Home / Rumah Tangga / KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN / Kabanata 91 - Kabanata 100

Lahat ng Kabanata ng KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN: Kabanata 91 - Kabanata 100

149 Kabanata

Jangan Memintaku Menahannya

Gegas ia berjalan menuju koper, mengambil satu setel pakaian santai dari dalamnya. Meletakkan pakaian miliknya di atas tempat tidur berukuran king size itu, lalu beranjak ke kamar mandi. Dari sini Naomi bisa mendengar samar air yang mulai jatuh ke permukaan lantai kamar mandi hotel. Usai membersihkan riasan di wajahnya, Naomi menyiapkan pakaian ganti mikiknya. Berniat untuk mandi karena kulit yang sudah terasa lengket. Faiq ke luar dengan handuk tesampir di antara pusar dan lutut membuat senyum geli terukir di bibir indah Naomi. "Abang nggak ngerasa malu sama Naomi?" tanya Naomi dengan dahi berkerut. Ia sedikit heran dengan Faiq yang menurutnya begitu mudah menyesuaikan dengan status mereka yang sekarang. Faiq hanya tersenyum. Laki-laki itu berjalan mendekat."Mandilah! Setelah shalat nanti Abang akan meminta hak Abang terhadap istri Abang," ucap Faiq. Sekali lagi kecupan lembut mendarat di keni
last updateHuling Na-update : 2022-10-28
Magbasa pa

Keindahan Surga Dunia

Faiq melipat tangan kirinya dengan telapak tangan  menjadi penyangga wajah. Menarik tubuh Naomi supaya menghadap padanya. Menatap lekat wajah cantik yang sedari tadi tak henti mengulas senyum. "Kau tahu, apa saja yang menjadi mimpi Abang selama ini?" tanya Faiq. Tangan kanannya mengusap pelan wajah Naomi, menikmati senyuman kulit tangannya di wajah lembut yang seolah tanpa cela itu. Naomi menggeleng pelan. "Inilah salah satu dari mimpi Abang, Na," ucap Faiq lembut. Naomi mengerutkan dahi, pertanda ia tak paham. "Salah satu mimpi Abang adalah menatap wajahmu dari jarak sedekat ini," jawab Faiq dengan wajah penuh binar bahagia. Naomi hanya menjawab dengan senyum termanisnya. "Kau begitu cantik, Na," bisik Faiq dengan hati berdesir hebat. "Apakah Abang tengah berusaha menggodaku?" tanya Naomi dengan senyum menggoda. Faiq tak lagi menjawab. Kini didekatk
last updateHuling Na-update : 2022-10-29
Magbasa pa

Membujuk Sang Ayah

"Maksud Om?" tanya Sena dengan denga alis bertaut. "Fisiknya saja perempuan, tapi mentalnya laki-laki. Yeni bahkan pernah menghajar janda sebelah rumah waktu aku masih kerja di kalimantan dulu, padahal belum terbukti aku membawa perempuan itu bersamaku seperti ini." Maro berusaha menjelaskan.Sena nampak pias. Bayangan dihajar anak Marno berpenampilan tomboy itu membuatnya susah patah menelan ludahnya sendiri. Sena merenggangkan pelukannya di tubuh Marno. Menatap lekat laki-laki itu dengan gundah. "Apa lebih baik Sena pulang saja sekarang?" tanya Sena dengan mimik wajah getir. Marno berusaha mengendurkan wajah yang semula tegang, lalu tersenyum nakal. "Tenang, Sen. Untuk kali ini tak apa kita bersenang-senang terlebih dahulu karena Yeni juga sedang di kalimantan," ucap Marno tak ingin pertemuannya kali ini sia-sia mengingat hasratnya pada barang haram di sampingnya itu sejak tadi membuncah. 
last updateHuling Na-update : 2022-10-30
Magbasa pa

Maafkan Ayah

"Naomi nggak akan pergi jika Ayah masih tetap ingin tinggal di sini. Naomi sadar Bang Faiq adalah imam bagi Naomi, imam yang harusnya Naomi patuhi semua titahnya selagi itu tak melanggar syari'at agama kita, tapi Naomi juga tak mungkin meninggalkan Ayah dengan usia sekarang dan kesehatan seperti sekarang." Suara perempuan itu terdengar serak. Ia tak sanggup membayangkan jika hal buruk terjadi sedang sang ayah hanya sendiri. Dua laki-laki itu terdiam. Faiq menggenggam erat  jemari sang istri, berusaha menguatkan perempuan yang begitu ia sayangi saat ini. "Naomi tahu, kebanyakan para orang tua memang tak suka tinggal di rumah anak-anak mereka, tapi Naomi hanya memiliki cara ini untuk menunjukkan bakti Naomi terhadap Ayah."Kedua mata itu kini berkaca-kaca, sesaat kemudian kepalanya tertunduk. Tergurat sedih di hati laki-laki tua itu  karena merasa dirinyalah penyebab Naomi terluka. "Maafkan Ayah," lirih laki-lak
last updateHuling Na-update : 2022-10-31
Magbasa pa

Tak Ada Kata Jemu

"Naomi bisa sendiri," jawab Naomi masih dengan wajah murung. Faiq menarik tangan sang istri. Menggandengnya masuk setelah menutup pintu mobil. Naomi merasa selalu diratu-kan kala bersama Faiq. Namun, tetap saja pikiran tentang sang ayah masih belum mampu membuat senyumnya mengembang. "Istirahatlah di sini, Sayang. Abang mau nurunin barang-barang dalam mobil terlebih dahulu," ucap Faiq sambil mengecup lembut kening sang istri. Naomi mengangguk pelan pertanda setuju, hingga akhirnya Faiq beranjak ke luar. Membaringkan tubuhnya di atas ranjang berukuran king size di kamar utama rumah itu. Memeluk guling empuk berisi itu, lalu menutupi wajah dengan ujung pashmina yang ia kenakan. Sepuluh menit berselang Faiq kembali ke kamar, tangannya menyeret dua koper milik Naomi, meletakkannya di sudut ruangan. Dengan hati-hati Faiq mendekat lalu duduk di dekat kepala sang istri. Pelan tangan kir
last updateHuling Na-update : 2022-11-01
Magbasa pa

Luahan Rasa

Belum sempat Naomi menjawab, bibir sang suami telah menyatu dengan bibirnya. Menciptakan rasa hangat penuh gairah. "Kau masih lelah?" tanya Faiq setelah melepas tautan bibirnya dari bibir sang istri. "Nggak juga, cuma 'kan, Naomi baru saja mandi," ucap Naomi dengan senyum kecut. "Kan, bisa mandinya nanti siang. Atau kau bisa meminta Abang melakukannya," bisik Faiq lalu terkekeh pelan. Naomi tertawa cukup keras mendengar kalimat barusan. Suaminya itu seolah tak kehabisan cara untuk menggodanya. "Tak perlu basa-basi jika memang mau. Atau Abang akan menyesal jika Naomi pura-pura tak berminat," balas Naomi sambil terkekeh. "Kau akan tau akibatnya jika membuat Abang gemas terhadapmu."Dengan cepat Faiq meraih tubuh Naomi. Menciumi setiap inci wajah itu. Tangannya bergerak liar menggelitiki area perut hingga area bawah dagu.Naomi berusaha menghindar, namun ia kalah kuat,
last updateHuling Na-update : 2022-11-01
Magbasa pa

Tamu tak diundang

"Apakah Mama mengizinkanku untuk tinggal di sini?" tanya Raihan dengan wajah sendu. Sejak berpisah dari Sena membuat laki-laki itu kian sepi, meski hatinya kini lega karena tak ada lagi yang memasang muka masam saat dirinya pulang setelah seharian bekerja. "Lalu rumahmu?" tanya Mama Maya dengan alis bertaut. "Entahlah. Aku ingin tinggal di sini dulu,"  ucap Raihan tak bersemangat. "Ya sudah, nanti Mama akan sampaikan pada Papa," ucap Mama Maya. Tak sanggup ia menolak permintaan anak bungsunya itu. Suara deru mobil terdengar memasuki garasi luas yang terdapat di sisi kiri rumah itu meski samar. "Papamu sudah pulang. Sekarang kau mandilah, Mama akan menyampaikannya nanti malam. Mama rasa Papa juga tak memiliki alasan untuk tak setuju." Mama Maya bangkit, berjalan untuk menyambut kedatangan sang suami yang baru saja pulang dari kantor cabang di kota sebelah yang kini dipimpin oleh putra sulungnya.
last updateHuling Na-update : 2022-11-02
Magbasa pa

Kemarahan Istri Sah

Susah payah Marno menelan ludahnya sendiri, kedatangan Yeni di saat tak tepat ini membuat tubuh Marno yang semula terasa segar kini menjadi panas dingin. Dengan cepat ia berjalan menuju pintu, menguncinya dari dalam. Laki-laki itu gemetaran. Jika dilihat dari postur tubuh tak semestinya ia menjadi pecundang seperti sekarang. Namun, dari segi kekuasaan dalam rumah tangga, istrinya lebih segalanya. Santi istrinya adalah anak dari pengusaha tekstil tempat ia bekerja. Marno di jakarta pun atas kepercayaan mertuanya untuk mengawasi perusahaan cabang milik keluarga Santi. "Mana laki-laki itu?!" tanya Yeni dengan nada membentak. Melihat ada kesempatan, Sena bergegas berlari ke kamar di mana Marno berada. Ia tak ingin menanggung sakit ini sendiri saja tanpa melawan atau menemukan pembelaan. Sayangnya, tangan Santi mencekal kuat tangan Sena lalu menghempaskan perempuan itu kembali ke sofa. "Diam di sini
last updateHuling Na-update : 2022-11-02
Magbasa pa

Nasib Sena

"Kumohon, ampuni aku. Aku berjanji tak akan mengulangi hal serupa," ucap Sena dengan wajah basah oleh air mata. "Seharusnya pertemuanmu dengan Yeni pertama kalinya membuat akhir dari perbuatan biadab kalian!" Santi mengeram. Tangannya menggenggam erat gunting berukuran cukup besar dengan gagang coklat itu. Emosi perempuan itu kian memuncak. Tanpa menunggu lebih lama, tangan kirinya mencengkram rambut Sena sedang tangan kanannya memanfaatkan gunting yang sejak tadi menganggur kepada pungsi semestinya. Krek! Krek! Krek! Benda tajam yang berfungsi sebagai alat pemotong itu kini dengan lihai membabat rambut berwarna tak alami itu. Sena menjerit histeris ketika menyadari gumpalan-gumpalan rambutnya teronggok di lantai. Rambut yang selalu ia rawat dengan harga mahal itu kini tak lagi berarti ketika terpisah dari akarnya. Ingin rasanya ia mengelak, berharap masih belum terlalu parah. Namun, baru saja
last updateHuling Na-update : 2022-11-03
Magbasa pa

Pentingnya saling percaya

Hari berlalu terasa begitu cepat bagi Naomi maupun Faiq. Indahnya memadu kasih sebagai pasangan pengantin baru membuat keduanya larut dalam perasaan serupa, hingga antara hasrat dan cinta terasa begitu sulit untuk dibedakan. Hari ini tepat sebulan sudah pernikahan mereka dan perlakuan Faiq terhadap Naomi tak ada yang berubah."Apa kau tak berniat untuk berbulan madu, Na?" tanya Faiq sambil mengangkat kepala Naomi untuk bersandar di lengannya. Keduanya tengah bersantai di balkon kamar malam ini. Menghabiskan waktu ditemani teh hangat, di bawah sinar bulan yang nampak bulat sempurna. Naomi menoleh ke arah sang suami, lalu tersenyum lembut. Saat seperti sekarang adalah saat yang paling ia rindukan. Ia tak pernah bosan melakukannya bahkan untuk setiap harinya. "Bagi Naomi tak ada bedanya di manapun, asal bersama Abang," ucapnya sambil mengerat pelukannya di tubuh Faiq. Ia bukan tengah menggoda sang suami, melainka
last updateHuling Na-update : 2022-11-04
Magbasa pa
PREV
1
...
89101112
...
15
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status