Share

122. Malam Puncak

Makan malam keluarga Mahardika begitu istimewa. Kedua pengantin berbahagia telah kembali ke rumah. Kaivan bangga memamerkan istri yang baru dinikahi setelah perjuangan begitu panjang dan menegangkan.

"Jadi apa rencana kalian setelah ini 'Van, bulan madu lagi atau terus bekerja?" desak Nyonya Rima.

"Bulan madu 'kan bisa tiap hari," guyon Kaivan depan istri dan keluarga. Sontak cubitan tajam mendarat di pinggang. Ouch! Sedikit mengaduh pura-pura kesakitan. "Duh 'Ra, biru-biru badanku di cubitin kamu terus."

"Abis Mas 'ngomongnya 'ngelantur begitu," kilah Amirah sebal. Apa yang dilakukan pengantin baru setiap waktu tak harus diumbar ke seluruh keluarga. Bikin malu saja.

Berbeda pandangan Nyonya Rima Mahardika berkilat bercahaya mendengar putra sulung sibuk membuat cucu untuknya. "Ga pa-pa 'Ra, Mama senang kok mendengarnya, kasihan 'kan Bagas ingin punya adik."

Di sela mengunyah putra Amirah juga menimpali ucapannya, "Iya Mami, Papa dan Mama sudah janji kok mau kasih adik bayi sepert
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Eet Oot
lanjuut thor ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status