132Alexander menjentikkan jarinya. Kemudian membasahi bibir dengan lidahnya. “Nah, ini yang membuat Papa bisa menyuruh sopir balik kanan, dan kembali ke rumah.”“Eh, jangan, Pa! Lanjutkan saja. Selesaikan dulu urusan Papa di luar sana. Jangan menunda-nunda urusan. Jangan terlalu khawatirkan kami!” Gegas Aira mencegah saat melihat wajah Alexander berubah mesum. “Tapi nanti ada yang dirapel, ya?”“Apanya yang dirapel?”“Mainnya, dong. Kan, katanya kangen.”Aira memutar bola mata, sebelum cekikikan, dan menutup panggilan. Dalam situasi seperti ini, masih saja kepikiran hal seperti itu. Ia gegas menutup sambungan telepon sebelum ada obrolan 21+. Bahaya, di sana ada gadis, dan anak-anak. **Kedatangan Alexander di rumah sakit, disambut dua pengawal yang standby di sana sejak Hasna dirawat. Berlima dengan dua pengawal yang menemaninya dari rumah, mereka langsung menuju ruang ICU tempat Hasna berbaring lemah dengan beberapa bagian tubuh terbalut kain kasa. “Bagaimana Hasna? Apa kata dokt
Last Updated : 2022-10-21 Read more