My Crush, My Boss (INDONESIA)

My Crush, My Boss (INDONESIA)

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-02
Oleh:  Irish DeeTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
22 Peringkat. 22 Ulasan-ulasan
99Bab
5.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Bagaimana jika pria menyebalkan yang disukai tetapi juga dibenci karena sikapnya yang arogan, ternyata adalah bos di tempat kerja barunya? Sanggupkah Eve melalui masa magang di sana ketika Gery—sang bos—terus mencari-cari kesalahan untuk memecatnya? Lantas, bagaimana bila alur kehidupan malah membawa mereka pada perjodohan? Bisakah keduanya bersatu atau malah timbul percekcokan tanpa batas?

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Truth or Dare

“Yeayy! Giliranmu sekarang, Eve!” pekik teman-temannya bersorak.

Eve dengan santai menggelindingkan botol bekas air soda di atas alas duduk mereka. Dan botol itu berhenti di kata ‘Dare’.

“Yuhuuu! Giliranku yang kasih tantangan ke kamu, ya! Ehem, ehem!” Salah satu temannya berteriak lantang dan berdehem sebentar seolah sedang menciptakan kesan dramatis.

“Iya iyaa ... cepetan! Aku pasti bisa melakukannya, Eve gitu loh!” sesumbar Eve sambil menyilangkan lengan di depan dada.

“Kamu harus menyatakan perasaan kepada siapa pun pria yang lewat di depan kita pertama kali sejak sekarang. Oke, nggak, teman-teman?” tanya si penantang sambil meminta dukungan dari yang lain.

Kesemuanya tampak bersorak menyetujui sementara Eve terperangah menyesal.

“What? Apa-apaan itu? Perasaan dari tadi tantangannya nggak ada yang segila itu, deh! Curang, ish!” protes Eve karena merasa tantangan untuknya terlalu berisiko dan berat untuk dilakukan.

“Eiits! Gak boleh protes! Udah deal! Atau kamu mengaku kalah dan kita bubar sambil makan-makan di restoran dan kamu yang bayarin kita semua. Ya gak, gengs?” Terdengar keriuhan yang mendorong Eve untuk jangan menolak tantangan yang diberikan.

“Ish! Oke, daripada aku harus rugi banyak traktirin kalian semua, mending aku nembak cowok deh. Ya Tuhan, semoga aja cowok yang lewat pertama nanti cowok single dan ganteng,” ucap Eve sambil bersiap menerima kemungkinan terburuk sekalipun.

“Eh, tapi nanti yang ditembak Cuma yang berjalan sendirian kan? Kalau dia gandeng pasangan maka ganti yang lain aja, ya?” tanya Eve kemudian. Berbagai pikiran akan kemungkinan terburuk muncul di kepalanya. “Dan yang seumuran aja sama kita pokoknya, ya? Kalau ketuaan takutnya dia udah punya istri, gila!”

“Wkwkwk. Aturannya itu pria pertama yang lewat di depan kita. Terserah deh mau itu tua atau muda, mau sendirian atau sama selingkuhannya, gak ada urusan!” Teman-temannya mencanangkan aturan yang mana membuat Eve menyesal telah menyetujui tantangan absurd tersebut.

“Sial!” rutuk Eve berkali-kali sambil dengan dada berdebar kencang menanti siapa yang akan melewati mereka pertama kali.

Evangelin Ravenwood, atau akrab dipanggil Eve, sedang mengadakan acara perpisahan setelah wisuda dari universitas. Mereka ingin menghabiskan liburan bersama di pantai sebelum masing-masing akan menjalani dunia kerja di mana kemungkinan mereka akan sulit untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama lagi.

Entah tadi siapa yang mencetuskan ide untuk memainkan permainan Truth or Dare. Karena seru, Eve tak menolak. Lagipula sejak awal sepertinya tantangan yang diberikan adalah hal biasa yang wajar seperti mengatai teman yang duduk di sebelahnya, atau makan mie dengan level pedas tertinggi. Paling tidak, itu semua masih dikategorikan tantangan yang aman.

Lalu, kenapa ketika tiba gilirannya ia harus menembak pria pertama yang lewat, tak peduli status dan usianya pula! Sungguh penuh risiko!

Dan salah satu temannya memekik saat dari kejauhan tampak ada sepasang lelaki dan perempuan berbaju couple tengah bergandengan tangan. Astaga! Ini sih sama saja dengan bunuh diri! Ia bisa langsung ditampar pasangannya kalau nekat menyatakan perasaan.

“Hei? Kalian tidak berpikir kalau aku harus nembak dia, kan?” tanya Eve sambil memutar bola mata.

Teman-temannya tampak berdiskusi dan akhirnya menganulir sepasang muda-mudi kasmaran tersebut. Eve mengembuskan napas lega.

Tak berapa lama kemudian, muncullah sesosok pria yang bahkan dari jauh saja sudah tampak sekali ketampanannya. Tubuh atletisnya menciptakan bayangan siluet yang sungguh sempurna. Pria itu mengenakan setelan yang teramat resmi dan tak begitu cocok dikenakan di area pantai, apalagi malam begitu.

Ekspresi wajahnya tampak seolah sedang mencari keberadaan seseorang. Siapa kira-kira? Eve malah bertanya-tanya dalam hati.

“Ayo, Eve! Sekarang!” titah salah seorang temannya.

Eve gemetaran selama sedetik sebelum kemudian mementapkan hati untuk melaksanakan tantangan yang telah disepakati.

Dengan langkah pasti, Eve mendekat ke arah si pria dan berdehem meminta perhatian.

“Ehemm, Pak?” sapanya seraya nyengir tak enak.

Tidak ada tanggapan. Bahkan, pria itu sama sekali tidak menoleh ke arahnya. Apa dia tidak dengar? Eve membatin dalam diam.

Ia pun menoleh ke arah teman-temannya yang malah dengan ekspresi wajah dan lambaian tangan memaksa untuknya meneruskan aksi yang terlanjur dimulai.

“Pak. Maafkan saya, apakah Anda sedang mencari seseorang?” Akhirnya Eve memberanikan diri mencegat langkah si pria.

Pria itu masih saja memasang tampang serius dan cuek. Dan yang menjengkelkan lagi, pertanyaan Eve hanya dijawabnya dengan gelengan kepala tanpa arti.

“Apa maksudnya menggeleng, coba? Dia tidak dengar atau tidak sedang mencari seseorang? Gak jelas banget, deh!” gerutu Eve seorang diri. Ia menoleh ke arah teman-temannya yang sebagian terkikik geli dan sebagian lagi masih memaksanya untuk melanjutkan aksi.

“Eh! Pak! Anda ini bisu atau tuli atau keduanya, sih? Bisa-bisanya saya udah ngomong panjang lebar nggak ada tanggapan sama sekali!” Tak kuasa menahan lagi emosinya, Eve yang tak terbiasa diabaikan itu pun meluapkan amarah terhadap si pria.

Tanpa diduga, pria itu akhirnya menghentikan langkah dan menoleh lalu menatap tajam ke arah Eve.

“Kamu bicara padaku? Siapa yang bisu dan tuli, ha?” Suara bariton yang terdengar dalam dan sangat berwibawa keluar dari bibir si pria tampan.

Eve seolah langsung mengkerut di tempatnya. Tak disangka si pria malah berjalan mendekat ke arahnya. Sorot mata tajam bak elang yang dibingkai alis tebal itu menatap lekat Eve dengan tatapan menilai dari atas ke bawah. Sungguh cara memandang yang sama sekali tidak sopan, pikir Eve semakin kesal dengan sikap pria di hadapannya itu.

“Apa sekarang giliran kamu yang jadi bisu dan tuli, hm? Gadis bodoh!” sergah si pria sambil menyipitkan mata seolah meremehkan Eve.

“Habisnya Anda diam saja seperti saya ini angin lalu—“

“Tidak selamanya orang harus menanggapi tingkah absurd para gadis labil seperti kalian, kan?” tudingnya ke arah kerumunan teman-teman Eve yang jelas-jelas memang tengah menyaksikan adu mulut yang terjadi di antara mereka.

Oh, sepertinya pria ini memang sedari awal sudah curiga bahwa ia sedang dijadikan targetnya dan teman-temannya, pantas saja sikapnya begitu menyebalkan dan tidak merespon sama sekali.

Eve tak bisa berkata-kata. Disebut gadis labil absurd bukan prestasi di depan pria tampan nan rupawan di hadapannya ini. Sungguh bukan hal yang bisa dikenang sebagai bagian dari memori liburannya kali ini.

Sambil tak lupa melempar tatapan menghunus lagi ke arah Eve, pria itu pergi dengan langkah lebarnya, menjauh dari Eve yang masih terpekur tak tahu harus bagaimana. Untung saja dia belum sempat menyatakan perasaan atas dasar tuntutan teman-temannya kepada pria tadi. Bisa malu berat kalau sampai ditolak mentah-mentah!

Dengan jengkel, Eve mengentakkan kakinya dan berbalik ke arah teman-temannya. Sebagian menghibur dan sebagian lagi malah membuatnya semakin kesal dengan berkomentar menyalahkannya,

“Kamu sih, pakai ngatain bisu dan tuli segala. Sembarangan sekali!”

“Iya! Batal deh dapat kenalan pria keren maksimal gitu! Siapa tahu dia penyelamat kamu dari status jomlo saat ini!”

Eve mendecakkan lidahnya sebal. “Keren kalau sikapnya kaku begitu mendingan aku single aja deh. Bisa sial seumur hidup kalau punya pacar sepertinya!”

***

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
100%(22)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
22 Peringkat · 22 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
xoxo
good story
2024-10-15 22:15:15
0
user avatar
lutfi08
suka banget sama ceritanya, semangat terus, Kak.
2024-02-24 11:16:24
0
user avatar
Sandi Putra Cikal
Gak bisa berhnti bacanya
2024-02-23 22:04:57
0
user avatar
Leni Nurleni LN
Ceritanya bagus... Lanjut Thor
2024-02-23 21:56:24
0
default avatar
princeskinan49
Ceritanya bagus. Ketagihan bacanya
2024-02-23 21:02:40
0
user avatar
RESYAD
Ceritanya dari bab saja buat penasaran. eve dan gerry kalau bersatu seru kali. lanjut thor. ...
2024-02-23 17:24:03
0
default avatar
yuyunitaa
Penasaran sama kelanjutan kisah Eve dan Gery. Semangat update, Thor.
2024-02-23 14:35:51
0
user avatar
Weka
Wah, baru nemu ini certa
2024-02-23 13:45:15
0
user avatar
Agung99
keren banget kak ceritanya, menarik setiap hari nungguin up nya
2024-02-23 13:20:53
0
default avatar
anggypranindya
Keren kak ceritanya. Semangat Eve
2024-02-23 12:36:34
0
user avatar
Nanda Utami
wah menarik ni ceritanya, lanjut thor
2024-02-23 11:58:28
0
user avatar
Rf««
menarik kak.. lanjut terus ya penasarran nih sama kelanjutannya
2024-02-23 11:10:25
0
user avatar
Cindi82
Semangat Eve ada neneknya Gery yang akan menyelamatkanmu
2024-02-23 11:08:32
0
user avatar
Dara rahman
Permaninan membawa sial sekaligus keberuntungan, keren Eve. Bagus banget ceritanya.
2024-02-23 09:41:23
0
user avatar
Nofiyani
Haaa ...Ada-ada aja tapi keren...Sayang banget harus inget kejadian di pantau sabarrr yaa hadapo bossmuu...
2024-02-23 09:04:28
0
  • 1
  • 2
99 Bab
1. Truth or Dare
“Yeayy! Giliranmu sekarang, Eve!” pekik teman-temannya bersorak.Eve dengan santai menggelindingkan botol bekas air soda di atas alas duduk mereka. Dan botol itu berhenti di kata ‘Dare’. “Yuhuuu! Giliranku yang kasih tantangan ke kamu, ya! Ehem, ehem!” Salah satu temannya berteriak lantang dan berdehem sebentar seolah sedang menciptakan kesan dramatis.“Iya iyaa ... cepetan! Aku pasti bisa melakukannya, Eve gitu loh!” sesumbar Eve sambil menyilangkan lengan di depan dada.“Kamu harus menyatakan perasaan kepada siapa pun pria yang lewat di depan kita pertama kali sejak sekarang. Oke, nggak, teman-teman?” tanya si penantang sambil meminta dukungan dari yang lain.Kesemuanya tampak bersorak menyetujui sementara Eve terperangah menyesal.“What? Apa-apaan itu? Perasaan dari tadi tantangannya nggak ada yang segila itu, deh! Curang, ish!” protes Eve karena merasa tantangan untuknya terlalu berisiko dan berat untuk dilakukan.“Eiits! Gak boleh protes! Udah deal! Atau kamu mengaku kalah dan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-11
Baca selengkapnya
2. Hari Pertama Kerja
Sekembalinya Eve ke rumah, ia langsung bersiap untuk bekerja di Vinestra Group. Itu adalah sebuah perusahaan besar di pusat kota New York di mana Eve baru saja diterima bekerja di sana setelah proses panjang interview dan tes kompetitif terlampaui. Maklum, perusahaan bonafid tersebut memang menarik banyak peminat dari para mahasiswa fresh graduate untuk melamar. Sehingga persaingan cukup ketat.Beruntung sekali Eve turut lolos dan mendapatkan surat panggilan kerja mulai esok, hari Senin di awal bulan Juli. Anak gadis semata wayang dari pasangan muda Pak James Ravenwood dan Bu Kate Ravenwood itu berhasil memikat penilaian positif dari sang kepala bagian HRD karena berhasil meyakinkan bahwa dirinya siap dikejar target deadline dan mampu bekerja sama dengan tim.Ia sudah mempersiapkan segala rupa yang dibutuhkan dari mulai baju kerja, menyetrikanya ulang dengan rapi bahkan selepas dari laundry. Ia ingin memastikan hari pertama bekerjanya sempurna. Bahkan tas kerja pun telah disesuaikanny
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-11
Baca selengkapnya
3. Bosku, Rivalku
“P-perusahaan Anda?” tanya Eve tergagap. Tentu saja ia memang sudah mengira kalau pria itu berkedudukan tinggi. Hal itu sudah tampak nyata dari penampilan serta banyaknya karyawan yang menunduk tadi kala berpapasan dengannya di koridor. Tapi pemilik Vinestra? Astaga! Ini sungguh bencana bagi Eve! “Benar kamu diterima di perusahaanku? Sial!” rutuk si pria dengan tampang geram. “Panggil kepala HRD dan suruh menghadapku secepatnya selepas jam makan siang nanti!” titah pria itu sambil kepalanya menoleh ke sisi kiri di mana berdiri seorang pria muda yang sedari tadi mengikutinya. Mungkin itu asistennya, pikir Eve mengira-ngira. Namun, ia tak sempat kalau harus menyelidiki kebenaran mengenai hal itu sebab kini pikirannya telah dikuasai kecemasan. Untuk apa pria tadi memanggil kepala HRD? Apa dia akan memecat Eve? Astaga! Benar-benar gawat! “Tunggu! Maafkan saya untuk kesalahan waktu di pantai itu, Pak. Tapi tidak seharusnya Anda mencampur-adukkan masalah di luar perusahaan, bukan? Ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-11
Baca selengkapnya
4. Dominasi Sang Bos
Sepanjang meeting berlangsung, Gery terlihat tenang dan masih menguasai dirinya. Ia terus mencoba fokus dengan data-data yangs edang dipresentasikan oleh salah seorang manager yang ia pantau juga dari berkas yang ada di hadapannya. Beberapa kali kelebat gadis manis tadi membayang di ingatan tapi cepat-cepat diusirnya. Ia harus fokus ke meeting itu karena kalau tidak nanti saat ditanyai oleh sang nenek, ia bisa gagap bila tak memahami semuanya dengan detail. Ya, neneknya adalah sang penguasa tunggal di Vinestra. Memang dia lah CEO-nya, tapi sebenarnya pemegang keputusan tertinggi masih neneknya. Nyonya Daphne Foster, meskipun sudah berusia lanjut, tetap masih bisa berpikir kritis dan tak mau menyerahkan semua urusan perusahaan kepada cucunya karena beberapa alasan. Khususnya karena ada sedikit kelabilan sifat pada cucunya itu oleh sebab kejadian masa silam yang cukup membuat siapa pun mengalami traumatis yang parah. Itulah sebabnya Nyonya Daphne masih terus mengawal jalannya kepemim
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-11
Baca selengkapnya
5. Otoritas Sang Nenek
Ruangan pribadi Nyonya Daphne dirancang khusus untuk bersantai dan dibuat senyaman mungkin untuk manula bangsawan sepertinya. Dia sudah tak aktif mengurus perusahaan. Dia hanya bertindak mengontrol cucunya agar Gery Foster tidak kumat di masa labilnya saja. Wanita dengan tampilan khas bangsawan yang selalu rapi dengan busana kerja semi formalnya itu tengah menyesap teh herbal hangat siang itu. Ya, beliau tak lagi mau meminum minuman dingin karena terbukti itu bisa membahayakan tenggorokan tuanya. Sesiang dan segerah apa pun, minuman hangat selalu menjadi pilihannya untuk diminum. “Nyonya, ada yang ingin bertemu,” lapor seorang wanita separuh baya yang adalah asisten pribadinya baik di kantor maupun di rumah. Wanita itu sudah mengabdi sejak Nyonya Daphne masih berusia muda dan baru menikah dnegan Darren Foster, mendiang kakek Gery. Mereka berdua pasangan suami istri yang bahu membahu memperbesar perusahaan keluarga itu hingga akhirnya menjadi sebesar sekarang. Dan semakin besar di baw
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-11
Baca selengkapnya
6. Siapa yang Salah?
Sang asisten telah ditugaskan memanggil Gery untuk datang ke ruangan Nyonya Daphne. Dan setelah beberapa lama Eve menunggu dengan hati berdebar kencang, akhirnya terdengar juga suara pintu dibuka dan langkah kaki sang CEO dingin itu masuk menuju ke arah di mana Eve duduk dan menunduk dalam.“Kamu?” seru Gery yang terheran dengan menampakkan kerutan dalam di keningnya melihat sosok gadis yang sedari tadi membuatnya murka itu telah berada di ruangan sang nenek.“Untuk apa gadis ini di sini, Oma?” tanya Gery beralih kepada Nyonya Daphne.Nyonya Daphne dengan santai menghirup minumannya dan memasang wajah tanpa ekspresi.“Apa begitu adab kamu menyambut tamu, Gery? Meskipun dia adalah bawahan kamu, tapi di ruangan ini dia adalah tamuku. Tidak sepatutnya kamu bersikap seperti itu di hadapan tamu.” Nyonya Daphne menegur sang cucu. Hal itu spontan membuat Eve sedikit terguncang. Rupanya benar kata Dave bahwa nenek Gery sepertinya tidak bersikap memihak pada Gery meskipun beliau adalah cucunya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-16
Baca selengkapnya
7. Dave, Si Asisten Pengkhianat
“Yess! Nyonya Daphne memang keren banget sih. Duh, pengen peluk aja rasanya!” ujar Eve selama dalam perjalanannya kembali ke ruangan sendiri. Di sana, ia berpapasan kembali dengan Dave yang mungkin hendak ke ruangan bosnya. Segera saja Eve menghampiri pria muda yang wajahnya lumayan tampan meskipun dengan kacamata kerja yang modelnya kurang gaul. “Dave! Makasih banyak, ya!” Serta merta Eve menggenggam dua tangan Dave dan berlompatan mengajak pria itu menari-nari kegirangan. “Hei, kau berhasil? Keren!” Dave ikut bersorak karena kebahagiaan Eve yang terpancar jelas dari wajah gadis itu begitu menghipnotisnya, menular kepadanya. Eve hanya mengangguk penuh semangat lalu bersorak, “Dan itu semua karena bantuanmu! Untung saja kamu langsung menyebut nama sakti itu, Dave.” Sungguh, kalau saja Dave perempuan, Eve tak akan ragu untuk langsung memeluk atau bahkan menciumi kedua pipinya. Sayangnya dia pria sehingga hal itu tak mungkin dilakukan. “Haha, mungkin memang sudah takdirmu bekerja d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-11
Baca selengkapnya
8. Persulit Saja Hidupnya!
Pada sisa hari itu, Gery uring-uringan terus. Ia mengomeli Dave dan juga beberapa manager yang kebetulan ada kesempatan menemuinya sore itu. Semuanya sampai bertanya-tanya kenapa dengan bos mereka. Terlihat sekali kalau suasana hatinya sedang buruk.“Kenapa dengan Pak Gery?” tanya Bu Jenni, manager marketing yang adalah atasan Eve.Dave yang ditanyai hanya mengedikkan bahu. Ia sendiri pun jadi tak enak hati karena suasana kerja tak nyaman lagi. Tak biasa-biasanya Pak Gery seperti itu setelah kejadian sekitar dua tahun lalu ketika ada masalah sangat pribadi yang membelit pria itu.Wanita itu lantas melangkah masuk ke ruangan CEO untuk menemui Pak Gery yang tadi saat di sambungan paralel kantor memanggilnya dengan nada suara yang terdengar sangat geram. Ia jadi sedikit takut apakah telah berbuat kesalahan atau apa sehingga sampai dipanggil mendadak begitu tanpa ada perlu sebelumnya.Di dalam, tampak pria tinggi itu sedang duduk di balik meja kerjanya dengan tatapan menunduk ke arah berk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-13
Baca selengkapnya
9. Menguak Sosok Eve
Keesokan paginya, Sofia menyerahkan dokumen hasil penyelidikannya mengenai Eve. Sebuah berkas tebal yang berisi data diri, riwayat pendidikan serta hasil wawancara psikologi dari perusahaan Vinestra ditambah dengan data lain yang dicari dan amati sendiri oleh orang suruhan Sofia lengkap di situ.Nyonya Daphne yang baru sjaa selesai menghabiskan teh hangat paginya langsung menerima dan memeriksa lembaran demi lembaran berkas tersebut. Beberapa kali ia tampak berdecak kagum atau berdehem sedikit, tapi matanya tetap fokus seolah tak ingin ada yang terlewat ia periksa.“Luar biasa! Sudah kuduga Eve ini gadis yang lumayan istimewa. Betul begitu, kan, Sofia?” komentar Nyonya Daphne setelah menghabiskan beberapa lama memeriksa berkas di tangannya.“Betul sekali, Nyonya. Hampir tidak ada cacat dalam catatan prestasi dan hasil nilai selama pendidikannya. Juga sikap di luaran dan di keluarga terbilang cukup baik dan harmonis. Untuk kehidupan sosialnya, ia banyak bergaul dengan teman kuliah yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-15
Baca selengkapnya
10. Sang "Calon" Terakhir
Dan malam itu Gery tak keluar rumah. Ia yang biasanya lebih suka menghabiskan malam di cafe atau studio langganannya untuk menghilangkan stres sehabis bekerja dengan main billiard dan minum-minum bersama teman atau para kolega bisnisnya pun harus mengalah dan diam di rumah untuk menanti jam makan malam bersama sang nenek tersayang.Sudah diduganya bahwa sang nenek punya sesuatu yang penting untuk dibicarakan karena tak biasanya wanita itu memintanya makan malam di rumah. Ya, selama ini Nyonya Daphne memang memberikan kebebasan untuk Gery di malam hari karena seharian sudah menyetirnya selama di perusahaan. Wanita bijaksana itu tentu tahu bahwa pemuda seusia Gery pasti juga butuh waktu untuk sendiri, menikmati hidupnya sebagai pemuda tanpa kekangan dan pengawasan ketat dari neneknya.“Apa aku mengganggu rencana besarmu malam ini, Gery?” tanya Nyonya Daphne ketika mereka akhirnya berkumpul di ruang makan besar dengan meja lonjong besar nan mewah yang sayangnya hanya akan ditempati oleh
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-16
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status