“Tadi ban mobilnya Kevin bocor Ma, jadi Nina tebengin dia,” ngeles Nina. Kevin lagi-lagi dibuat tercengang oleh perempuan yang berdiri di sampingnya. Bagaimana bisa dia berbohong dengan mulus tanpa hambatan. “Ohh gitu.” Nala mengangguk-anggukkan kepalanya. “Masuk dulu yuk, Mama tadi bawa rica-rica bebek kesukaan Kevin. Ayo Nina,” ajak Nala. “Ehh... Nina harus pulang Ma, Mas Levi sekarang pasti nunggu kepulanganku,” tolak Nina secara halus. “Oh iya, hati-hati ya Nin,” jawab Nala. Nina langsung mencium tangan Nala dan masuk ke dalam mobilnya. Kevin dan Nala pun masuk ke dalam rumah. Dada Kevin berdetak kencang melihat David, ayah mertuanya. Lelaki itu menatapnya dengan tajam. Ia sudah berkali-kali mendapatkan tatapan tajam dari ayah mertuanya. Namun, hari ini lebih gahar dibanding sebelumnya. “Darimana kamu?” suara bariton David memenuhi seluruh ruangan. “E... dari cafe teman Pa,” jawab Kevin dengan gugup. Ada beberapa pe
Baca selengkapnya