"Hai, sayang!" Sapaan mesra di depan pintu membuyarkan lamunan namun bukan dari mulut Amirah."Keparat kau!" desis Kaivan marah menoleh gadis jalang penggoda mantan kekasihnya di Eropa. "Mau apa ke sini, kita sudah tak ada urusan lagi!""Oh, mon amour, aku datang untukmu!" Celine menghampiri langsung memeluk pujaan hati lama dinanti.Kaivan mengelak dari pelukan iblis wanita tetapi gadis itu malah luruh erat menyentuhnya. "Apa matamu buta tak bisa melihat aku sudah menikahi Amirah, dan istriku sekarang hamil huh?!""Kesempatan kita berbagi kasih sayang yang tertunda," rayu Celine tak tahu malu menjamah rahang keras Kaivan, dan mengecup pelan bibir sang kekasih. "Pernikahan tak menghalangi kau dan aku bersama."Buru-buru CEO tampan mengusap ciuman beraroma niat busuk. "Jangan pernah kau lakukan itu lagi jika tak mau aku lempar dari gedung ini!"Jari jemari Celine Dupuis mengusik kancing kemeja putih miliknya. Dan Kaivan baru tersadar putri Abimanyu memiliki rencana jahat sampai betah b
Makan malam keluarga Nareswara terasa sunyi hanya denting sendok dan garpu lincah menyuap namun sepi dari percakapan. Anak, cucu dan menantu berkumpul semua tetapi tak satupun berani berbicara. Mata tua Tuan Setiawan Nareswara mengamati satu persatu yang hadir setelah beberapa menit mereka mulai makan. Cucunya hilang satu. "Abimanyu, di mana putrimu?" tanyanya heran. "Mengapa hanya Sebastian yang datang?" Bukan putranya yang menjawab namun menantu Sophia. "Maafkan Celine tidak bisa hadir makan malam, Papa," sahutnya berpura-pura. "Dia sedang berlibur bersama teman-temannya ke Asia." "Berlibur di saat bisnis keluarga genting begini?" bentak Tuan Nareswara kesal. "Bukankah kalian sudah pergi ke Barcelone berminggu-minggu lamanya sampai suamimu tak berangkat bekerja ke kantor?!" "Papa, kami 'kan menengok keluarga Sophia tak enak jika hanya beberapa hari saja di sana," dalih Abimanyu. Emosi pria paruh baya itu kian meninggi. Anak dan menantu memilih bersenang-senang dalam ekonomi ya
Dokter yang menangani Amirah begitu terkejut seharusnya jadwal periksa pasien selesai satu jam laiu namun malah pasien ditemui dalam situasi tak sadarkan diri. "Apa yang terjadi dengan Nyonya Amirah?"Kaivan pun berterus terang, "Sedikit perdebatan kecil tadi istriku sedikit mengamuk di kantor tak aku sangka hampir terjatuh di depan lift tadi.""Apa terjadi benturan keras mengenai kepala atau kandungan?" selidik dokter sebelum mengambil tindakan medis yang diperlukan. "Tidak, Dok!" jawab Kaivan tegas. "Aku berhasil memeluk istriku secepat mungkin.""Baiklah, silakan anda berada di luar kami akan memeriksa keadaannya secara intensif," tukas Dokter Tatik."Tidak, aku suaminya berhak mendampingi istriku." Tatapan tajam menghujam menembus mata sang dokter yang akhirnya mengijinkan dia tetap berada di ruang pemeriksaan.Dengan sesegera mungkin pasien ibu hamil dicek tensi darah dan detak jantungnya sampai test USG untuk memantau kondisi kandungannya yang sudah genap 7 bulan.Wow. Dokter T
Kedatangan Alex dan Aabid nyaris bersamaan di rumah sakit. Mereka belum dapat menjenguk Amirah walau sudah siuman namun akhirnya dibiarkan istirahat tertidur memulihkan pikiran dan tenaga.Keduanya meyerahkan bingkisan buah dan kue kesukaan ibu hamil. Aabid meletakkan koper kecil berisi baju ganti ke lemari. Kamar rawat inap dengan interior mewah berfasilitas kursi pijat, shower minimalis, sofa tamu dan meja makan terpisah. Satu ruang tidur untuk penunggu pasien dan perawat 24 jam memantau."Thanks Bro, kalian sudah mau datang!" ucap Kaivan sungguh-sungguh. "Amirah belum pulih untuk diajak berbicara, dan perlu dirawat sementara ini."Alex langsung membuka pertanyaan membuat Aabid ikut terkejut tak menduga Celine Dupuis yang kini jadi tunangan Alagar ialah sepupu Amirah. "Bagaimana kau tahu Celine putri adiknya Tuan Bisma?"Dia belum melihat sekalipun. Acara nujuh bulan kemarin tak bisa dihadiri karena masih menginap di rumah orang tua Melani. Secara singkat Kaivan menjelaskan awal mas
Kelopak mata Amirah membuka perlahan yang didapati senyum Kaivan menawan. "Mas, kok aku berada di sini," tanyanya heran. Dinding putih di seluruh ruangan, dan ranjang rumah sakit tempat berbaring sekarang."Ga pa-pa cuma untuk pemulihan kesehatan saja, kamu sudah baikan, sayang?" sapa Kaivan lembut sambil mengusap-usap puncak kepala istrinya, sesekali mengelus pipi halus ibu dari Bagaskara.Hangat. Chemistry cinta mereka terbangun kembali sampai Amirah mengingat mengapa dia sampai di rumah sakit bukan kantor suami. "Kau mencoba mengkhianati pernikahan kita, Mas!" tuduhnya kuat.Gelengan Kaivan mendebatnya. "Tak akan pernah, cintaku lebih tangguh dari mantan suamimu karena hanya kamu satu-satunya wanita yang pantas menjadi ibu dari kedua anak kembarku!"What-tt! Bola mata Amirah membelalak. "Kita mempunyai anak kembar?""Ya, sayang," jawab suaminya penuh keyakinan. "Dokter telah melakukan pemeriksaan menyeluruh termasuk kandunganmu sehat dan bagus, bayinya berjenis laki-laki dan peremp
Alagar belum tahu sama sekali yang terjadi dengan mantan istri sedang dirawat di rumah sakit. Tunangan Celine pandai bersilat lidah memutarbalikkan fakta. Terlihat normal wajar seperti biasa melayani putra Andi Hakim bagai raja demi menutupi niat busuknya."Mon amour, bagaimana rencana pernikahan kita?" desaknya penuh harapan "Pernikahan?!" Tersentak Alagar memandang gadis blasteran meringkuk dalam pelukan. "Sayang, kita baru satu bulan saling mengenal terlalu cepat bagiku untuk menikah lagi." Celine kecewa atas kata-katanya. Mantan suami Amirah ternyata belum bertekuk lutut seluruhnya. Taktik diperjuangkan selama ini sia-sia. Alagar baru setengah rasa mencintai putri Abimanyu. "Ayolah, kau 'kan sudah berjanji padaku di Bali segera meresmikan hubungan kita sampai menikah!" "Dengarkan aku," sahutnya serius. "Bagaimana keluargamu di Perancis tak perlukah bertemu meminta restu?" Senyum rahasia di bibir Celine. "Keluargaku tak jadi masalah jika kita buat kejutan untuk mereka, saya
Lambaian tangan Celine Dupuis mengiringi kepergian Alagar Hakim menuju kantor walau hari sudah siang. Kekasihnya bersikeras mengambil berkas penting berjanji untuk pulang secepatnya. Terserahlah, aku sudah puas! Gumannya sambil menutup pintu."Inahh-h!" panggilnya menggelegar seolah dia nyonya rumah.Dari dapur keluar Bi Inah tergopoh-gopoh menghampiri. Tunangan Tuan Alagar begitu bertingkah ke seluruh pegawai rumah tangga selama menginap berminggu-minggu. Tangan berkacak pinggang tetap mengenakan balutan jubah tidur menutupi tubuh polosnya."Ya, Nona Celine, ada apa memanggil saya?" tanyanya sambil menunduk ketakutan."Buatkan makan siang yang banyak dan lezat," perintah putri Abimanyu semena-mena. "Tuan Alagar sungguh membuatku lelah dan kelaparan dari semalam kami tak berhenti bercumbu sampai lemas badanku ini!"Phew-w! Bi Inah dan pegawai lain sampai mau muntah mendengar jeritan dan desahan kencang gadis jalang blasteran yang dibawa pulang majikannya. Gunjingan mereka tak ada habi
Dokter Tatik tersenyum ramah ke pasien yang baru datang. "Silakan duduk Nyonya, ada keluhan apa anda kemari?" Wanita blasteran yang cantik tiba sendiri tanpa didampingi suami. Wajahnya memucat setelah berkali-kali memuntahkan isi perut tanpa sebab. Dia mengira diracuni kedua pembantu. "Dokter, seharian perutku mual muntah apa karena seseorang telah berbuat jahat padaku?""Maksud Nyonya?" tanya Dokter keheranan, dia bukan cenayang tetapi ahli kandungan."Tadi siang aku sedang makan lahap kemudian perutku melilit hebat." Celine berhenti sejenak ragu atas kata hati yang memaksa datang ke rumah sakit tanpa diketahui tunangannya. "Kalau anda tak keberatan kita lakukan test USG melihat kondisi di dalam perut mungkin masalah lambung karena jenis makanan tak sesuai menu di Eropa sana." Seringkali Dokter mendapatkan kasus sama. Ekspatriat atau wisatawan berobat gara-gara makanan tak cocok di lambung mengakibatkan sakit perut hingga diare."Mungkin Dokter benar, makanan pedas di sini tak coco