Sudah tiga malam Alagar tidak pulang ke rumah. Hati Celine cemas luar biasa menduga sesuatu yang menjadi kesalahan sehingga tunangannya enggan berjumpa. Berulangkali dihubungi tapi tak juga diangkat panggilan penting darinya, pesan pun tak dijawab.Bedebah kau, Alagar! Umpatnya marah-marah.Bi Inah dan Sri sasaran empuk tunangan majikan yang pergi tanpa keterangan. Hanya sebuah pesan satpam depan yang sempat dikontak agar mengawasi nona muda selama berada di kediamannya. Sungguh aneh dan membingungkan mereka menghadapi perangai bengis dan kejam Celine Dupuis."Inah, kau tahu tuanmu pergi kemana?" tanyanya menyelidik."Tentu tidak tahu Nona, kami pekerja di sini bekerja beberes rumah bukan mengikuti Tuan Alagar kemanapun pergi," jawabnya sedikit mengejek sikap kekasih majikan semakin sombong dan angkuh.Celine mondar mandir menginterogasi antara dua pembantu menyebalkan sangat dibenci dirinya. "Kau Sri, apa calon suamiku juga menyampaikan pesan tiga hari ini?""Duh, Nona, 'ga mungkin T
Di kantor mewah sang CEO Kaivan menyimak seluruh laporan secara teleconference antara Paris dan Jakarta disaksikan langsung Papa Mahardika, Opa Nareswara dan Bimantara.Sementara pengacara Ronald mencatat semua menindaklanjuti percakapan penting pertemuan mereka. Hal darurat antara dua keluarga begitu berat mengingat mereka adalah besan karena pernikahan Amirah dan Kaivan. "Maafkan atas ketidaknyamanan ini, aku baru juga tahu bila bisnis anakmu sedang ada masalah," tutur Tuan Setiawan Nareswara jujur.Tuan Mahardika memandang kesal pria tua jauh di sana, seraya mengomel, "Keluargamu terlalu turut campur dalam pernikahan anakku padahal sama sekali tak peduli keberadaan menantuku sebelumnya."Dengan malu lawan bicaranya mengaku salah. Seharusnya mereka bertemu saling mengenal lebih dulu bukan situasi gawat seperti ini. "Kau benar, Tuan Mahardika," sahutnya berusaha menahan emosi besan. "Tindakan Kaivan tidak salah agar kami dapat pelajaran dan mencoba memperbaiki lagi mempererat hubung
"Brengsek!" maki Aabid saat melihat kakaknya duduk santai membaca di buku di tepi kolam renang. "Ternyata kau bersembunyi di rumah orang tuamu sendiri!"Tawa Alagar menggelegar.Raut wajah adiknya bersungut-sungut lalu menghempaskan diri di kursi panjang. Dari satpam di kediamannya mendapat laporan Celine dan Aabid beradu mulut menanyakan keberadaan tuan rumah. "Buat apa ke rumah bukannya menelepon aku dulu!" tegurnya mengejek."Buang saja gawaimu kalau sudah mati total, bila perlu kau juga ikut di dalamnya," balas Aabid kesal. "Berapa kali dihubungi tapi tidak satupun tersambung!""Oh, sorry, gawai memang sengaja aku matikan dari pagi." Alagar lupa saking asyik menikmati hari-hari tanpa pengacau hidupnya lagi. Tertegun Aabid menatapnya."Kalau berkeberatan bertunangan kenapa kau yang pergi dari rumahmu sendiri, pria kok tidak punya wibawa sama sekali?!" Kakak beradik terlibat pembicaraan tentang gadis jalang sudah sebulan tinggal di kediaman Alagar Hakim dan menguasai para pegawainy
"Mas," panggil Amirah manja memegang lengan kekar suaminya sebelum berangkat bekerja. "Nanti aku dan Bude pergi berbelanja, boleh ya, Mas?!" "Nanti aku yang antar kebetulan tidak banyak rapat di kantor, memang kamu beli apa saja 'sih kok mendadak begini?" tanya Kaivan pensaran. Istrinya menunjukkan baju hamil yang mulai ketat. Oh, dua bayi kembar menggelembung di perut Amirah tak muat dan sesak. Padahal itu baru dibeli sebulan lalu ternyata dugaan mereka salah setelah pemeriksaan USG menyatakan janinnya laki-laki dan perempuan. "Ini loh Mas buktinya, kalau kamu 'ga percaya!" "Iya sayang, iya nanti kita beli baru berapa stel karena masih dua bulan lagi melahirkan berarti dedek bayinya makin besar ya 'Ra?" Serta merta Amirah mengangguk sang suami tampan memang sangat perhatian. Bersyukur tak salah jika dia menikahinya. "Nanti sebelum Mas pulang dari kantor hubungi aku supaya bersiap-siap jadi 'ga lama nunggu kita bisa langsung berangkat." Okay. Dikecupnya kening istri tersayang da
"Mas, Celine 'ga ada di rumahmu, barusan 'Bi Inah bilang dia pergi naik taksi," lapor Aabid usai mendatangi kediaman kakaknya. Suasana sunyi sepi tak terdengar lengkingan putri Abimanyu yang sok berkuasa ketika sang pemilik pergi. "Apa 'Bi Inah tahu kemana perginya brengsek itu?" Alagar mulai cemas memikirkan hal buruk yang terjadi bila terus membiarkan gadis jalang tetap di kota ini. Seperti dikejar-kejar wanita iblis yang memaksa terus bermaksiat setiap waktu tanpa kenal lelah melalaikan tugas dan pekerjaannya. Tak mungkin menikahi Celine Dupuis demi melukai hati Amirah Lashira. Buang-buang energi saja huh! "Ga tahu katanya, tunanganmu tidak membawa barang-barangnya cuma berpakaian rapih terus keluar tanpa pamit ke orang rumah," balas Aabid lagi. Duh, bule sialan bikin pusing sejagat raya! Desis Alagar Hakim. Jakarta cukup luas mudah tersesat bagi gadis buta peta jalan di ibukota. Entah kemana pergi tak ada yang tahu. Agenda jahat Celine telah berakhir ketika mereka bertunang
Caci maki bersahut-sahutan membuat situasi kediaman Amirah dan Kaivan berada dalam zona perang. Nyonya rumah pantang menyerah melawan tamu tidak diundang bagai musuh bebuyutan. Celine kesurupan seenaknya saja menuduh putri Bisma sebagai penghancur kebahagiaan dia dan Alagar. Tak ada jalan lain pulang baginya ke Perancis selain menggandeng mantan suami Amirah untuk menikah di sana usai kedapatan mengandung menyesakkan melanda hidupnya. "Aku tahu dirimu sedang hamil berusia delapan minggu!" Amirah pun membongkar kedok jahat sepupunya sudah bosan menutupi demi nama baik keluarga Papa Bisma Nareswara. Putri Abimanyu membelalak. "Darimana kau tahu hal itu?!" Ganti Istri Kaivan mencibir kelakuan buruk Celine memanfaatkan mantan suami demi membalas dendam. "Kita memeriksakan ke rumah sakit dan dokter kandungan yang sama, lagipula wajahmu mirip denganku tentulah jadi pertanyaan Dokter Tatik karena kau memaksa untuk menggugurkannya!" Celaka! Semua informasi disimpan rapat telah terbuka
"Senang bertemu anda lagi, Tuan Kaivan." Bimantara menjabat tangan sang CEO meredakan kemarahan yang hampir tidak bisa dikendalikan lagi. "Sorry, aku datang terlambat karena kemacetan dari bandara ke sini." "Tak masalah, yang penting akhirnya kau datang sebelum ku habisi putri Abimanyu!" sungut Kaivan emosi. Tawa Bimantara berderai sambil menepuk bahu suami Amirah. "Jangan lumuri tanganmu untuk gadis kotor seperti dia," tuduhnya ke Celine Dupuis. "Sudah terlalu baik kau terhadap keluarganya mengangkat martabat dari kebangkrutan dan kini bangkit membangun bisnis kembali." Begitulah Kaivan yang didesak istrinya sendiri agar tak berbuat lebih kejam membalas keluarga Papa Bisma memilih menyelamatkan ekonomi mereka. Dan semua juga karena bayi dikandung Amirah mengalahkan sisi gelap suaminya. Putri bungsu Abimanyu makin tersudut menunduk malu. Duduk serba salah setelah kedatangan Bimantara yang begitu tiba-tiba. Opa Nareswara pasti mengutusnya untuk membawanya pulang ke Paris. Sial! "M
Pesta pernikahan Celine dan Benedicto berlangsung lancar dan meriah setelah dua minggu kepulangannya dari Asia. Hubungan mereka berangsur bahagia setelah pria itu kecewa dikhianati tunangan Luisa Esperanza mengakui tak mencintai memilih menjadi simpanan pria tua kaya raya untuk memuaskan gaya hidupnya. Senator Andres langsung memutuskan Luisa setelah melihat photo dan video seksi mereka di sebuah kolam renang di kota kecil Spanyol. Tuan Nareswara berhasil meruntuhkan kekuasaan dan wibawa besan sebelum rekaman itu dipublikasi menyebar ke seluruh penjuru dunia. Benar-benar keluarga memalukan! Belum lagi putrinya Sophia juga melakukan hal sama persis ayahnya. Kekasihnya senator Fernando mendapat teguran keras darinya agar selamanya menjauh dari keluarga Abimanyu Nareswara. Kekacauan dan kerusakan luar biasa menimpa kehidupan mereka. Dalam jamuan makan malam, Tuan Nareswara yang duduk berdekatan Tuan Andres berjabat tangan setelah menyelesaikan seluruh masalah. Cucu mereka tampak baha