Lambaian tangan Celine Dupuis mengiringi kepergian Alagar Hakim menuju kantor walau hari sudah siang. Kekasihnya bersikeras mengambil berkas penting berjanji untuk pulang secepatnya. Terserahlah, aku sudah puas! Gumannya sambil menutup pintu."Inahh-h!" panggilnya menggelegar seolah dia nyonya rumah.Dari dapur keluar Bi Inah tergopoh-gopoh menghampiri. Tunangan Tuan Alagar begitu bertingkah ke seluruh pegawai rumah tangga selama menginap berminggu-minggu. Tangan berkacak pinggang tetap mengenakan balutan jubah tidur menutupi tubuh polosnya."Ya, Nona Celine, ada apa memanggil saya?" tanyanya sambil menunduk ketakutan."Buatkan makan siang yang banyak dan lezat," perintah putri Abimanyu semena-mena. "Tuan Alagar sungguh membuatku lelah dan kelaparan dari semalam kami tak berhenti bercumbu sampai lemas badanku ini!"Phew-w! Bi Inah dan pegawai lain sampai mau muntah mendengar jeritan dan desahan kencang gadis jalang blasteran yang dibawa pulang majikannya. Gunjingan mereka tak ada habi
Dokter Tatik tersenyum ramah ke pasien yang baru datang. "Silakan duduk Nyonya, ada keluhan apa anda kemari?" Wanita blasteran yang cantik tiba sendiri tanpa didampingi suami. Wajahnya memucat setelah berkali-kali memuntahkan isi perut tanpa sebab. Dia mengira diracuni kedua pembantu. "Dokter, seharian perutku mual muntah apa karena seseorang telah berbuat jahat padaku?""Maksud Nyonya?" tanya Dokter keheranan, dia bukan cenayang tetapi ahli kandungan."Tadi siang aku sedang makan lahap kemudian perutku melilit hebat." Celine berhenti sejenak ragu atas kata hati yang memaksa datang ke rumah sakit tanpa diketahui tunangannya. "Kalau anda tak keberatan kita lakukan test USG melihat kondisi di dalam perut mungkin masalah lambung karena jenis makanan tak sesuai menu di Eropa sana." Seringkali Dokter mendapatkan kasus sama. Ekspatriat atau wisatawan berobat gara-gara makanan tak cocok di lambung mengakibatkan sakit perut hingga diare."Mungkin Dokter benar, makanan pedas di sini tak coco
"Di mana Celine sekarang?!" sidik Tuan Setiawan Nareswara ketika putranya datang menemui di kantor. "Sudah satu bulan aku tak melihatnya!" "Masih liburan Papa, jangan khawatirkan dia sudah dewasa pasti bisa menjaga diri selama berlibur di Asia," tukas Abimanyu tenang sambil menyerahkan laporan cabang perusahaan. "Liburan kok lama sekali memangnya Celine tak kuliah?!" ketusnya kesal. "Coba kau hubungi lagi posisinya saat ini!" Duh. Ayahnya tidak bisa diajak kompromi sejak kejadian Sebastian terhadap putri Bisma. Kini putri bungsu Celine pun kena masalah karena menyerang Amirah dan Kaivan demi membela kehormatan keluarga. "Baiklah Papa, sebentar aku kontak putriku dulu." Lalu dinyalakan pengeras suara di gawai agar sang ayah turut mendengarkan percakapan mereka. Dilirik jam di dinding pukul dua siang berarti jam delapan malam di Asia. Panggilannya dijawab Celine dengan suara yang dibuat-buat seolah sedang gembira. "Hai Papa, apa kabar?" "Kamu ada di mana, sayang," tanyanya ingin t
Kehadiran Bude Tantri menambah semangat hidup Amirah Lashira yang merasa beruntung memiliki suami perhatian dan sayang terhadap keluarga serta sanak saudaranya."Kaivan itu beda banget dengan Alagar ya, 'Ra," selorohnya ketika selesai makan pagi bersama lalu pamit ke kantor mencium tangannya penuh hormat. "Dulu boro-boro suami pertamamu mengundang kami ke rumah, menengok ke Yogya pun jarang!"Amirah pun mengakui tetapi masa lalu telah berlalu."Memang Mas Ivan posesif banget kalau aku kemana-mana mendampingi, memenuhi seluruh keinginan dan sering buat kejutan seperti sekarang tetiba budeku datang boleh menginap di sini.""Mungkin karena cemas 'Ra karena tinggal aku pengganti orang tuamu sejak pakdemu tiada, kemarin Kaivan menelepon kemudian mengirim tiket pesawat agar segera ke Jakarta ternyata kamu masuk rumah sakit toh!" gerutu kesal Bude Tantri baru dikabari dan langsung berkemas ke bandara.Mulut Amirah terkunci rapat. Persoalan yang menyangkut keluarga Papa Bisma tak boleh keluar
Sudah tiga malam Alagar tidak pulang ke rumah. Hati Celine cemas luar biasa menduga sesuatu yang menjadi kesalahan sehingga tunangannya enggan berjumpa. Berulangkali dihubungi tapi tak juga diangkat panggilan penting darinya, pesan pun tak dijawab.Bedebah kau, Alagar! Umpatnya marah-marah.Bi Inah dan Sri sasaran empuk tunangan majikan yang pergi tanpa keterangan. Hanya sebuah pesan satpam depan yang sempat dikontak agar mengawasi nona muda selama berada di kediamannya. Sungguh aneh dan membingungkan mereka menghadapi perangai bengis dan kejam Celine Dupuis."Inah, kau tahu tuanmu pergi kemana?" tanyanya menyelidik."Tentu tidak tahu Nona, kami pekerja di sini bekerja beberes rumah bukan mengikuti Tuan Alagar kemanapun pergi," jawabnya sedikit mengejek sikap kekasih majikan semakin sombong dan angkuh.Celine mondar mandir menginterogasi antara dua pembantu menyebalkan sangat dibenci dirinya. "Kau Sri, apa calon suamiku juga menyampaikan pesan tiga hari ini?""Duh, Nona, 'ga mungkin T
Di kantor mewah sang CEO Kaivan menyimak seluruh laporan secara teleconference antara Paris dan Jakarta disaksikan langsung Papa Mahardika, Opa Nareswara dan Bimantara.Sementara pengacara Ronald mencatat semua menindaklanjuti percakapan penting pertemuan mereka. Hal darurat antara dua keluarga begitu berat mengingat mereka adalah besan karena pernikahan Amirah dan Kaivan. "Maafkan atas ketidaknyamanan ini, aku baru juga tahu bila bisnis anakmu sedang ada masalah," tutur Tuan Setiawan Nareswara jujur.Tuan Mahardika memandang kesal pria tua jauh di sana, seraya mengomel, "Keluargamu terlalu turut campur dalam pernikahan anakku padahal sama sekali tak peduli keberadaan menantuku sebelumnya."Dengan malu lawan bicaranya mengaku salah. Seharusnya mereka bertemu saling mengenal lebih dulu bukan situasi gawat seperti ini. "Kau benar, Tuan Mahardika," sahutnya berusaha menahan emosi besan. "Tindakan Kaivan tidak salah agar kami dapat pelajaran dan mencoba memperbaiki lagi mempererat hubung
"Brengsek!" maki Aabid saat melihat kakaknya duduk santai membaca di buku di tepi kolam renang. "Ternyata kau bersembunyi di rumah orang tuamu sendiri!"Tawa Alagar menggelegar.Raut wajah adiknya bersungut-sungut lalu menghempaskan diri di kursi panjang. Dari satpam di kediamannya mendapat laporan Celine dan Aabid beradu mulut menanyakan keberadaan tuan rumah. "Buat apa ke rumah bukannya menelepon aku dulu!" tegurnya mengejek."Buang saja gawaimu kalau sudah mati total, bila perlu kau juga ikut di dalamnya," balas Aabid kesal. "Berapa kali dihubungi tapi tidak satupun tersambung!""Oh, sorry, gawai memang sengaja aku matikan dari pagi." Alagar lupa saking asyik menikmati hari-hari tanpa pengacau hidupnya lagi. Tertegun Aabid menatapnya."Kalau berkeberatan bertunangan kenapa kau yang pergi dari rumahmu sendiri, pria kok tidak punya wibawa sama sekali?!" Kakak beradik terlibat pembicaraan tentang gadis jalang sudah sebulan tinggal di kediaman Alagar Hakim dan menguasai para pegawainy
"Mas," panggil Amirah manja memegang lengan kekar suaminya sebelum berangkat bekerja. "Nanti aku dan Bude pergi berbelanja, boleh ya, Mas?!" "Nanti aku yang antar kebetulan tidak banyak rapat di kantor, memang kamu beli apa saja 'sih kok mendadak begini?" tanya Kaivan pensaran. Istrinya menunjukkan baju hamil yang mulai ketat. Oh, dua bayi kembar menggelembung di perut Amirah tak muat dan sesak. Padahal itu baru dibeli sebulan lalu ternyata dugaan mereka salah setelah pemeriksaan USG menyatakan janinnya laki-laki dan perempuan. "Ini loh Mas buktinya, kalau kamu 'ga percaya!" "Iya sayang, iya nanti kita beli baru berapa stel karena masih dua bulan lagi melahirkan berarti dedek bayinya makin besar ya 'Ra?" Serta merta Amirah mengangguk sang suami tampan memang sangat perhatian. Bersyukur tak salah jika dia menikahinya. "Nanti sebelum Mas pulang dari kantor hubungi aku supaya bersiap-siap jadi 'ga lama nunggu kita bisa langsung berangkat." Okay. Dikecupnya kening istri tersayang da
Enam bulan kemudian."Aku terima nikahnya dan kawinnya Nayla Habiba Azhima binti Yudistira Nugraha dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" Alagar mengucap begitu tegas tanpa jeda di hadapan keluarga."Sah!" teriak penghulu mewakili keluarga besar pengantin wanita menegaskan bacaan mempelai pria begitu jelas sempurna tak terbantah. Semua bertepuk tangan bahagia dan menitikkan air mata kebahagiaan.Nyonya Nirmala terisak menyaksikan putranya menikah lagi tak sengaja beradu pandang dengan Amirah dan didapatkan senyum gembira di ujung sana. Semua mendapatkan bahagia dengan caranya masing-masing.Mantan menantu telah menikahi Kaivan kakak ipar Aabid, sekarang Alagar mengawini Nayla sepupu suami Amirah. Persaudaraan mereka semakin dekat dan akrab. Tiada permusuhan di antara mereka lagi. Usai sudah si manusia liar mengakhiri kisah hidupnya bersanding dengan anak gadisnya Om Yudis."Jaga baik-baik dan senangkan hatinya, ya sayang!""Baik 'Ma, maafin Alagar ya selama ini sudah menyusahkan Ma
Kaivan memesan menu tambahan untuknya ketika pelayan datang menyajikan lebih dulu pesanan mereka. Tawa gelinya terus bergema mengejek ipar yang tak berkutik sejak dia tiba tadi."Ayolah bro, relax!"Relax matamu! Alagar makin melotot setelah latar belakangnya dibuka satu persatu di depan Nayla dan Om Yudis. Tak ada kesempatan menjelaskan percakapan mereka didominasi ayahnya si kembar Samy dan Salsha."Om Yudis, memang brengsek ini mantan suami Amirah tetapi dia sudah banyak berubah," tutur Kaivan jujur.Mata tuanya mengamati ponakan dan kekasih Nayla duduk berdampingan. "Kau yakin, iparmu ini cukup baik karena baru saja melamar putri bungsuku?!""Ya tinggal terima atau tolak saja Om, kalau ga suka," tegas Kaivan. "Persoalan pernikahan sungguh rumit tapi semua keputusan utama pada ayahnya Nayla bukan calon suaminya!"Berbeda dengan perkawinannya. Amirah sudah menjadi janda bebas memutuskan hidupnya sendiri menikahi CEO Kaivan, sementara sepupu Nayla masih tanggung jawab ayahnya, Om Yud
Terkejut Om Yudis ketika melihat putrinya tak datang sendirian tapi membawa teman kencan. Seorang pria yang terlihat mapan berbeda usia bukan lagi seperti pacar yang dulu pernah diceritakan olehnya."Hai Papa, apa kabar?" sapa Nayla sambil memeluk dan mengecup pipi ayahnya."Hai, sayang," sambutnya senang kemudian merangkul putri kesayangan. "Maaf Mamamu 'ga bisa ikut ke sini sedang sibuk dengan keluarga kakakmu Alex baru datang mengunjunginya ke Paris."Nayla mengangguk. "It's okay, lagian Papa kenapa nengok aku 'kan sudah dewasa dan kuliah master sudah selesai, sekarang baru kerja di kantor yang baru masa harus diawasi terus!" gerutunya sebal.Tersenyum pria paruh baya mengusap kepala anak perempuan bungsu yang belum menikah lalu memandang pria asing di belakangnya tadi. "Nay, Ini siapa, kok Papa belum dikenalkan?!"Eh iya.Belum sempat putrinya berucap pria itu lebih dulu menyodorkan tangan berkenalan dengannya. "Malam Om, senang bertemu anda, aku Alagar kawannya Nayla."Kawan atau
Rindu Alagar sudah lama tak bertemu karena kesibukan pekerjaan mereka masing-masing hingga akhirnya memutuskan menghubungi Nayla teman kencan yang baru. "Hai 'Nay, apa kabarmu?""Agak sibuk di kantor belakangan ini, bossku agak menjengkelkan semua staff kena omel karena perusahaan sedang ada masalah tapi aku 'sih engga, mungkin karyawan baru jadi tak pernah sekali papasan dengannya.""Oh, okay." Alagar pun memahami gadis itu baru pindah kerja masih menyesuaikan suasana. "Terus kapan kita bisa ketemuan dong, 'Nay?""Akhir pekan aja gimana, kebetulan Papaku mau datang, yuk Mas temani aku?!" desak Nayla. Pfft! Seperti lamaran saja harus jumpa mertua."Aku dapat menemani cuma apakah tak jadi masalah bagi kamu dekat denganku?!" Pertanyaan menyakitkan buat Alagar sendiri tak ingin gadis itu sedih atau terluka akibat status duda disandangnya. Banyak orang tua menghendaki anak gadisnya menikahi pria single."Jangan begitu dong, sudah tiga bulan kita kenalan memang ga ada rencana mau serius?"
"Ra, Alagar kemana ya kok sudah berbulan-bulan tak melihatnya lagi?!" Kaivan tersadar kehilangan saudara ipar yang menjengkelkan kecuali Aabid Barak Hakim. Amirah mengangkat bahu. "Mana aku tahu, Mas! Nanti kalau sering bertanya tentangnya malah kamu uring-uringan cemburu jadi malas 'kan ribut hal itu lagi." "Tak usah cemburu wong dia sudah kalah telak dariku," sahutnya pongah. Lengannya langsung kena tepukan keras dari sang istri. "Loh, kok aku yang dipukul?" "Mas, kamu jangan begitu, kalian 'kan saudara ipar sekarang karena pernikahan Aabid dan Khirani," omel Amirah. "Mbokya dinasihati Mas Alagar supaya hidupnya berubah 'ga liar lagi, malu sama Bagas kalau sudah besar papanya sering gonta ganti perempuan." "Iya-aa cintaku, nanti aku tanya Aabid di mana manusia liar itu berada sekarang, kangen juga sudah lama 'ga berantem dengannya." Ishh. Guyonan dibalas mata melotot istrinya. Kaivan pun menghubungi suami Khirani daripada kena omelan. Ternyata brengsek itu sedang berada di Amer
Kabar kelahiran anak kembar Amirah terdengar sampai ke negeri Paman Sam. Musim dingin sepi dan sunyi tanpa seorangpun mendampingi membuat sedikit hati Alagar Hakim sedih.Mantan istri telah bahagia dengan suami kedua dan langsung memberikan dua anak sehat sempurna. Utang yang dibayar tunai setelah perceraian mengenaskan. Mengalahkannya dalam semua sisi kehidupan.Alagar kini sendiri tanpa anak istri.Putra mereka lebih gembira bersama Kaivan yang menyayangi Bagaskara sebesar cinta di lautan luas. Kadang sempat berbincang saat Bagas menginap di rumah orang tuanya agar tetap diakui sebagai ayah, bukan orang asing baginya. Dan anak itu memahami memiliki dua papa ternyata mengasyikkan juga.Dunia anak memang istimewa. Sayang dia baru merasakan arti memiliki setelah kehilangan.Di luar cafe sedang rintik hujan udaranya makin dingin. Alagar merapatkan jas menunggu reda. Tak sengaja menoleh ke seorang wanita muda saat masuk mencari kursi kosong namun sayangnya semua penuh terisi kecuali ...
Waktu persalinan yang lebih cepat dua minggu dari perkiraan dokter kandungan. Untunglah Amirah segera ditangani sebelum air ketuban pecah di jalan tadi. Kaivan benar-benar pria posesif siaga menjaga istri sampai menyiapkan keperluan sebelum ke rumah sakit tadi.Tangisan dua bayi tiba-tiba memecah keheningan di ruang operasi. Persalinan berjalan lancar, ibu dan anak kembar sehat selamat. "Terima kasih, sayang." Kecupnya di kening istri tersayang seraya berucap, "Kau telah menjadikanku suami dan ayah yang paling bahagia."Senyum Amirah mengembang, "Terimakasih juga sayang, kamu telah membuatku ibu yang sempurna bagi anak-anak kita." Persalinan kedua baginya untuk anak kembar pertama Arif Kaivan Mahardika.Sungguh kado yang istimewa bagi pernikahan mereka.Bayi kembarnya belajar menyusui, mulut Samy benar-benar melahap air susu ibunya sementara Salsha kalem tenang. Begitulah bedanya antara anak laki-laki dan perempuan.Pasien VVIP dipindahkan dari ruang operasi menuju kamar rawat inap. K
Pesta pernikahan Celine dan Benedicto berlangsung lancar dan meriah setelah dua minggu kepulangannya dari Asia. Hubungan mereka berangsur bahagia setelah pria itu kecewa dikhianati tunangan Luisa Esperanza mengakui tak mencintai memilih menjadi simpanan pria tua kaya raya untuk memuaskan gaya hidupnya. Senator Andres langsung memutuskan Luisa setelah melihat photo dan video seksi mereka di sebuah kolam renang di kota kecil Spanyol. Tuan Nareswara berhasil meruntuhkan kekuasaan dan wibawa besan sebelum rekaman itu dipublikasi menyebar ke seluruh penjuru dunia. Benar-benar keluarga memalukan! Belum lagi putrinya Sophia juga melakukan hal sama persis ayahnya. Kekasihnya senator Fernando mendapat teguran keras darinya agar selamanya menjauh dari keluarga Abimanyu Nareswara. Kekacauan dan kerusakan luar biasa menimpa kehidupan mereka. Dalam jamuan makan malam, Tuan Nareswara yang duduk berdekatan Tuan Andres berjabat tangan setelah menyelesaikan seluruh masalah. Cucu mereka tampak baha
"Senang bertemu anda lagi, Tuan Kaivan." Bimantara menjabat tangan sang CEO meredakan kemarahan yang hampir tidak bisa dikendalikan lagi. "Sorry, aku datang terlambat karena kemacetan dari bandara ke sini." "Tak masalah, yang penting akhirnya kau datang sebelum ku habisi putri Abimanyu!" sungut Kaivan emosi. Tawa Bimantara berderai sambil menepuk bahu suami Amirah. "Jangan lumuri tanganmu untuk gadis kotor seperti dia," tuduhnya ke Celine Dupuis. "Sudah terlalu baik kau terhadap keluarganya mengangkat martabat dari kebangkrutan dan kini bangkit membangun bisnis kembali." Begitulah Kaivan yang didesak istrinya sendiri agar tak berbuat lebih kejam membalas keluarga Papa Bisma memilih menyelamatkan ekonomi mereka. Dan semua juga karena bayi dikandung Amirah mengalahkan sisi gelap suaminya. Putri bungsu Abimanyu makin tersudut menunduk malu. Duduk serba salah setelah kedatangan Bimantara yang begitu tiba-tiba. Opa Nareswara pasti mengutusnya untuk membawanya pulang ke Paris. Sial! "M