Kedatangan Alex dan Aabid nyaris bersamaan di rumah sakit. Mereka belum dapat menjenguk Amirah walau sudah siuman namun akhirnya dibiarkan istirahat tertidur memulihkan pikiran dan tenaga.Keduanya meyerahkan bingkisan buah dan kue kesukaan ibu hamil. Aabid meletakkan koper kecil berisi baju ganti ke lemari. Kamar rawat inap dengan interior mewah berfasilitas kursi pijat, shower minimalis, sofa tamu dan meja makan terpisah. Satu ruang tidur untuk penunggu pasien dan perawat 24 jam memantau."Thanks Bro, kalian sudah mau datang!" ucap Kaivan sungguh-sungguh. "Amirah belum pulih untuk diajak berbicara, dan perlu dirawat sementara ini."Alex langsung membuka pertanyaan membuat Aabid ikut terkejut tak menduga Celine Dupuis yang kini jadi tunangan Alagar ialah sepupu Amirah. "Bagaimana kau tahu Celine putri adiknya Tuan Bisma?"Dia belum melihat sekalipun. Acara nujuh bulan kemarin tak bisa dihadiri karena masih menginap di rumah orang tua Melani. Secara singkat Kaivan menjelaskan awal mas
Kelopak mata Amirah membuka perlahan yang didapati senyum Kaivan menawan. "Mas, kok aku berada di sini," tanyanya heran. Dinding putih di seluruh ruangan, dan ranjang rumah sakit tempat berbaring sekarang."Ga pa-pa cuma untuk pemulihan kesehatan saja, kamu sudah baikan, sayang?" sapa Kaivan lembut sambil mengusap-usap puncak kepala istrinya, sesekali mengelus pipi halus ibu dari Bagaskara.Hangat. Chemistry cinta mereka terbangun kembali sampai Amirah mengingat mengapa dia sampai di rumah sakit bukan kantor suami. "Kau mencoba mengkhianati pernikahan kita, Mas!" tuduhnya kuat.Gelengan Kaivan mendebatnya. "Tak akan pernah, cintaku lebih tangguh dari mantan suamimu karena hanya kamu satu-satunya wanita yang pantas menjadi ibu dari kedua anak kembarku!"What-tt! Bola mata Amirah membelalak. "Kita mempunyai anak kembar?""Ya, sayang," jawab suaminya penuh keyakinan. "Dokter telah melakukan pemeriksaan menyeluruh termasuk kandunganmu sehat dan bagus, bayinya berjenis laki-laki dan peremp
Alagar belum tahu sama sekali yang terjadi dengan mantan istri sedang dirawat di rumah sakit. Tunangan Celine pandai bersilat lidah memutarbalikkan fakta. Terlihat normal wajar seperti biasa melayani putra Andi Hakim bagai raja demi menutupi niat busuknya."Mon amour, bagaimana rencana pernikahan kita?" desaknya penuh harapan "Pernikahan?!" Tersentak Alagar memandang gadis blasteran meringkuk dalam pelukan. "Sayang, kita baru satu bulan saling mengenal terlalu cepat bagiku untuk menikah lagi." Celine kecewa atas kata-katanya. Mantan suami Amirah ternyata belum bertekuk lutut seluruhnya. Taktik diperjuangkan selama ini sia-sia. Alagar baru setengah rasa mencintai putri Abimanyu. "Ayolah, kau 'kan sudah berjanji padaku di Bali segera meresmikan hubungan kita sampai menikah!" "Dengarkan aku," sahutnya serius. "Bagaimana keluargamu di Perancis tak perlukah bertemu meminta restu?" Senyum rahasia di bibir Celine. "Keluargaku tak jadi masalah jika kita buat kejutan untuk mereka, saya
Lambaian tangan Celine Dupuis mengiringi kepergian Alagar Hakim menuju kantor walau hari sudah siang. Kekasihnya bersikeras mengambil berkas penting berjanji untuk pulang secepatnya. Terserahlah, aku sudah puas! Gumannya sambil menutup pintu."Inahh-h!" panggilnya menggelegar seolah dia nyonya rumah.Dari dapur keluar Bi Inah tergopoh-gopoh menghampiri. Tunangan Tuan Alagar begitu bertingkah ke seluruh pegawai rumah tangga selama menginap berminggu-minggu. Tangan berkacak pinggang tetap mengenakan balutan jubah tidur menutupi tubuh polosnya."Ya, Nona Celine, ada apa memanggil saya?" tanyanya sambil menunduk ketakutan."Buatkan makan siang yang banyak dan lezat," perintah putri Abimanyu semena-mena. "Tuan Alagar sungguh membuatku lelah dan kelaparan dari semalam kami tak berhenti bercumbu sampai lemas badanku ini!"Phew-w! Bi Inah dan pegawai lain sampai mau muntah mendengar jeritan dan desahan kencang gadis jalang blasteran yang dibawa pulang majikannya. Gunjingan mereka tak ada habi
Dokter Tatik tersenyum ramah ke pasien yang baru datang. "Silakan duduk Nyonya, ada keluhan apa anda kemari?" Wanita blasteran yang cantik tiba sendiri tanpa didampingi suami. Wajahnya memucat setelah berkali-kali memuntahkan isi perut tanpa sebab. Dia mengira diracuni kedua pembantu. "Dokter, seharian perutku mual muntah apa karena seseorang telah berbuat jahat padaku?""Maksud Nyonya?" tanya Dokter keheranan, dia bukan cenayang tetapi ahli kandungan."Tadi siang aku sedang makan lahap kemudian perutku melilit hebat." Celine berhenti sejenak ragu atas kata hati yang memaksa datang ke rumah sakit tanpa diketahui tunangannya. "Kalau anda tak keberatan kita lakukan test USG melihat kondisi di dalam perut mungkin masalah lambung karena jenis makanan tak sesuai menu di Eropa sana." Seringkali Dokter mendapatkan kasus sama. Ekspatriat atau wisatawan berobat gara-gara makanan tak cocok di lambung mengakibatkan sakit perut hingga diare."Mungkin Dokter benar, makanan pedas di sini tak coco
"Di mana Celine sekarang?!" sidik Tuan Setiawan Nareswara ketika putranya datang menemui di kantor. "Sudah satu bulan aku tak melihatnya!" "Masih liburan Papa, jangan khawatirkan dia sudah dewasa pasti bisa menjaga diri selama berlibur di Asia," tukas Abimanyu tenang sambil menyerahkan laporan cabang perusahaan. "Liburan kok lama sekali memangnya Celine tak kuliah?!" ketusnya kesal. "Coba kau hubungi lagi posisinya saat ini!" Duh. Ayahnya tidak bisa diajak kompromi sejak kejadian Sebastian terhadap putri Bisma. Kini putri bungsu Celine pun kena masalah karena menyerang Amirah dan Kaivan demi membela kehormatan keluarga. "Baiklah Papa, sebentar aku kontak putriku dulu." Lalu dinyalakan pengeras suara di gawai agar sang ayah turut mendengarkan percakapan mereka. Dilirik jam di dinding pukul dua siang berarti jam delapan malam di Asia. Panggilannya dijawab Celine dengan suara yang dibuat-buat seolah sedang gembira. "Hai Papa, apa kabar?" "Kamu ada di mana, sayang," tanyanya ingin t
Kehadiran Bude Tantri menambah semangat hidup Amirah Lashira yang merasa beruntung memiliki suami perhatian dan sayang terhadap keluarga serta sanak saudaranya."Kaivan itu beda banget dengan Alagar ya, 'Ra," selorohnya ketika selesai makan pagi bersama lalu pamit ke kantor mencium tangannya penuh hormat. "Dulu boro-boro suami pertamamu mengundang kami ke rumah, menengok ke Yogya pun jarang!"Amirah pun mengakui tetapi masa lalu telah berlalu."Memang Mas Ivan posesif banget kalau aku kemana-mana mendampingi, memenuhi seluruh keinginan dan sering buat kejutan seperti sekarang tetiba budeku datang boleh menginap di sini.""Mungkin karena cemas 'Ra karena tinggal aku pengganti orang tuamu sejak pakdemu tiada, kemarin Kaivan menelepon kemudian mengirim tiket pesawat agar segera ke Jakarta ternyata kamu masuk rumah sakit toh!" gerutu kesal Bude Tantri baru dikabari dan langsung berkemas ke bandara.Mulut Amirah terkunci rapat. Persoalan yang menyangkut keluarga Papa Bisma tak boleh keluar
Sudah tiga malam Alagar tidak pulang ke rumah. Hati Celine cemas luar biasa menduga sesuatu yang menjadi kesalahan sehingga tunangannya enggan berjumpa. Berulangkali dihubungi tapi tak juga diangkat panggilan penting darinya, pesan pun tak dijawab.Bedebah kau, Alagar! Umpatnya marah-marah.Bi Inah dan Sri sasaran empuk tunangan majikan yang pergi tanpa keterangan. Hanya sebuah pesan satpam depan yang sempat dikontak agar mengawasi nona muda selama berada di kediamannya. Sungguh aneh dan membingungkan mereka menghadapi perangai bengis dan kejam Celine Dupuis."Inah, kau tahu tuanmu pergi kemana?" tanyanya menyelidik."Tentu tidak tahu Nona, kami pekerja di sini bekerja beberes rumah bukan mengikuti Tuan Alagar kemanapun pergi," jawabnya sedikit mengejek sikap kekasih majikan semakin sombong dan angkuh.Celine mondar mandir menginterogasi antara dua pembantu menyebalkan sangat dibenci dirinya. "Kau Sri, apa calon suamiku juga menyampaikan pesan tiga hari ini?""Duh, Nona, 'ga mungkin T