113“Pa, itu suara bayi!” Aira menarik lengan baju Alexander seraya memekik dengan wajah yang tak dapat digambarkan seperti apa. “Pa, itu Raka!” Kembali wanita itu mengguncang lengan Alexander. “Iya, Ma. Tenang dulu. Jangan histeris dulu. Kita keluar, ya. Kita tanya penduduk dulu.” Alexander menggenggam tangan sang istri yang sudah sangat dingin. Selain pengaruh dari AC mobil, cuaca di daerah ini memang dingin menusuk. Apalagi waktu memasuki tengah malam. Alexander turun lebih dulu, kemudian mengulurkan tangan kepada sang istri, membimbingnya untuk turun. Aira sendiri merapatkan jaket Alexander yang tampak kebesaran di tubuhnya, begitu ia menjejak tanah. Hawa dingin langsung menyambut, bahkan terasa menusuk kulit. “Bagaimana, Jo?” tembak Alexander langsung begitu sang tangan kanan itu menghampirinya. “Apa yang menangis barusan, Raka?” Aira ikut bertanya tidak sabar. Jo melirik sang boss lebih dulu sebelum menjawab. “Itu Raka kan, Pak Johan? Bayi yang barusan menangis?” Aira kem
Last Updated : 2022-10-15 Read more