"Ayolah sayang, katanya kau mau jalan-jalan menikmati pulau Bali," gugah Alagar mengecup bibir Celine."Nanti saja, mon amour - cintaku," kilahnya halus membalas kecupan sang kekasih. "Aku masih lelah dengan perjalanan panjang dari Perancis ke sini, belum lagi harus pergi ke Bali bersamamu akhir pekan ini."Alagar pun memaklumi. Gadis muda ini lebih senang menghangatkan ranjang panas daripada memilih untuk berjemur di pantai. Sedikit aneh, tapi ditampikkan pikiran ikut senang ajakan Celine beristirahat lebih lama di di dalam kamar hotel terus bercumbu sampai harus memesan makanan dari tempat tidur mereka.Pesonanya luar biasa. Begitupun bujuk rayunya begitu dahsyat tak seperti Amirah maupun gadis-gadis jalang yang dikencani sebelumnya. Keinginan merubah diri terlupakan dalam buaian gairah nafsu Celine Dupuis.Gadis misterius datang tiba-tiba memberi semangat berbeda. Alagar merasa mulai jatuh cinta.------------"Mas, kau ada di mana kok kantormu sepi melompong?" tanya Aabid heran ket
Prosesi nujuh bulan berlangsung lancar. Kaivan dan Amirah berharap bayinya sehat selamat saat persalinan didoakan keluarga dan handai taulan. Ibu mertua tak kalah gembira memiliki dua cucu sekaligus dari kedua anaknya."Van, bayinya perempuan atau laki-laki?" Nyonya Rima bertanya di sela waktu makan siang bersama.Kaivan menggeleng. "Belum tahu, kami baru akan memeriksa kandungan istriku usai acara ini, dokternya juga sama menangani kelahiran putrinya Khirani.""Iya, Mama Rima," timpal Amirah. "Mas Ivan 'sih ga sabaran apalagi Bagas pengen cepat-cepat punya adik, katanya mau persis seperti adik Keysha.""Terus kalau kembar gimana 'Ra?" sela Bude Tantri mengingat adiknya Ajeng Adiratna sempat keguguran dua bayi kembar di usia kehamilan 5 bulan karena situasi keluarga Bisma Nareswara sedang berseteru. Fisik dan psikis istrinya tak kuat saat itu.Waduh. Amirah melirik ragu ke Kaivan. Mengurus Bagaskara sudah cukup merepotkan apalagi jika dua bayi sekaligus. "Gimana Mas, kalau anak kita k
Celine beranjak dari sofa buru-buru mendekati Amirah yang sedang sendirian di meja makan. Kesempatan berbicara sebelum dia dan Alagar pulang. Ditengoknya Kaivan sibuk menggendong Keysha putri dari adiknya sedang bergembira bersama Bagaskara di tengah keluarga mereka.Dicengkram lengan sepupu agar fokus memenuhi keinginannya. "Akhirnya kita berjumpa juga, Amirah!""Singkirkan tanganku, Celine!" makinya terkejut jalang itu berani menemui. "Apa yang kau lakukan di sini?""Balas dendam tentunya!" Kilat cahaya jahat terlihat dari mata putri Paman Abimanyu. "Gara-gara merampas Kaivan dariku semua bisnis orang tuaku jadi berantakan!"No way. Amirah tersinggung suaminya disalahkan demikian. "Itu bukan karena Mas Ivan tetapi pengelolaan perusahaan ayahmu yang tak beres, Bimantara yang bilang begitu padaku!"Bimantara seusia Alagar. Orang kepercayaan Opa Nareswara begitu sulit ditaklukan hatinya. Tidak menyukai perilaku Celine sering gonta ganti pasangan. Cucu brengsek sama seperti Sebastian da
Lepas makan siang Kaivan terus bekerja nyaris melupakan janji mengantar istri ke dokter kandungan meski Amirah telah mengingatkan dari kemarin. Menunggu jam buka kantor di Eropa untuk melakukan pertemuan penting melalui teleconference siang ini. Sekretaris Marie menyiapkan berkas yang dibutuhkan CEO Kaivan. Rapatnya di kantor pimpinan didampingi pengacara Ronald yang sudah siap dari tadi. Layar besar terpampang di dinding, asisten Marco memimpin di Perancis dihadiri beberapa pemilik perusahaan kolega mereka. "Bonjour, Monsieur Kaivan," sapanya di tengah rapat. "Monsieur Delano, Antoine, Alain dan Benoit bersama kita sekarang." "Bonjour Marco, kau catat segala yang diminta mereka agar menjadi catatan perbaikan di perusahaan kita," perintahnya tegas berwibawa di antara pimpinan asing yang terlihat tegang dan serius menghadapi masalah bisnis belakangan ini. "D'accord - baiklah." Asisten bekerja cekatan mendengarkan keluh kesah dan permintaan kolega mereka. Bisnis sedikit terpuruk mem
"Hai, sayang!" Sapaan mesra di depan pintu membuyarkan lamunan namun bukan dari mulut Amirah."Keparat kau!" desis Kaivan marah menoleh gadis jalang penggoda mantan kekasihnya di Eropa. "Mau apa ke sini, kita sudah tak ada urusan lagi!""Oh, mon amour, aku datang untukmu!" Celine menghampiri langsung memeluk pujaan hati lama dinanti.Kaivan mengelak dari pelukan iblis wanita tetapi gadis itu malah luruh erat menyentuhnya. "Apa matamu buta tak bisa melihat aku sudah menikahi Amirah, dan istriku sekarang hamil huh?!""Kesempatan kita berbagi kasih sayang yang tertunda," rayu Celine tak tahu malu menjamah rahang keras Kaivan, dan mengecup pelan bibir sang kekasih. "Pernikahan tak menghalangi kau dan aku bersama."Buru-buru CEO tampan mengusap ciuman beraroma niat busuk. "Jangan pernah kau lakukan itu lagi jika tak mau aku lempar dari gedung ini!"Jari jemari Celine Dupuis mengusik kancing kemeja putih miliknya. Dan Kaivan baru tersadar putri Abimanyu memiliki rencana jahat sampai betah b
Makan malam keluarga Nareswara terasa sunyi hanya denting sendok dan garpu lincah menyuap namun sepi dari percakapan. Anak, cucu dan menantu berkumpul semua tetapi tak satupun berani berbicara. Mata tua Tuan Setiawan Nareswara mengamati satu persatu yang hadir setelah beberapa menit mereka mulai makan. Cucunya hilang satu. "Abimanyu, di mana putrimu?" tanyanya heran. "Mengapa hanya Sebastian yang datang?" Bukan putranya yang menjawab namun menantu Sophia. "Maafkan Celine tidak bisa hadir makan malam, Papa," sahutnya berpura-pura. "Dia sedang berlibur bersama teman-temannya ke Asia." "Berlibur di saat bisnis keluarga genting begini?" bentak Tuan Nareswara kesal. "Bukankah kalian sudah pergi ke Barcelone berminggu-minggu lamanya sampai suamimu tak berangkat bekerja ke kantor?!" "Papa, kami 'kan menengok keluarga Sophia tak enak jika hanya beberapa hari saja di sana," dalih Abimanyu. Emosi pria paruh baya itu kian meninggi. Anak dan menantu memilih bersenang-senang dalam ekonomi ya
Dokter yang menangani Amirah begitu terkejut seharusnya jadwal periksa pasien selesai satu jam laiu namun malah pasien ditemui dalam situasi tak sadarkan diri. "Apa yang terjadi dengan Nyonya Amirah?"Kaivan pun berterus terang, "Sedikit perdebatan kecil tadi istriku sedikit mengamuk di kantor tak aku sangka hampir terjatuh di depan lift tadi.""Apa terjadi benturan keras mengenai kepala atau kandungan?" selidik dokter sebelum mengambil tindakan medis yang diperlukan. "Tidak, Dok!" jawab Kaivan tegas. "Aku berhasil memeluk istriku secepat mungkin.""Baiklah, silakan anda berada di luar kami akan memeriksa keadaannya secara intensif," tukas Dokter Tatik."Tidak, aku suaminya berhak mendampingi istriku." Tatapan tajam menghujam menembus mata sang dokter yang akhirnya mengijinkan dia tetap berada di ruang pemeriksaan.Dengan sesegera mungkin pasien ibu hamil dicek tensi darah dan detak jantungnya sampai test USG untuk memantau kondisi kandungannya yang sudah genap 7 bulan.Wow. Dokter T
Kedatangan Alex dan Aabid nyaris bersamaan di rumah sakit. Mereka belum dapat menjenguk Amirah walau sudah siuman namun akhirnya dibiarkan istirahat tertidur memulihkan pikiran dan tenaga.Keduanya meyerahkan bingkisan buah dan kue kesukaan ibu hamil. Aabid meletakkan koper kecil berisi baju ganti ke lemari. Kamar rawat inap dengan interior mewah berfasilitas kursi pijat, shower minimalis, sofa tamu dan meja makan terpisah. Satu ruang tidur untuk penunggu pasien dan perawat 24 jam memantau."Thanks Bro, kalian sudah mau datang!" ucap Kaivan sungguh-sungguh. "Amirah belum pulih untuk diajak berbicara, dan perlu dirawat sementara ini."Alex langsung membuka pertanyaan membuat Aabid ikut terkejut tak menduga Celine Dupuis yang kini jadi tunangan Alagar ialah sepupu Amirah. "Bagaimana kau tahu Celine putri adiknya Tuan Bisma?"Dia belum melihat sekalipun. Acara nujuh bulan kemarin tak bisa dihadiri karena masih menginap di rumah orang tua Melani. Secara singkat Kaivan menjelaskan awal mas