Share

Part 78 Kejutan Pedih

Hastuti melirik keponakannya sekilas lalu berujar, “Tante bosan lihat kamu. Lagipula kami sudah tidak sabar mau bergosip, eh… kamu belum peka juga buat cepat-cepat pergi. Belajar dong kayak om kamu. Dia cuma duduk sebentar, terus pamit ke kamar. Ini sudah sore, harusnya kamu mandi dan siap-siap ke masjid!”

Arum dan Alyana tidak bisa menahan tawa melihat Akram tercengang. Suara bel yang terdengar mengalihkan perhatian mereka. Alyana yang begitu bersemangat keluar seolah yang datang memanglah tamu yang dinanti. Hanya berselang beberapa menit ia kembali dengan membawa bungkusan paket yang cukup besar.

“Kamu beli apa, Nak?” tanya Hastuti tersenyum melihat putrinya yang begitu semangat membuka bungkusan paketnya.

“Baju rajut, Umi. Cuma modal jari klik ini itu, Alya disuruh Kak Akram beli baju rajut. Sebenarnya paket ini tuh punyanya Kak Arum. Kak Akram bayarnya enam, tiga buat istrinya,” kata Alya dengan penuh semangat mendorong baju rajut ukuran over size itu pada Akram.

“Tapi aku maun
Rat!hka saja

Harus bilang apa nih? Mau tanya apa? Aku juga bingung dan syok, serasa jadi wartawan di acara itu tapi takut kena teror.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kurnia Sari
Akram kena tembak???.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status