Hastuti melirik keponakannya sekilas lalu berujar, “Tante bosan lihat kamu. Lagipula kami sudah tidak sabar mau bergosip, eh… kamu belum peka juga buat cepat-cepat pergi. Belajar dong kayak om kamu. Dia cuma duduk sebentar, terus pamit ke kamar. Ini sudah sore, harusnya kamu mandi dan siap-siap ke masjid!” Arum dan Alyana tidak bisa menahan tawa melihat Akram tercengang. Suara bel yang terdengar mengalihkan perhatian mereka. Alyana yang begitu bersemangat keluar seolah yang datang memanglah tamu yang dinanti. Hanya berselang beberapa menit ia kembali dengan membawa bungkusan paket yang cukup besar. “Kamu beli apa, Nak?” tanya Hastuti tersenyum melihat putrinya yang begitu semangat membuka bungkusan paketnya. “Baju rajut, Umi. Cuma modal jari klik ini itu, Alya disuruh Kak Akram beli baju rajut. Sebenarnya paket ini tuh punyanya Kak Arum. Kak Akram bayarnya enam, tiga buat istrinya,” kata Alya dengan penuh semangat mendorong baju rajut ukuran over size itu pada Akram. “Tapi aku maun
Read more