Hoek! Hoek! Amirah berlari kencang ke kamar mandi. Sarapan pagi terbuang percuma. Baru tiga bulan menikah tiba-tiba hormonnya sudah berubah. Jangan-jangan, hoek! Kembali memuntahkan segalanya. Kaivan terkejut bukan main. Baru hendak keluar rumah terdengar suara keras mengagetkan. Mengejar sampai ke kamar utama, istrinya ditemukan membungkuk menahan sesuatu. "Ra, kamu kenapa?" tanyanya bingung. "Entah Mas, terasa mual dan nyeri barusan di perutku." Wajah Amirah memerah berkeringat merasakan dalam hidup pernah mengandung Bagaskara dengan situasi mencekam seperti ini. Tapi dulu Alagar tak sekalipun menemani di saat dia membutuhkan perhatian dan kasih sayang apalagi sedang hamil anak kandungnya. Handuk kecil dikucuri air hangat kemudian diperas Kaivan untuk mengusap rupa Amirah berantakan. "Ayolah sayang, sebaiknya kita ke dokter, kondisimu membuatku cemas," ucapnya lembut sambil mengecup kening. "Ga usah Mas, nanti saja kalau kamu sudah pulang kerja," tolaknya halus tak mau menyus
Read more