajahnya yang basah menengadah. Menatap wajah sang suami yang menunduk, juga menatapnya. “Apa kau akan rujuk dengannya?”Dejavu. Keduanya merasa seperti kembali ke beberapa saat lalu, saat Randi kembali hadir dalam kehidupan Aira dan Raka. Dulu kalimat itu juga terucap. Bedanya, dulu Alexander yang bertanya. Tangan Alexander meraih rambut Aira yang sebagian menutupi pipi dan matanya. Kemud
Last Updated : 2022-10-18 Read more