Cepat tangan gadis itu meraih ponsel milik Raya, memicingkan matanya. Jelas di sana tertulis nama Raihan sebagai pengirim. "Kamu pinjem uang Pak Raihan, Ra?" tanya Rani sambil melirik ke arah Raya dan ponsel itu secara bergantian. "Nggak lah, Ran, mana berani aku pinjem uang Pak Raihan, emang aku siapa dia maen pinjem-pinjem duit aja," timpal Raya dengan wajah serius. "Terus ini maksudnya gimana? Nggak mungkin juga, kan, kalau Pak Raihan salah kirim? Atau kamu minta dikirimin?" Rani memberondong tanya pada sepupunya itu. "Ih, kok, ngaco banget pemikiranmu, Ran," balas Raya dengan bibir mengerucut. "Tadi itu ceritanya aku lagi sibuk bikin laporan punyamu, terus Pak Raihan keluar dari ruangannya nyuruh aku siap-siap buat pulang bareng dia lagi. Diperjalanan Bibi telepon ngasih tau kabar Ibu. Aku juga nggak tau, tiba-tiba Pak Raihan minta nomor rekening," cerita Raya dengan wajah berubah serius. "Seriusan?" Rani menautkan alis. "Ya iya lah, Ran, sejak kapan aku suka bohong, sih,"
Last Updated : 2022-11-23 Read more