Tak sadar Kaivan lupa janjinya sendiri. Tengah malam baru selesai membalas email dan menyiapkan catatan sekretaris dan pengacara perusahaan. Setengah mengantuk beranjak ke kamar atas tanpa sempat berganti baju lagi. Amirah sudah terlelap pulas. Setelah pernikahan belum berbuat apa-apa. Bagaskara selalu ingin tidur di antara mereka merasa tetap hangat di musim dingin. Keluarga kecil Kaivan berkumpul di satu ranjang yang besar. Kemeja putih dilepaskan lalu dihempaskan ke sofa. Kaivan menyibak selimut dan berbaring tenang di atas ranjang. Tersenyum bahagia di saat kelopak mata perlahan memejam. Akhirnya dia berhasil menikahi Amirah. Uhmm! Guman wanita di samping tiba-tiba berbalik memeluknya. Terkejut membuka mata melihat tangan istri mengusap dada berotot Kaivan. Rasa kantuknya berubah gairah. Gaun tidur tipis bertali kecil membentuk lekuk tubuh termasuk dua bulatan menonjol yang hampir dijamah sepupu keparat Amirah. Perutnya rata walau pernah melahirkan seorang putra dan menyusuin
Hoek! Hoek! Amirah berlari kencang ke kamar mandi. Sarapan pagi terbuang percuma. Baru tiga bulan menikah tiba-tiba hormonnya sudah berubah. Jangan-jangan, hoek! Kembali memuntahkan segalanya. Kaivan terkejut bukan main. Baru hendak keluar rumah terdengar suara keras mengagetkan. Mengejar sampai ke kamar utama, istrinya ditemukan membungkuk menahan sesuatu. "Ra, kamu kenapa?" tanyanya bingung. "Entah Mas, terasa mual dan nyeri barusan di perutku." Wajah Amirah memerah berkeringat merasakan dalam hidup pernah mengandung Bagaskara dengan situasi mencekam seperti ini. Tapi dulu Alagar tak sekalipun menemani di saat dia membutuhkan perhatian dan kasih sayang apalagi sedang hamil anak kandungnya. Handuk kecil dikucuri air hangat kemudian diperas Kaivan untuk mengusap rupa Amirah berantakan. "Ayolah sayang, sebaiknya kita ke dokter, kondisimu membuatku cemas," ucapnya lembut sambil mengecup kening. "Ga usah Mas, nanti saja kalau kamu sudah pulang kerja," tolaknya halus tak mau menyus
Di sebuah klub malam, Alagar menyesap gelas minuman memabukkan tanpa henti mencoba menghilangkan rasa sakit hati dan nyeri ditinggalkan mantan istri menikah lagi. Kehamilan Amirah penyebab dia berulangkali menyesali kesalahan di masa lalu juga kekalahan telak setelah Kaivan berhasil menikahi ibu Bagaskara tanpa diketahui kerabat keluarga yang lain. Baru sepulang dari Paris berita menyesakkan sampai ke telinga Alagar. Resepsi pernikahan di kediaman Kaivan lebih mewah dan megah dari pernikahan Alagar dan Amirah dulu. Dia hanya tahu mengawini wanita itu tanpa memahami arti perkawinan bagi dirinya sendiri. Tegukan kedua tandas air di gelas. Bartender kembali menuang sesuai pesanan pelanggan VVIP klub malam ternama. Alagar memilih mabuk lalu pulang ke rumah tanpa harus memikirkan apa-apa. Malam akhir pekan yang ramai silih berganti wanita cantik melirik tapi dia tak menggubrisnya. Kecuali sosok gadis di tengah meja bar sendirian tanpa teman seperti Alagar. Beberapa kali beradu pandang
"Ayolah sayang, katanya kau mau jalan-jalan menikmati pulau Bali," gugah Alagar mengecup bibir Celine."Nanti saja, mon amour - cintaku," kilahnya halus membalas kecupan sang kekasih. "Aku masih lelah dengan perjalanan panjang dari Perancis ke sini, belum lagi harus pergi ke Bali bersamamu akhir pekan ini."Alagar pun memaklumi. Gadis muda ini lebih senang menghangatkan ranjang panas daripada memilih untuk berjemur di pantai. Sedikit aneh, tapi ditampikkan pikiran ikut senang ajakan Celine beristirahat lebih lama di di dalam kamar hotel terus bercumbu sampai harus memesan makanan dari tempat tidur mereka.Pesonanya luar biasa. Begitupun bujuk rayunya begitu dahsyat tak seperti Amirah maupun gadis-gadis jalang yang dikencani sebelumnya. Keinginan merubah diri terlupakan dalam buaian gairah nafsu Celine Dupuis.Gadis misterius datang tiba-tiba memberi semangat berbeda. Alagar merasa mulai jatuh cinta.------------"Mas, kau ada di mana kok kantormu sepi melompong?" tanya Aabid heran ket
Prosesi nujuh bulan berlangsung lancar. Kaivan dan Amirah berharap bayinya sehat selamat saat persalinan didoakan keluarga dan handai taulan. Ibu mertua tak kalah gembira memiliki dua cucu sekaligus dari kedua anaknya."Van, bayinya perempuan atau laki-laki?" Nyonya Rima bertanya di sela waktu makan siang bersama.Kaivan menggeleng. "Belum tahu, kami baru akan memeriksa kandungan istriku usai acara ini, dokternya juga sama menangani kelahiran putrinya Khirani.""Iya, Mama Rima," timpal Amirah. "Mas Ivan 'sih ga sabaran apalagi Bagas pengen cepat-cepat punya adik, katanya mau persis seperti adik Keysha.""Terus kalau kembar gimana 'Ra?" sela Bude Tantri mengingat adiknya Ajeng Adiratna sempat keguguran dua bayi kembar di usia kehamilan 5 bulan karena situasi keluarga Bisma Nareswara sedang berseteru. Fisik dan psikis istrinya tak kuat saat itu.Waduh. Amirah melirik ragu ke Kaivan. Mengurus Bagaskara sudah cukup merepotkan apalagi jika dua bayi sekaligus. "Gimana Mas, kalau anak kita k
Celine beranjak dari sofa buru-buru mendekati Amirah yang sedang sendirian di meja makan. Kesempatan berbicara sebelum dia dan Alagar pulang. Ditengoknya Kaivan sibuk menggendong Keysha putri dari adiknya sedang bergembira bersama Bagaskara di tengah keluarga mereka.Dicengkram lengan sepupu agar fokus memenuhi keinginannya. "Akhirnya kita berjumpa juga, Amirah!""Singkirkan tanganku, Celine!" makinya terkejut jalang itu berani menemui. "Apa yang kau lakukan di sini?""Balas dendam tentunya!" Kilat cahaya jahat terlihat dari mata putri Paman Abimanyu. "Gara-gara merampas Kaivan dariku semua bisnis orang tuaku jadi berantakan!"No way. Amirah tersinggung suaminya disalahkan demikian. "Itu bukan karena Mas Ivan tetapi pengelolaan perusahaan ayahmu yang tak beres, Bimantara yang bilang begitu padaku!"Bimantara seusia Alagar. Orang kepercayaan Opa Nareswara begitu sulit ditaklukan hatinya. Tidak menyukai perilaku Celine sering gonta ganti pasangan. Cucu brengsek sama seperti Sebastian da
Lepas makan siang Kaivan terus bekerja nyaris melupakan janji mengantar istri ke dokter kandungan meski Amirah telah mengingatkan dari kemarin. Menunggu jam buka kantor di Eropa untuk melakukan pertemuan penting melalui teleconference siang ini. Sekretaris Marie menyiapkan berkas yang dibutuhkan CEO Kaivan. Rapatnya di kantor pimpinan didampingi pengacara Ronald yang sudah siap dari tadi. Layar besar terpampang di dinding, asisten Marco memimpin di Perancis dihadiri beberapa pemilik perusahaan kolega mereka. "Bonjour, Monsieur Kaivan," sapanya di tengah rapat. "Monsieur Delano, Antoine, Alain dan Benoit bersama kita sekarang." "Bonjour Marco, kau catat segala yang diminta mereka agar menjadi catatan perbaikan di perusahaan kita," perintahnya tegas berwibawa di antara pimpinan asing yang terlihat tegang dan serius menghadapi masalah bisnis belakangan ini. "D'accord - baiklah." Asisten bekerja cekatan mendengarkan keluh kesah dan permintaan kolega mereka. Bisnis sedikit terpuruk mem
"Hai, sayang!" Sapaan mesra di depan pintu membuyarkan lamunan namun bukan dari mulut Amirah."Keparat kau!" desis Kaivan marah menoleh gadis jalang penggoda mantan kekasihnya di Eropa. "Mau apa ke sini, kita sudah tak ada urusan lagi!""Oh, mon amour, aku datang untukmu!" Celine menghampiri langsung memeluk pujaan hati lama dinanti.Kaivan mengelak dari pelukan iblis wanita tetapi gadis itu malah luruh erat menyentuhnya. "Apa matamu buta tak bisa melihat aku sudah menikahi Amirah, dan istriku sekarang hamil huh?!""Kesempatan kita berbagi kasih sayang yang tertunda," rayu Celine tak tahu malu menjamah rahang keras Kaivan, dan mengecup pelan bibir sang kekasih. "Pernikahan tak menghalangi kau dan aku bersama."Buru-buru CEO tampan mengusap ciuman beraroma niat busuk. "Jangan pernah kau lakukan itu lagi jika tak mau aku lempar dari gedung ini!"Jari jemari Celine Dupuis mengusik kancing kemeja putih miliknya. Dan Kaivan baru tersadar putri Abimanyu memiliki rencana jahat sampai betah b