Kelopak mata Amirah membuka perlahan yang didapati senyum Kaivan menawan. "Mas, kok aku berada di sini," tanyanya heran. Dinding putih di seluruh ruangan, dan ranjang rumah sakit tempat berbaring sekarang."Ga pa-pa cuma untuk pemulihan kesehatan saja, kamu sudah baikan, sayang?" sapa Kaivan lembut sambil mengusap-usap puncak kepala istrinya, sesekali mengelus pipi halus ibu dari Bagaskara.Hangat. Chemistry cinta mereka terbangun kembali sampai Amirah mengingat mengapa dia sampai di rumah sakit bukan kantor suami. "Kau mencoba mengkhianati pernikahan kita, Mas!" tuduhnya kuat.Gelengan Kaivan mendebatnya. "Tak akan pernah, cintaku lebih tangguh dari mantan suamimu karena hanya kamu satu-satunya wanita yang pantas menjadi ibu dari kedua anak kembarku!"What-tt! Bola mata Amirah membelalak. "Kita mempunyai anak kembar?""Ya, sayang," jawab suaminya penuh keyakinan. "Dokter telah melakukan pemeriksaan menyeluruh termasuk kandunganmu sehat dan bagus, bayinya berjenis laki-laki dan peremp
Read more