Alagar belum tahu sama sekali yang terjadi dengan mantan istri sedang dirawat di rumah sakit. Tunangan Celine pandai bersilat lidah memutarbalikkan fakta. Terlihat normal wajar seperti biasa melayani putra Andi Hakim bagai raja demi menutupi niat busuknya."Mon amour, bagaimana rencana pernikahan kita?" desaknya penuh harapan "Pernikahan?!" Tersentak Alagar memandang gadis blasteran meringkuk dalam pelukan. "Sayang, kita baru satu bulan saling mengenal terlalu cepat bagiku untuk menikah lagi." Celine kecewa atas kata-katanya. Mantan suami Amirah ternyata belum bertekuk lutut seluruhnya. Taktik diperjuangkan selama ini sia-sia. Alagar baru setengah rasa mencintai putri Abimanyu. "Ayolah, kau 'kan sudah berjanji padaku di Bali segera meresmikan hubungan kita sampai menikah!" "Dengarkan aku," sahutnya serius. "Bagaimana keluargamu di Perancis tak perlukah bertemu meminta restu?" Senyum rahasia di bibir Celine. "Keluargaku tak jadi masalah jika kita buat kejutan untuk mereka, saya
Lambaian tangan Celine Dupuis mengiringi kepergian Alagar Hakim menuju kantor walau hari sudah siang. Kekasihnya bersikeras mengambil berkas penting berjanji untuk pulang secepatnya. Terserahlah, aku sudah puas! Gumannya sambil menutup pintu."Inahh-h!" panggilnya menggelegar seolah dia nyonya rumah.Dari dapur keluar Bi Inah tergopoh-gopoh menghampiri. Tunangan Tuan Alagar begitu bertingkah ke seluruh pegawai rumah tangga selama menginap berminggu-minggu. Tangan berkacak pinggang tetap mengenakan balutan jubah tidur menutupi tubuh polosnya."Ya, Nona Celine, ada apa memanggil saya?" tanyanya sambil menunduk ketakutan."Buatkan makan siang yang banyak dan lezat," perintah putri Abimanyu semena-mena. "Tuan Alagar sungguh membuatku lelah dan kelaparan dari semalam kami tak berhenti bercumbu sampai lemas badanku ini!"Phew-w! Bi Inah dan pegawai lain sampai mau muntah mendengar jeritan dan desahan kencang gadis jalang blasteran yang dibawa pulang majikannya. Gunjingan mereka tak ada habi
Dokter Tatik tersenyum ramah ke pasien yang baru datang. "Silakan duduk Nyonya, ada keluhan apa anda kemari?" Wanita blasteran yang cantik tiba sendiri tanpa didampingi suami. Wajahnya memucat setelah berkali-kali memuntahkan isi perut tanpa sebab. Dia mengira diracuni kedua pembantu. "Dokter, seharian perutku mual muntah apa karena seseorang telah berbuat jahat padaku?""Maksud Nyonya?" tanya Dokter keheranan, dia bukan cenayang tetapi ahli kandungan."Tadi siang aku sedang makan lahap kemudian perutku melilit hebat." Celine berhenti sejenak ragu atas kata hati yang memaksa datang ke rumah sakit tanpa diketahui tunangannya. "Kalau anda tak keberatan kita lakukan test USG melihat kondisi di dalam perut mungkin masalah lambung karena jenis makanan tak sesuai menu di Eropa sana." Seringkali Dokter mendapatkan kasus sama. Ekspatriat atau wisatawan berobat gara-gara makanan tak cocok di lambung mengakibatkan sakit perut hingga diare."Mungkin Dokter benar, makanan pedas di sini tak coco
"Di mana Celine sekarang?!" sidik Tuan Setiawan Nareswara ketika putranya datang menemui di kantor. "Sudah satu bulan aku tak melihatnya!" "Masih liburan Papa, jangan khawatirkan dia sudah dewasa pasti bisa menjaga diri selama berlibur di Asia," tukas Abimanyu tenang sambil menyerahkan laporan cabang perusahaan. "Liburan kok lama sekali memangnya Celine tak kuliah?!" ketusnya kesal. "Coba kau hubungi lagi posisinya saat ini!" Duh. Ayahnya tidak bisa diajak kompromi sejak kejadian Sebastian terhadap putri Bisma. Kini putri bungsu Celine pun kena masalah karena menyerang Amirah dan Kaivan demi membela kehormatan keluarga. "Baiklah Papa, sebentar aku kontak putriku dulu." Lalu dinyalakan pengeras suara di gawai agar sang ayah turut mendengarkan percakapan mereka. Dilirik jam di dinding pukul dua siang berarti jam delapan malam di Asia. Panggilannya dijawab Celine dengan suara yang dibuat-buat seolah sedang gembira. "Hai Papa, apa kabar?" "Kamu ada di mana, sayang," tanyanya ingin t
Kehadiran Bude Tantri menambah semangat hidup Amirah Lashira yang merasa beruntung memiliki suami perhatian dan sayang terhadap keluarga serta sanak saudaranya."Kaivan itu beda banget dengan Alagar ya, 'Ra," selorohnya ketika selesai makan pagi bersama lalu pamit ke kantor mencium tangannya penuh hormat. "Dulu boro-boro suami pertamamu mengundang kami ke rumah, menengok ke Yogya pun jarang!"Amirah pun mengakui tetapi masa lalu telah berlalu."Memang Mas Ivan posesif banget kalau aku kemana-mana mendampingi, memenuhi seluruh keinginan dan sering buat kejutan seperti sekarang tetiba budeku datang boleh menginap di sini.""Mungkin karena cemas 'Ra karena tinggal aku pengganti orang tuamu sejak pakdemu tiada, kemarin Kaivan menelepon kemudian mengirim tiket pesawat agar segera ke Jakarta ternyata kamu masuk rumah sakit toh!" gerutu kesal Bude Tantri baru dikabari dan langsung berkemas ke bandara.Mulut Amirah terkunci rapat. Persoalan yang menyangkut keluarga Papa Bisma tak boleh keluar
Sudah tiga malam Alagar tidak pulang ke rumah. Hati Celine cemas luar biasa menduga sesuatu yang menjadi kesalahan sehingga tunangannya enggan berjumpa. Berulangkali dihubungi tapi tak juga diangkat panggilan penting darinya, pesan pun tak dijawab.Bedebah kau, Alagar! Umpatnya marah-marah.Bi Inah dan Sri sasaran empuk tunangan majikan yang pergi tanpa keterangan. Hanya sebuah pesan satpam depan yang sempat dikontak agar mengawasi nona muda selama berada di kediamannya. Sungguh aneh dan membingungkan mereka menghadapi perangai bengis dan kejam Celine Dupuis."Inah, kau tahu tuanmu pergi kemana?" tanyanya menyelidik."Tentu tidak tahu Nona, kami pekerja di sini bekerja beberes rumah bukan mengikuti Tuan Alagar kemanapun pergi," jawabnya sedikit mengejek sikap kekasih majikan semakin sombong dan angkuh.Celine mondar mandir menginterogasi antara dua pembantu menyebalkan sangat dibenci dirinya. "Kau Sri, apa calon suamiku juga menyampaikan pesan tiga hari ini?""Duh, Nona, 'ga mungkin T
Di kantor mewah sang CEO Kaivan menyimak seluruh laporan secara teleconference antara Paris dan Jakarta disaksikan langsung Papa Mahardika, Opa Nareswara dan Bimantara.Sementara pengacara Ronald mencatat semua menindaklanjuti percakapan penting pertemuan mereka. Hal darurat antara dua keluarga begitu berat mengingat mereka adalah besan karena pernikahan Amirah dan Kaivan. "Maafkan atas ketidaknyamanan ini, aku baru juga tahu bila bisnis anakmu sedang ada masalah," tutur Tuan Setiawan Nareswara jujur.Tuan Mahardika memandang kesal pria tua jauh di sana, seraya mengomel, "Keluargamu terlalu turut campur dalam pernikahan anakku padahal sama sekali tak peduli keberadaan menantuku sebelumnya."Dengan malu lawan bicaranya mengaku salah. Seharusnya mereka bertemu saling mengenal lebih dulu bukan situasi gawat seperti ini. "Kau benar, Tuan Mahardika," sahutnya berusaha menahan emosi besan. "Tindakan Kaivan tidak salah agar kami dapat pelajaran dan mencoba memperbaiki lagi mempererat hubung
"Brengsek!" maki Aabid saat melihat kakaknya duduk santai membaca di buku di tepi kolam renang. "Ternyata kau bersembunyi di rumah orang tuamu sendiri!"Tawa Alagar menggelegar.Raut wajah adiknya bersungut-sungut lalu menghempaskan diri di kursi panjang. Dari satpam di kediamannya mendapat laporan Celine dan Aabid beradu mulut menanyakan keberadaan tuan rumah. "Buat apa ke rumah bukannya menelepon aku dulu!" tegurnya mengejek."Buang saja gawaimu kalau sudah mati total, bila perlu kau juga ikut di dalamnya," balas Aabid kesal. "Berapa kali dihubungi tapi tidak satupun tersambung!""Oh, sorry, gawai memang sengaja aku matikan dari pagi." Alagar lupa saking asyik menikmati hari-hari tanpa pengacau hidupnya lagi. Tertegun Aabid menatapnya."Kalau berkeberatan bertunangan kenapa kau yang pergi dari rumahmu sendiri, pria kok tidak punya wibawa sama sekali?!" Kakak beradik terlibat pembicaraan tentang gadis jalang sudah sebulan tinggal di kediaman Alagar Hakim dan menguasai para pegawainy