Semua Bab IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS: Bab 141 - Bab 150

530 Bab

NURANI YANG MATI

141Aira menjerit dan meronta, ia berusaha keras melepaskan diri dari cekalan Vallery. Namun, wanita itu memeganginya dengan kuat. Tawa menjijikkannya terdengar sangat dekat dengan telinga Aira. “Lepaskan aku, Sundal! Aku tidak sepertimu yang bisa tidur dengan banyak laki-laki!” Aira terus berteriak dan meronta. Apalagi saat Jo semakin mendekat. Wajah pria itu sama menjijikkannya seperti Vallery. Dia menyeringai, tangannya bergerak seperti mengusap liur. Mata Aira melebar saat tangan pria itu mulai terulur ingin menyentuhnya. Ia kembali meronta. “Kau mau apa pengkhianat? Jangan sentuh aku! Dasar manusia tidak tahu diri! Kau lupa betapa suamiku memercayaimu? Dia akan membunuhmu kalau kau sampai menyentuh sedikit saja kulitku!” Aira terus berteriak-teriak. Namun, tidak sedikit pun membuat dua manusia yang hatinya sudah gelap itu menghentikannya aksinya. Tangan Jo bahkan dengan kasar menarik kerah baju Aira, hingga dua kancing teratasnya lepas dan otomatis menampakkan dadanya. Kembal
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-25
Baca selengkapnya

PERLAWANAN

142“Sudahlah Jo, jangan membuang waktu. Langsung saja kau telanjangi. Tanganku pegal memegangi dia terus. Aku sudah tidak sabar melihat dia kau nodai. Aku akan merekam saat dia kau acak-acak nanti. Lalu kukirim kepada suaminya. Ah, menyenangkan sekali,” teriak Vallery bercampur dengan tawa menjijikannya. Aira semakin memejam kuat mendengar ucapan wanita itu. Air mata semakin mengalir deras membasahi pipi bahkan rambutnya. Namun, tak membuat dua iblis berwujud manusia itu kasihan atau tersentuh hatinya. Mereka malah puas melihat buruannya tak berdaya. Aira merasa sudah tak ada harapan untuk selamat. Sepertinya Tuhan memang menakdirkan ia harus ternoda. Padahal selama ini ia sudah berusaha menjaga diri baik-baik. Saat masih gadis atau saat menjanda. Namun demikian, hatinya tetap berdoa, meminta kepada Sang Pemilik Segalanya agar tetap menjaga kehormatannya sebagai wanita dan seorang istri. Aira masih memejam kuat saat merasakan celana kulot yang ia pakai ditarik paksa. Bola matanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-25
Baca selengkapnya

SAKIT JIWA

143Lolongan panjang masih memenuhi ruangan itu saat Aira merasakan benda cair hangat membasahi bibirnya. Bercampur dengan liur, juga darah yang keluar dari kedua sudut bibirnya. Potongan benda kenyal kini berada di dalam mulutnya. Aira baru melepaskan gigitan itu saat merasa kalau benda kenyal telah terlepas dari tempatnya. Ia mendorong kasar tubuh Jo yang setengah tidak sadar. Vallery yang berada di belakang sofa, cepat lari memutar. Menghampiri pria yang sempoyongan dengan memegangi daun telinganya yang sudah putus. Darah merembes dari sela-sela jari pria itu. Aira meludahkan benda kenyal dalam mulutnya, hingga benda itu jatuh terlempar di atas lantai. Kemudian menyeka bibirnya yang berlumuran darah dengan lengan bajunya. Wanita itu meringis merasakan nyeri di sana. Ia lupa kalau kedua sudut bibirnya pecah akibat pukulan Jo. “Jo, kau tidak apa-apa?” Vallery bertanya panik melihat pasangan kumpul kebonya meringis setengah sadar. Wanita itu menahan tubuh yang sempoyongan. Lalu sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-26
Baca selengkapnya

MENYENTUH HATINYA

144Aira sudah berusaha melawan dan meronta agar wanita sakit jiwa itu melepaskan rambutnya. Namun, tenaga Vallery yang masih vit tentu tak mudah dikalahkan oleh tenaga Aira yang hanya sisa-sisa perlawanan tadi, hingga akhirnya wanita itu bisa membawanya sampai ruang terbuka di bagian belakang unit apartemen. Balkon yang biasa digunakan untuk menjemur cucian. Aira belum mengerti apa yang akan dilakukan wanita itu, hingga mereka sampai di ujung balkon. “Kau mau apa lagi Vallery? Apa kau ingin bernasib sama seperti selingkuhanmu itu?” Aira coba mengintimidasi wanita yang enggan melepaskan jambakan di rambutnya. Sudah ia abaikan semua rasa sakit dan perih di tubuhnya. “Tidak akan pernah, Gembel. Justru aku yang akan mengantarmu ke neraka lebih dulu. Akan kulenyapkan kau dan anakmu biar kalian tak lagi muncul di hadapan Alexander. Lalu aku akan membawa Alister kepada Alexander dan mengatakan kalau kau sudah kabur bersama selingkuhan yang tiada lain orang kepercayaannya.”“Kau pikir sua
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-26
Baca selengkapnya

KUGUNDAHAN ALEXANDER

145Dengan kondisi hati yang tidak dapat digambarkan bagaimana kacaunya, Alexander berlari menuju pos satpam di depan gedung menjulang yang disebut Ronny menjadi tujuan akhir dari mobilnya yang dibawa Jo. Mobil yang membawa anak dan istrinya. Bahkan, driver ojol yang mengantarnya sampai terbengong karena Alexander memberi ongkos berpuluh kali lipat dari yang seharusnya dibayar tanpa meminta kembalian. Dengan napas tersengal dan dada sesak, Alexander mendatangi bangunan kecil itu, kemudian menjelaskan kepada petugas di sana kalau mobilnya yang dipakai menculik anak dan istrinya ada di parkiran gedung tersebut. Ia memaksa kepada petugas agar mengecek data waktu yang pasti saat mobil itu masuk dan ke mana tujuan penumpangnya. Awalnya si petugas tidak mau menuruti keinginan Alexander dengan alasan itu melanggar privasi tamu di sana. Namun, saat lelaki itu meletakkan seikat uang kertas pecahan tertinggi di negeri ini, akhirnya dua orang petugas di sana mau bekerja sama. “Tolong, Pak. An
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-26
Baca selengkapnya

PERJUANGAN

146Langkah Alexander yang baru keluar dari bangunan kecil itu terhenti karena sebuah mobil tiba-tiba masuk dan berhenti tepat di depannya. Mobil yang sangat familier dan sudah pasti akan menyusulnya. Hanya saja kenapa begitu lama. Alexander menoleh ke arah taman kecil di sisi luar area itu di mana seorang pria berpakaian formal dan kaca mata hitam menutup sebagian wajahnya, berjalan ke arahnya. Pria itu sampai di hadapan Alexander bersamaan dengan Ronny yang keluar tergesa dari mobil. Alexander bukan tidak tahu kalau sejak tadi ada pria berpakaian rapi berdiri di taman dan pura-pura sibuk dengan gadgetnya. Walaupun tidak hafal dengan wajah semua pengawalnya, ia tahu kalau orang itu mengikuti dirinya. Ia bahkan turun dari ojol hampir bersamaan dengan dirinya. “Boss tidak apa-apa?” tanya Ronny setelah berdiri di hadapan Alexander. “Ini orang kita yang aku perintahkan untuk mengawal Boss dengan ojek lain.” Ronny menunjuk pria yang sejak tadi berdiri di taman. Alexander melirik seki
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-26
Baca selengkapnya

KENGERIAN

147“Aira ....” Alexander berteriak dengan volume suara maksimal, saat melihat tubuh wanita yang dicintainya didorong Vallery hingga terjengkang melewati pagar pembatas balkon. Dengan spontan lelaki itu berlari ke arah sebuah mobil yang terparkir sejajar dengan balkon. Namun, ia menghentikan langkah saat dari atas terdengar jeritan, dan jeritan itu bukan suara sang istri. Alexander menengadah dengan wajah tidak berupa. Matanya semakin melebar saat pemandangan mengerikan di atas sana tertangkap matanya. Tubuh Aira menggantung di udara dengan sebelah tangan berpegangan di pagar pembatas, dan satu lainnya di rambut panjang Vallery. Vallery sendiri terus menjerit-jerit karena rambut dan sebagian tubuhnya tertarik tubuh Aira yang menggantung di pagar balkon. Kedua tangan wanita itu berpegangan kuat ke bibir pagar agar tubuhnya tak terus tertarik tubuh Aira yang pegangannya mulai mengendur karena kehabisan tenaga. “Gembel sialan, lepaskan rambutku! Pergilah ke neraka sendiri! Jangan aja
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-27
Baca selengkapnya

AKU SUAMINYA!

148Beberapa saat lalu.... Alexander, Ronny, dan beberapa pengawal, ikut berlari mengikuti langkah beberapa petugas keamanan menuju pintu utama unit yang di balkonnya sedang terjadi sesuatu. Sebenarnya, petugas sudah melaporkan ke pihak polisi, juga pemadam kebakaran untuk meminta pertolongan. Namun, butuh waktu untuk menunggu mereka datang. Sementara keadaan dua wanita di balkon sana sangat bahaya. Dengan alasan darurat, mereka harus bergerak lebih dulu. Terlebih Alexander sangat mengkhawatirkan Aira dan anak-anak. Petugas memutuskan akan masuk ke sana dengan menggunakan kunci darurat. Sementara petugas lainnya mengambil matras balon raksasa untuk membantu menampung dua wanita yang tumbuhnya akan terjatuh. Sayangnya, mereka terlambat. Tubuh seorang wanita sudah lebih dulu jatuh sebelum petugas membentangkan matras itu. Dada Alexander berdebar keras menunggu petugas membuka pintu unit apartemen di mana istrinya tergantung di balkon sana.“Cepat, Pak. Istri saya akan terjatuh.” Ia t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-27
Baca selengkapnya

BERIBU MAAF

149Alexander menggenggam tangan Aira dengan erat. Kemudian menciumi tangan itu tanpa henti. Ia baru saja selesai menyuapi sang istri. Ditatapnya wajah yang masih menyisakan memar akibat pukulan Jo itu, dengan perasaan bersalah mendalam. “Maafkan aku, Sayang. Maaf membuatmu berada dalam bahaya.” Entah untuk ke berapa kali kata maaf itu meluncur dari bibir Alexander semenjak Aira tersadar. Bahkan, wanita itu sampai bosan dibuatnya. Hanya kata itu terus yang diucapkan sang suami.“Mau sampai kapan mengucapkan kalimat yang sama?” goda Aira seraya mengulum senyum. Kedua sudut bibirnya masih terasa perih. “Selamanya, selama napas ini masih mengembus. Karena selamanya itu rasa bersalahku tidak akan hilang.” Tatapan itu sayu. Sungguh, tak dapat terbayangkah jika sang istri tidak selamat saat itu. Pasti saat ini ia tengah meratapi dirinya menjadi singel parent lagi. Tak terbayangkan pula ia harus menjalani hidup tanpa Aira. Ucapan syukur tak henti Alexander panjatkan kepada Yang Maha Kuasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-28
Baca selengkapnya

MATI TERLALU RINGAN

150“Saya ikut senang kalau kamu sudah baikan. Oh ya, kenalkan saya Aldi. Mungkin kamu belum mengenal saya, tapi kamu sudah jalan-jalan ke rumah saya.”Kening Aira berkerut mendengar kalimat terakhir si pria.“Bapak ini pemilik apartemen di bawah apartemen Vallery, Sayang.” Alexander buka suara saat melihat sang istri kebingungan. Senyum tipis pun terbit di bibir Aira setelah mengerti. “Oh, jadi Bapak yang menolong saya kemarin? Terima kasih banyak, Pak. Kalau Bapak tidak menolong, mungkin saat ini saya tinggal nama.” Aira menangkupkan kedua telapak tangan di dada. “Tidak apa, itu sudah takdir. Tuhan menakdirkan kamu selamat dan panjang umur. Saya hanya perantara.”“Terima kasih.” Sekali lagi Aira berucap. “Tidak perlu sungkan. Sudah saya bilang itu takdir. Kebetulan saya sedang di rumah, mendengar keributan di belakang. Saat saya ke sana, melihat ada kaki wanita tergantung dari balkon atas. Takdir juga yang menggerakkan saya menarik tubuh kamu. Tapi saya menyesal tidak dapat menol
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
53
DMCA.com Protection Status