Share

Part 79 Jangan Sekarang

Ponsel Akram berdering dengan private number. Namun ia mengabaikannya saat mendengar tepuk tangan para tamu atas sambutan yang diberikan papanya dan rekan terpilihnya. Akan tetapi, ia akhirnya meraih ponsel saat melihat ada notifikasi pesan berisi foto.

Karena rasa penasarannya, Akram pun membuka pesan tersebut. Seketika matanya membelalak melihat foto papanya di atas panggung. Foto yang baru saja diterimanya itu menunjukkan jika pelaku yang menerornya berada di sekitarnya.

Akram mulai memperhatikan ke arah kanan. Arah yang menurutnya sudut pengambilan gambar dari foto itu. Matanya mulai memindai siapa di antara mereka yang terlihat mencurigakan. Melihat beberapa orang menunjukkan reaksi syok, Akram turut menoleh ke arah panggung. Papanya dibidik dan yang terpikirkan olehnya adalah menyelamatkan papanya.

Akram berlari menyusul Riswan yang sudah beranjak lebih dulu disusul oleh Latief. Omnya itu sempat menoleh dan meminta sang istri tidak beranjak. Akram hanya tahu jika di belakangny
Rat!hka saja

Semua harta termasuk anak memang hanya titipan dari-Nya. Aku bingung... ini mau happy ending atau sad ending?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Rat!hka saja
Thanks sarannya Kak, hampir tega sih, mending Arum ku kasih sama Putra, duda kaya. Tapi Ardito tak merestui
goodnovel comment avatar
babyblack
jangan jadi antagonis Kak, penerornya saja belum nongol Semua orang bisa ikutan trauma ikut Pilkada kalau kayak gini. Lebih baik tidak terpilih dari pada anaknya ditembak
goodnovel comment avatar
Kurnia Sari
nanges weh............ geu load yuh kak Ratih..., teganya dirimu. Jendral Gib aja 3 th koma kamu hidupkan loh kak... ya kalik Akram mo dimatikan.... punya dendam apa sih kak ma semua tokoh novel kakak ni, perasaan ujiannya berat semuah.......... buat aku makin cintah tulisan novelmu dech... cetak yuh...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status